Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
JEMAAH haji Indonesia gelombang satu yang diberangkatkan dari Madinah ke Makkah diharapkan tidak membawa barang-barang yang berlebihan. Karena, dikhawatirkan kapasitas bus tidak cukup.
Kepala Seksi Transportasi Madinah, Fitsa Baharuddin, menyampaikan hal itu, di Kantor Urusan Haji, Kamis (11/7) malam waktu Arab Saudi (WAS).
"Pemberangkatan pertama (tanggal 14 Juli) akan dilakukan untuk tiga kloter, yaitu kloter Surabaya 1 (SUB), Batam 1 dan 2 (BTH)," jelas Fitsa seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia, Sitria Hamid, dari Madinah .
Menurut dia, bus yang digunakan berkapasitas maksimal 50 penumpang. Dan dalam satu rombongan jumlahnya berkisar antara 46 hingga 50 orang.
Baca juga: Jemaah Haji Gelombang I Madinah Dipastikan Singgah di Bir Ali
Namun, lanjut dia, kapasitas bagasi bus terbatas sehingga jemaah diminta tidak membawa barang-barang berlebih. Biasanya bawaan jemaah bertambah karena membawa oleh-oleh atau suvenir dari Madinah. Untuk jemaah gelombang pertama, kata dia,bisa membeli oleh-oleh di Makkah.
"Biasanya bagasi overload, kapasitas bus di bagasi sangat terbatas. Isinya oleh-oleh, kemudian ada yang bawa perlengkapan alat masak, itu yang jadi over bagasi," kata Fitsa.
Kekhawatiran lainnya adalah keterlambatan keberangkatan bus, terutama dengan jadwal pukul 20.00 WAS. Mengingat, pos Bir Ali sebagai lokasi pengambilan miqot atau niat ihram memiliki batas waktu hingga pukul 22.00 WAS.
"Jika memberangkatkan lambat di Bir Ali, mereka harus balik lagi," kata Fitsa.
Sebanyak 94.550 jemaah haji dan petugas termasuk dalam gelombang pertama yang ke Madinah. Mereka terdiri dari 229 kloter yang datang ke Madinah rata-rata 14-18 kloter per harinya. (OL-1)
KEMENTERIAN Agama menggelar rapat kerja nasional evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 1440H/2019 M, di Jakarta, 8 - 10 Oktober
Ketiga jemaah haji itu diperbolehkan pulang atas rekomendasi Medif (Medical Informatian Form) dan dinilai layak terbang
KEBERHASILAN sistem penempatan jemaah haji yang diterapkan pada penyelenggaraan haji 2019 menjadi alasan pemerintah untuk mempertahankan sistem tersebut pada penyelenggaraan haji
“Kemenag akan melakukan pertemuan dengan kementerian terkait, seperti kemenlu, kemenaker, kementerian pariwisata, imigrasi, untuk membuat regulasi."
Jemaah haji Indonesia yang terakhir mendapatkan Eyab, sesuai data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) adalah embarkasi SUB (Surabaya) 84, SUB 85 serta Jakarta (JKG) 65.
"Setiap tahun pelaksanaan ibadah haji akan ada petugas-petugas yang ditunjuk pemerintah untuk membadalkan jemaah yang meninggal dunia," kata Khalillurrahman di Madinah, Selasa, (9/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved