Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Mengungkap Sindikat Ganja dari Mandailing Natal

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
05/1/2021 05:45
Mengungkap Sindikat Ganja dari Mandailing Natal
Pemusnahan ladang ganja oleh Polres Madina. Lokasi di Huta Bangun, Panyabungan Timur, Madina, Sumut. 24 Oktober 2011(Siska Nurifah )

"KAMU pernah nonton film Narcos Mexico di Netflix? Di sana ada ladang ganja berhektare-hektare di tengah gurun. Ini mirip dengan yang di Mandailing Natal. Bedanya ini di perbukitan. Sejauh mata memandang isinya pohon ganja semua," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno Siregar dalam sebuah perbincangan beberapa waktu lalu.

Krisno menuturkan banyaknya ladang ganja di Mandailing Natal, Suma-tra Utara, disebabkan kontur tanah yang tinggi. "Saya kira karena tempatnya itu di atas bukit, karena kita menuju sana juga medannya tidak mudah. Saya saja berjalan naik turun bukit hingga 3 jam untuk sampai ke lokasi," tutur Krisno kepada Media Indonesia.

Selasa (8/12/2020), Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengumumkan menangkap tiga orang terduga pemilik 5 hektare ladang ganja. Ladang ganja itu berada di pegunungan Torsipira Manuk, Desa Pardomuan Huta Tua, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara.

Krisno mengatakan di lokasi itu petugas menemukan ladang ganja dengan jumlah tanaman ganja sekitar 17.500 batang pohon ganja dengan tinggi 3 meter, 1 meter, 60 cm, dan 30 cm.

Ladang itu diduga kuat dimiliki Mukri, 43. Dalam kegiatannya, Mukri dibantu Abdul Rahman, 38, dan Cakanan Rangkuti, 29. Ketiganya kini dalam penahanan polisi. Ketiga tersangka ditangkap Jumat (4/12/2020) di Desa Pardomuan Huta Tua, Kecamatan Panyabungan Timur, Mandailing Natal.

"Setelah dilakukan pengembangan, Satres Narkoba Polres Mandailing Natal melakukan penyelidikan ke Desa Pardomuan Huta Tua, Kecamatan Panyabungan Timur, dan menemukan ladang ganja milik Mukri sebanyak 5 hektare dengan jarak tempuh dari Desa Huta Tua ke TKP selama 3,5 jam," kata Krisno.

Lalu pada Senin (7/12/2020) dilakukan pemusnahan barang bukti bersama dengan Direktur Narkoba Polda Sumut Kombes Robert Dacosta, Bea dan Cukai Provinsi Sumut dan Sumbar, serta Kota Sibolga. Ada 284 kilogram ganja dan 10 ribu pohon ganja yang ditemukan di sana.

Tidak lama berselang, Polres Jakarta Barat menggagalkan penyelundupan ganja dari Sumatra Utara ke Jakarta pada Rabu (9/12/2020) dini hari. Kapores Jakarta Barat Audie S Latuheru mengatakan dua penyelundup ganja berinisial NG, 29, dan IP, 25, ditangkap polisi.

Kedua pelaku ditangkap saat sedang mengemudikan truk berisi ratusan kilogram ganja. Di truk yang tersebut, ratusan ganja disamarkan dengan ditumpuk buah-buahan.

"Ini asalnya dari Mandailing Natal, Sumatra Utara. Jadi, pelaku ini menaruh ganja di tengah-tengah buah kedondong (atas kedondong, tengah ganja, bawah kedondong)," ungkap Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Ronaldo Maradona Siregar.

Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatra Utara mengungkap ladang ganja seluas kurang lebih 8 hektare di Kabupaten Mandailing Natal. Uniknya, tidak ada pihak yang diamankan atas temuan ladang ganja tersebut.

 

Peredaran tradisional

Krisno menyebut peredaran ganja dari Mandailing Natal menuju kota-kota di Indonesia marak melalui jalur tradisional. Namun, dirinya tak menampik bahwa banyak pengedar yang mengirimkan ganja dari Mandailing Natal menggunakan media sosial atau daring.

"Peredarannya ada jalur transportasi darat, tapi tekniknya sesuai dengan kekinian, itu mereka menggunakan internet, media sosial. Jadi, pengirimannya melalui sarana transportasi online," papar Krisno.

Krisno mengatakan pengiriman partai besar masih melalui jalur tradisional. Ganja tersebut, lanjut krisno, dibawa melalui darat jalur Sumatra dan nantinya disebarkan dari Sumatra ke seluruh Indonesia.

Guna memberantas penyebaran ganja di Indonesia, Krisno mengatakan bakal bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Bea Cukai, dan Imigrasi.

"Kalau dalam negeri, harus kerja sama. Kami kerja sama dengan pintu utamanya, seperti dengan Bea Cukai, bekerja sama dengan Dirjen Imigrasi, PPATK, BNN juga dan Angkatan Udara hingga Bakamla," tegasnya. (J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya