Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PARA jemaah calon haji telah memasuki puncak rangkaian ibadah ibadah haji mulai hari ini. Sejumlah jemaah mengaku lebih banyak berdiam diri di hotel untuk menjaga kondisi kesehatan menjelang wukuf di arafah.
"SAYA jalan kaki sekitar hotel setelah salat subuh, sekitar hotel saja keliling untuk persiapan pemberangkatan puncak haji Jumat (9/8), tetap berolahraga sedikit," kata Misawinarta Marhan 71 tahun, Kamis (8/8).
Jemaah haji asal Lampung dari embarkasi Jakarta Bekasi (JKG) 7 itu menceritakan kegiatannya, lebih banyak di hotel menjelang Armuzdna (8 dzulhijjah sd 13 Dzulhijjah).
Menurut Misawinarta, kegiatan yang dilakukannya saat ini setiap hari lebih banyak di hotel, dan pergi solat hanya ke masjid di belakang hotel, atau masjid di seberang hotel.
Baca juga: Jelang Puncak Haji, Soal Kesehatan Diingatkan
Sejak pagi, kata dia, bangun solat subuh, zikir dan berdoa dilakukan di masjid. Dan setelah itu, jalan kaki ke beberapa toko di sekitar hotel, dan kembali lagi ke hotel untuk beristirahat.
"Saya kadang solat di masjid seberang hotel, lalu balik beli sarapan di toko toko dekat hotel, atau makan mie, atau masak juga, ada rice cooker di kamar isteri saya, " kata Misawinarta, yang pergi berhaji dengan isterinya Syarifah S. Asmaya 66 tahun.
Misawinarta yang sehari hari bekerja sebagai petani dan pedagang kopi serta merica di Kotabumi Lampung Utara tersebut, mengaku, dirinya mempersiapkan diri menjaga kondisi fisik menjelang armuzdna dengan memilih lebih banyak berada di hotel. Dan untuk makan, yang saat ini dihentikan sementara (pada 5, 6, 7 dzulhijjah, dan 14, 15 dzulhijjah), Misawinarta, memilih menunggu makanan yang dimasak isterinya.
"Kadang kadang masak tempe, kangkung, mie, tidak maksa harus makan apa, apa saja, "katanya lagi.
Harun, 53 tahun asal embarkasi Palembang yang bertemu saat sedang berjalan kaki mencari nasi kambing Turki, Kamis (8/8), mengaku hanya keluar untuk mencari makanan, dan selebihnya kegiatan dilakukan di dalam hotel dan masjid sekitar hotel.
Muzakir, 56 tahun, jemaah haji dari embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG), Kamis (8/8) mengatakan, menunggu puncak haji dengan lebih banyak berdiam di hotel, dan solat di sekitar hotel. Untuk makan, kata Muzakir, dia dan teman satu kamarnya memasak menggunakan rice cooker, dari beras yang dibawa dari tanah air.
"Saya bawa beras sekitar 5 kilo dalam jerigen, nanti balik ke tanah air jerigennya untuk isi air zam zam. Saya dan teman satu kamar ramai ramai memasak bergantian, rice cooker dapat pinjaman dari mukimin (orang Indonesia yang bermukim di Arab Saudi). (OL-4)
KEMENTERIAN Agama menggelar rapat kerja nasional evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 1440H/2019 M, di Jakarta, 8 - 10 Oktober
Ketiga jemaah haji itu diperbolehkan pulang atas rekomendasi Medif (Medical Informatian Form) dan dinilai layak terbang
KEBERHASILAN sistem penempatan jemaah haji yang diterapkan pada penyelenggaraan haji 2019 menjadi alasan pemerintah untuk mempertahankan sistem tersebut pada penyelenggaraan haji
“Kemenag akan melakukan pertemuan dengan kementerian terkait, seperti kemenlu, kemenaker, kementerian pariwisata, imigrasi, untuk membuat regulasi."
Jemaah haji Indonesia yang terakhir mendapatkan Eyab, sesuai data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) adalah embarkasi SUB (Surabaya) 84, SUB 85 serta Jakarta (JKG) 65.
"Setiap tahun pelaksanaan ibadah haji akan ada petugas-petugas yang ditunjuk pemerintah untuk membadalkan jemaah yang meninggal dunia," kata Khalillurrahman di Madinah, Selasa, (9/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved