Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PEREDARAN narkoba selama setahun terakhir terus menggeliat. Pandemi covid-19 yang terjadi hampir sepanjang tahun 2020 tak membuat pelaku, mulai dari produsen, bandar, pengedar, dan pemakai menghentikan aktivitasnya.
Siasat dan modus baru digunakan untuk melancarkan peredaran barang haram itu. Meski demikian, jajaran Polda Metro Jaya melalui Direktorat Narkoba terus berupaya memberantas peredaran guna menciptakan Ibu Kota yang bebas dari narkoba.
Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil Imran menyebut kasus narkoba yang ditangani Direktorat Reserse Narkoba di DKI Jakarta mengalami penurunan sebesar 23% sepanjang 2020. Ia mengatakan kasus narkoba pada 2020 tercatat 4.548 kasus atau turun 1.345 kasus dibanding tahun 2019 dengan 5.893 kasus. "Kasus narkoba turun 23% sepanjang 2020," kata Fadil.
Di samping itu, Fadil mengatakan ada peningkatan dalam kasus narkoba yang terselesaikan, yakni sebesar 13%. Pada 2020, sebanyak 4.667 kasus telah diselesaikan. Hal ini meningkat ketimbang tahun sebelumnya, yakni 5.283 kasus.
Sementara itu, Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Mukti Juharsa mengatakan narkoba jenis sabu mengalami peningkatan setahun terakhir. Ia merinci dari Januari hingga November 2020, pihaknya mengamankan 703 kilogram sabu. Jumlah itu meningkat dibanding tahun lalu dengan sabu sebanyak 630 kilogram.
Mukti mengatakan kenaikan itu juga dipengaruhi sindikat internasional yang mengedarkannya di Indonesia, khususnya DKI Jakarta. Ia mengatakan akan terus mendalami sindikat internasional yang mengedarkan barang haram itu di Ibu Kota. "Kami terus lakukan pendalaman," kata Mukti.
Ia mengatakan adanya pandemi bukan menjadi alasan pihaknya berhenti mengejar para pelaku. "(Meski) pandemi, kita terus bekerja. Tidak berpengaruh. Informan semuanya terus bekerja," kata Mukti.
Selain itu, ia merinci selama 2020, pihaknya juga telah menangkap 19 produsen, 20 bandar, 5.176 pengedar, dan 391 pemakai. Meski tak menyebutkan namanya, ia mengaku produsen dan bandar yang ditangkap itu merupakan pemain besar yang berpengaruh dalam peredaran narkoba di Ibu Kota."Ya, ini semuanya pemain besar. Ke depan kita kejar pemain lainnya," kata Mukti.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menambahkan petugas di lapangan masih terus mengejar pelaku dari produsen, bandar, pengedar, hingga pemakai. Ia mengatakan pandemi covid-19 tak membuat polisi mengendurkan pengawasan dan terus melakukan pengungkapan demi memberantas peredaran narkoba.
"Petugas operasional tetap bekerja sesuai dengan petunjuk dan anggota masih tersebar di lapangan, karena takutnya ada indikasi mereka melihat petugas sibuk tangani covid-19. Ada kemungkinan mereka anggap ada kelemahan, tapi di sini tidak ada," kata Yusri.
Yusri mengatakan jajaran dari Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya bersama Bareskrim Polri terus berupaya dalam memberantas peredaran narkoba dan mengidentifikasi potensi peredarannya, khususnya di Ibu Kota. Hal itu dilakukan guna menciptakan Ibu Kota yang bebas dari narkoba.
"Polda dengan tim khusus Mabes Polri terus bekerja di lapangan melakukan profiling, karena memang Kapolda sampaikan zero narkoba untuk Jakarta," kata Yusri.
Upaya itu terus dilakukan dengan yang terakhir berhasil mengungkap 202 kilogram sabu di Petamburan, Jakarta Pusat, pada penghujung 2020. Sabu itu dikemas dengan bungkus teh Tiongkok. Polisi mengamankan 10 tersangka yang diduga merupakan sindikat narkoba Timur Tengah itu.
Pengungkapan itu merupakan pendalaman dari paket sabu seberat 288 kilogram yang diamankan di Serpong pada Januari lalu dan sabu seberat 800 Kilogram di Serang, Banten pada Mei lalu. Hal itu diketahui karena memiliki kesamaan kode 555 yang ada di narkoba tersebut.
"Kalau masih ingat pada saat ditangkap di Tangerang itu tetap pakai kode 555. Jadi ini masuknya dari Timur Tengah," kata Yusri.
Hasil penjualan sabu tersebut digunakan untuk membiayai aksi teror di Timur Tengah. Yusri mengatakan pihaknya akan terus mengusut jaringan tersebut dan juga mendalami adanya keterkaitan dengan kelompok teroris yang ada di Indonesia.
Modus daring
Adanya pandemi covid-19 dan adanya kebijakan PSBB itu juga mengubah tren peredaran narkoba di Ibu Kota. Mukti Juharsa juga membenarkan hal tersebut. Penerapan PSBB di Ibu Kota dan penutupan tempat hiburan telah membuat apartemen dan hotel menjadi tempat baru pesta narkoba.
Ia mengatakan beberapa kali ia menangkap pengedar dan pemakai di sejumlah apartemen di Jakarta. Hal itu disebabkan terbatasnya pergerakan, sehingga hotel dan apartemen menjadi pilihan.
"Aktivitas masyarakat yang terbatas membuat pesta narkoba di rumah, apartemen, dan hotel. Yang biasanya di tempat hiburan, kini mulai berpindah. Mereka berpikir polisi fokus pandemi dan lengah, sehingga berusaha memanfaatkan situasi," kata Mukti.
Selain itu, ia mengatakan pengiriman melalui daring dan ekspedisi juga menjadi tren peredaran narkoba lintas daerah. Ia mengatakan pihaknya terus menelusuri adanya pengiriman dari luar kota melalui laporan warga dan pihak ekspedisi. "Transaksi secara daring kini mulai marak. Kami juga masih dalami modus peredaran lainnya."
Kasus dengan modus peredaran menggunakan kargo dan ekspedisi menjadi salah satu kasus yang pernah diungkap Polres Jakarta Timur, November lalu. Saat itu polisi membongkar pengiriman 159 kilogram ganja dari dua sindikat narkoba Aceh. Ganja itu dikirim menggunakan jasa ekspedisi dengan dalih paket listrik dan provider ponsel.
"Dikirim melalui jasa pengiriman atau jasa ekspedisi dengan cara disamarkan dengan membungkus dengan kotak kayu yang seolah-olah barang itu merupakan kiriman atau paket dari PLN dan Telkomsel. Itu untuk mengelabui petugas ekspedisi," ucap Kapolres Jakarta Timur Kombes Arie Ardian.
Selain itu, Polres Jakarta Barat juga mengungkap peredaran ganja dengan menelusurinya hingga Mandailing Natal, Sumatra Utara, dengan modus yang lain, yakni diselipkan di buah kedondong. Berbekal informasi dari masyarakat mengenai adanya pengiriman ganja ke Jakarta, Satresnarkoba Polres Jakarta Barat bergerak cepat dan menerjunkan personel.
Kapolres Jakarta Barat Kombes Audie S Latuheru mengatakan setelah personel melakukan penelusuran, pihaknya kemudian mendapati truk bermuatan buah kedondong yang diduga membawa ganja.
Setelah dilakukan pembongkaran ternyata ada 173 kg ganja dalam 12 keranjang yang dicampur dengan kedondong. "Jadi dalam keranjang itu di bawahnya kedondong, lalu ganja, lalu ditutupi lagi di atasnya dengan kedondong. Itu mau dikirim ke Jakarta. Anggota berhasil mengamankan sebanyak 173 kg lebih," kata Audie.
Polisi menangkap dua kurir berinisial NG dan IP di Sijunjung Sumatra Barat. Kemudian, meringkus empat pelaku yang akan menerima ganja itu di Ciputat, Tangerang Selatan, yakni berinisial M alias O, SD, SA, dan MS.
Kasat Narkoba Polres Jakarta Barat Kompol Ronaldo Maradona mengatakan pihaknya telah menggagalkan ganja yang sedianya diedarkan pada malam Tahun Baru 2021. "Kami akan melakukan rangkaian kegiatan untuk minimalisasi penyalahgunaan narkoba menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru," ujar Ronaldo. (J-1)
Fokus adalah keterampilan penting yang memengaruhi produktivitas dan efisiensi dalam berbagai aktivitas.
Memindahkan pom-pom sesuai warna bisa melatih fokus dan konsentrasi, meningkatkan keterampilan motorik halus, dan melatih koordinasi mata serta tangan.
Refocusing dilakukan dengan mengalihkan anggaran yang kegiatannya dapat ditunda dan digunakan untuk penanganan pagebluk oleh masing-masing instansi.
Untuk menghindari melakukan satu tugas yang memakan waktu secara berurutan, pertimbangkan memulai aktivitas atau tugas dengan yang termudah.
ALAT uji kognitif anak berbasis gim pertama di Indonesia yang telah melewati tahapan validasi oleh Unit Psikometrika Universitas Gadjah Mada (UGM), Batique,
PEGUNUNGAN Meratus merupakan kawasan yang membelah Provinsi Kalimantan Selatan lalu membentang hingga ke perbatasan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved