Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Derita Klub di Tengah Ketidakpastian

Rifaldi Putra Irianto
15/1/2021 05:35
Derita Klub di Tengah Ketidakpastian
BUBARKAN TIM: Pemain Madura United saat menjalani latihan di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, awal September tahun lalu(MI/M GHOZI)

DIHENTIKANNYA Liga 1 dan Liga 2 akibat pandemi covid-19 merugikan banyak pihak. Salah satu yang dirugikan tentu ialah klub. Mereka kini tidak memiliki pemasukan dari tiket dan sponsor sehingga sulit membayar gaji pemain.

Yang lebih parahnya lagi, akibat terhentinya kompetisi hingga waktu yang belum ditentukan, sejumlah klub terpaksa harus membubarkan timnya.

Persipura Jayapura menjadi salah satu klub yang terdampak dari dihentikannya kompetisi, klub yang memiliki julukan 'Mutiara Hitam' itu terpaksa membubarkan tim akibat kesulitan finansial.

"Kami putuskan Persipura menghentikan seluruh aktivitas. Situasi finansial semakin sulit bagi kami untuk terus membayar gaji pemain, pelatih, dan seluruh ofisial," ucap Ketua Umum Persipura Benhur Tommy Mano dalam keterangan resmi klub, Rabu (6/1).

Disebutkan, keuangan Persipura dipastikan kolaps setelah salah satu sponsor mereka, yakni Bank Papua tak membayarkan sisa kontrak sebesar Rp5 miliar.

"Dengan keputusan dari Bank Papua ini berarti kami tidak lagi punya sumber dana untuk beraktivitas dan kita semua tahu bagaimana menurunnya kondisi ekonomi selama pandemi covid-19 sehingga kemampuan kami secara finansial juga menurun. Sementara itu, ada kewajiban untuk membayar gaji seluruh personel tim," tuturnya.

"Tentu kami sangat menyayangkan situasi ini, tetapi kami tidak mungkin memaksakan tim berjalan tanpa membayar gaji pemain, pelatih, dan ofisial," tuturnya lagi.

Saat ditanya terkait kapan dibentuk kembalinya kesebelasan baru dan seluruh kegiatan tim kembali dimulai, Benhur mengatakan hal tersebut akan kembali dilakukan sampai Persipura mendapatkan dukungan sponsor yang pasti. "Sampai kapan? Sampai kita dapat dukungan sponsor yang jelas dan pasti," tukasnya.

Hingga saat ini setidaknya sudah ada dua klub Liga 1 yang membubarkan diri akibat dari ketidakpastian penyelenggaraan kompetisi sepak bola Indonesia. Sebelum Persipura Jayapura, Madura United menjadi tim pertama yang mengumumkan pembubaran tim.

Berbeda dengan Persipura yang membubarkan tim karena masalah finansial, 'Laskar Sape Kerab' itu membubarkan tim disebabkan banyaknya kontrak pemain yang habis pada Desember 2020 dan mereka memutuskan untuk membubarkan tim karena tidak ingin terlarut dalam ketidakjelasan kompetisi akibat pandemi.

Dikatakan Madura United, saat ini klub ingin fokus pada evaluasi manajemen dan memaksimalkan upaya untuk mendapatkan kembali lisensi klub profesional AFC.

Dari klub lain, Borneo FC mengumumkan telah melepas penyerang asal Brasil Diogo Campos setelah sebelumnya juga mengakhiri kerja sama dengan Francisco Torres sebagai imbas dari ketiadaan kompetisi.

Dikutip dari laman resmi klub, manajemen Borneo FC tak menyebutkan alasan melepas Diogo Campos. Namun, nasib kompetisi yang tak jelas disinyalir menjadi penyebab utamanya.

"Ya baik Borneo FC maupun Campos sepakat untuk tidak melanjutkan kerja sama. Ini keputusan terbaik bagi kedua belah pihak," ujar Manajer Borneo FC Farid Abubakar.

Selama berkostum Pesut Etam, Campos selalu menjadi pilihan utama pelatih terdahulu, Edson Tavares. Meski belum mencetak gol di tiga laga awal, Campos nyatanya memberikan warna berbeda di lini depan Borneo FC.

 

Ganggu motivasi tim

Persib Bandung mengaku hingga saat ini masih menunggu kepastian terkait dengan penyelenggaraan kompetisi. Pelatih Persib Robert Alberts mengatakan pihaknya tidak memiliki informasi apa pun terkait dengan jadwal liga.

"Tidak ada informasi (terkait dengan kepastian kompetisi), satu-satunya informasi yang saya ketahui ialah akan ada pertemuan antara Exco PSSI di pertengahan bulan ini," sebut Alberts.

Pria asal Belanda itu pun mengakui, untuk menjaga performa pemain saat ini skuadnya masih terus melakukan program latihan individu sampai dengan adanya kepastian dan pernyataan resmi terkait dengan liga.

Disebutnya, penundaan liga yang telah memakan waktu terlalu lama cukup mengganggu mentalitas dan motivasi tim. Ketiadaan liga juga berpengaruh terhadap kesehatan finansial klub, pelatih, dan pemain.

"Kami ialah korban dari kebijakan sepak bola di Indonesia, yang mana ini sangat kita sayangkan," terangnya.

Diketahui, dari tiga pekan Liga 1 yang sempat digelar sebelum ditangguhkan pada Maret 2020, Persib sukses mencatat hasil sempurna berupa tiga kemenangan, klub yang memiliki julukan 'Maung Bandung' itu berhasil mencetak tujuh gol dan memantaskan diri bertengger di puncak klasemen sementara Liga 1.

Meski berada di atas angin jika Liga 1 dilanjutkan, Robert berpandangan sudah seharusnya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan PT Liga Indonesia Baru melangkah memikirkan rencana selanjutnya yang lebih matang dan jelas. Itu lebih baik ketimbang memikirkan kelanjutan liga.

"Dan saya sekali lagi menekankan untuk berhenti memikirkan liga 2020, hentikan sesuai aturan FIFA dan fokus menatap musim 2021 supaya semua bisa kembali segar dan termotivasi lagi. Kita ialah salah satu liga terbaik di regional ini, tapi saat ini kami satu-satunya negara yang tidak bermain sepak bola," ungkapnya. (Ant/R-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya