Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Diskoria bersama Isyana Sarasvati dan Ardhito Pramono Rilis Lagu Penghormatan untuk Naif

Basuki Eka Purnama
24/10/2021 13:15

PADA awal 2021, tepatnya pada Februari, David Bayu mengatakan untuk pertama kali dalam sebuah wawancara bahwa Naif, band yang didirikannya bersama para mahasiswa Institut Kesenian Jakarta, vakum. 

Tidak lama berselang, tepatnya pada Mei 2021, bassist Emil Hussein juga dalam sebuah wawancara mengumumkan dirinya dan drummer Franki “Pepeng” Indrasmoro keluar dari Naif.

Kabar vakum dan mundurnya dua personel naif membuat gempar. Hanya gitaris Fajar “Jarwo” Endra Taruna yang bersikukuh band yang terbentuk pada1995 itu masih ada. 

Baca juga: Savage Jadi MV Tercepat Aespa yang Capai 100 Juta Views

Jarwo dalam berbagai kesempatan mengatakan dirinya tidak menyetujui pembubaran naif. Sehingga, secara de jure Naif masih ada, namun secara de facto band ini sudah tidak aktif lagi.

Lepas dari apapun keputusan para personel Naif dan nasib band itu ke depan, rasanya kita semua sepakat bahwa apa yang terjadi pada Naif membuat kita merasa kehilangan. 

Entah berapa juta orang melalui masa jatuh cinta, patah hati, suka, duka, dan bahkan merayakan malam-malam keakraban bersama para sahabat atau sekadar nongkrong dengan menyanyikan lagu Naif. 

Tidak bisa dipungkiri bahwa karya Naif sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Jika pada 2000, Naif lewat judul album kedua mengatakan Jangan Terlalu Naif. Merasakan bagaimana duka dan terpukulnya kita melihat apa yang terjadi pada naif, rasanya pada hari ini kita sepakat untuk menjawab judul album itu dengan, “Kita sudah terlalu Naif.”

Kolektif Suara Disko, dalam proyek eksperimental musik berseri Studio Pop Show, merespons apa yang terjadi dengan Naif lewat sebuah proyek kolaborasi lagu  penghormatan berjudul Yth: Naif. Penjudulan ini mengingatkan kita pada lagu Yts: Ibu, yang dirilis Naif pada 2002 lewat album Titik Cerah.

Yth: Naif ditulis oleh Ricky Surya Virgana (White Shoes and The Couples Company) bersama dengan Arif Fauzan (Irama Pantai Selatan) yang membantu penulisan lirik. Kemudian lagu itu dibawakan Isyana Sarasvati dan Ardhito Pramono. 

Adapun Diskoria bersama Ricky menjadi produser dan turut melibatkan Gilang Gombloh serta Adjis Doaibu sebagai perwakilan KawaNAIF.

“Seberapa penting proyek ini untuk kami? Sama pentingnya dengan menggambarkan sejarah yang juga kami alami pada jejak langkah kami dulu. Sejarah tumbuh dengan lagu-lagu Naif yang saya rasa sangat komplet tema-temanya menemani masa muda kami. Dan sepenting itu juga memilih kolaborator yang menurut kami cocok meneruskan tongkat estafet soal rasa yang kami punya dulu, lewat Isyana dan Ardhito,” ujar Fadli Aat dari Diskoria. 

Dalam proses produksi musik, Ricky melibatkan John Navid (White Shoes And The Couples Company) pada drum, Warman Nasution pada gitar, Doni Joesran pada keys, Harry Winanto pada flute, dan Rolanda Sasongko pada violin. 

Bagi Ricky, mengerjakan proyek ini adalah sebuah kehormatan, mengingat bagaimana dia tumbuh bersama karya-karya Naif.

“Di masa-masa SMA dulu besar dengan lagu-lagu Naif, terutama dari tiga album pertama Naif. Lumayan mengisi hari-hari gue dan gue terinspirasi dari aransemen lagu-lagunya, visual yang ditawarkan, sampai video klip yang mereka buat. Mereka memberi warna baru dengan segala kemasan yang mereka berikan dan performance mereka. Rasanya belum ada lagi sampai sekarang band yang menampilkan pertunjukan seperti Naif,” kata Ricky.

Bagi Diskoria, ini bukan lagu penghormatan untuk musisi yang pertama mereka kerjakan. Sebelumnya, Diskoria berkolaborasi dengan Lale, Ilman, Nino, dan Eva Celia berhasil merilis lagu berjudul C.H.R.I.S.Y.E. Kini, lewat Yth: Naif, Diskoria berharap bahwa karya-karya NAIF tetap terus dirayakan. 

Berkaca sedikit ke belakang, lagu Yth: Naif menambah daftar lagu-lagu yang secara khusus didedikasikan untuk para musisi oleh musisi. 

Di Indonesia, salah satu musisi yang memulai tradisi menghormati seniman lain lewat lagu adalah Titiek Puspa. Pada 1974, Titiek Puspa menulis lagu berjudul Bing, setelah mendengar kabar Bing Slamet meninggal. 

Tradisi menghormati seniman lain dengan karya adalah penting, sebagai bukti iklim kesenian kita memiliki adab yang luhur, saling mengapresiasi dan menghormati. 

Di samping itu, lagu-lagu yang didedikasikan untuk para seniman menjadi sebuah monumen sejarah yang mengabadikan bagaimana pentingnya sosok itu dalam perjalanan panjang industri kesenian kita. 

“Analoginya kita seperti memberi hadiah kepada Naif atas karya-karyanya yang sudah menginspirasi kita semua. Harapan kita lainnya, untuk teman-teman lain yang mendengarkan Naif terwakilkan perasaannya,” tutup Merdi Simanjuntak dari Diskoria.

Yth: Naif dirilis pada 22 Oktober 2021 dan dapat didengar melalui seluruh platform musik digital. 

Tanggal 22 Oktober dipilih bertepatan dengan ulang tahun Naif. Video musik lagu ini dikerjakan oleh seniman visual Narpati Awangga atau lebih dikenal dengan sapaan Oomleo, dan dibantu oleh Dian Tamara. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya