Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
IKA Dewi Maharani, 27, baru saja lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah, Surabaya, Jawa Timur, ketika gelombang wabah menular covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020.
Perawat itu tidak bisa tinggal diam ketika satu demi satu kasus covid-19 muncul. Dia pun memilih mengikuti panggilan hatinya untuk menjadi sukarelawan medis perempuan.
Pada April 2020, Ika Dewi Maharani, tercatat sebagai satu-satunya sukarelawan medis perempuan di bawah naungan Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19, yang merangkap sebagai supir ambulans.
Dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) level 3 khusus tenaga kesehatan, Ika harus bolak-balik menjemput pasien covid-19.
"Setiap mobil ambulans ada 2 perawat, salah satunya ya harus bisa mengemudikan ambulans. Ya, saya lakukan. Yang penting niat aku mau melayani," kisah Ika, saat menceritakan pengalamannya, pada Selasa (15/12).
Tergabung dalam sebuah asosiasi profesi Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (Hipgabi), ibu beranak satu ini berasal dari Halmahera, Maluku Utara.
Selama bertugas, ia tinggal di mes yang disediakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sedangkan anaknya menetap di Ternate.
Sehari-harinya, Ika bertugas di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, yang menjadi salah satu RS rujukan covid-19.
Di awal tugasnya, Ika sempat merasa malu. Namun, di lubuk hatinya Ika meyakini prinsip 'Tanam tuai' bahwa jika sejak sekarang melakukan hal yang baik, ia akan memperoleh kebaikan pula.
"Awalnya malu karena perempuan jarang bahkan kalau untuk menyetir ambulans. Aku enggak pernah cerita ke teman, tapi akhirnya mereka tahu justru mereka bangga," imbuhnya.
Sebagai anak rantau, Ika belum mengerti betul peta jalanan di Ibu Kota, jadi ia hanya mengandalkan aplikasi Google Maps. Sebab, tidak mungkin ia bertanya kepada orang di tengah jalan.
"Mereka bisa lari melihat APD dan ambulans kita," selorohnya.
Tugasnya sebagai relawan bukan hanya mengendarai ambulans, tapi juga membujuk hingga memastikan pasien mendapat kamar isolasi di RS.
Dedikasi Ika dalam merawat dan menyopiri pasien covid-19, membuat takjub setiap orang yang mendengar kisahnya. Selanjutnya, dia pun meraih penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020, Oktober lalu.
Selain menjadi relawan, saat ini Ika tengah melanjutkan kuliahnya lagi sebagai Mahasiswa Program Studi Profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hang Tuah Surabaya. Sambil menyopir, Ika menyempatkan diri mendengarkan kuliah daring.
"Jadi, telinga untuk men dengarkan dosen, mata untuk melihat jalan, tangan dan kaki untuk kendalikan stir dan kopling gas," pungkasnya.
Bekerja sambil mengikuti perkuliahan jarak jauh dilakoninya dengan penuh semangat. Semua dilakukan ikhlas untuk menolong sesama. (Suryani Wandari Putri/H-2)
Fokus adalah keterampilan penting yang memengaruhi produktivitas dan efisiensi dalam berbagai aktivitas.
Memindahkan pom-pom sesuai warna bisa melatih fokus dan konsentrasi, meningkatkan keterampilan motorik halus, dan melatih koordinasi mata serta tangan.
Refocusing dilakukan dengan mengalihkan anggaran yang kegiatannya dapat ditunda dan digunakan untuk penanganan pagebluk oleh masing-masing instansi.
Untuk menghindari melakukan satu tugas yang memakan waktu secara berurutan, pertimbangkan memulai aktivitas atau tugas dengan yang termudah.
ALAT uji kognitif anak berbasis gim pertama di Indonesia yang telah melewati tahapan validasi oleh Unit Psikometrika Universitas Gadjah Mada (UGM), Batique,
PEGUNUNGAN Meratus merupakan kawasan yang membelah Provinsi Kalimantan Selatan lalu membentang hingga ke perbatasan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved