Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Taat Prokes Bantu Ekonomi Tumbuh Perlahan

(Hld/J-2)
05/12/2020 05:45
Taat Prokes Bantu Ekonomi Tumbuh Perlahan
TAA T PROTOKOL KESEHATAN: Pekerja membersihkan layar iklan pesan layanan masyarakat terkait dengan penanganan covid-19 di Jakarta,(A NTARA /Muhammad Adimaja)

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi di Tanah Air. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya pandemi covid-19 sehingga ekonomi tidak bergerak seperti pada saat kondisi normal.

Ketua Komisi B DPRD DKI Abdul Aziz mengimbau warga Jakarta untuk semakin disiplin pada protokol kesehatan. Upaya ini menjadi satu-satunya hal yang berdampak besar pada perkembangan kasus covid-19.

"Semua masalah bermuara pada pandemi. Jika pandemi ini segera usai, ekonomi akan bergerak kembali dan menyerap tenaga kerja. Mari sama-sama tegakkan disiplin dan berdoa agar pandemi cepat berlalu," kata Abdul.

Ia melihat ekonomi Jakarta sudah mulai bergeliat. Meski pertumbuhannya masih minus, beberapa sektor sudah mulai membaik. Menurutnya, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkontribusi besar pada perbaikan ekonomi.

Selain itu, perekonomian yang mulai bergeliat juga ditandai dengan padatnya volume kendaraan. "Yang terpenting saat ini adalah penerapan protokol kesehatan covid-19 yang ketat."

DPRD DKI, terang dia, meminta pemprov terus menggencarkan sosialisasi protokol kesehatan sehingga warga bisa tetap melakukan aktivitas dengan aman. Sosialisasi terutama dilakukan di tempat-tempat tertentu sebagai simpul ekonomi, seperti di perkantoran dan restoran.

"Saya kira itu harus ditanggapi positif sebagai indikasi bahwa perekonomian kita sudah bergerak kembali. Yang perlu dilakukan adalah sosialisasi dan menegakkan displin agar tidak terjadi kerumunan, baik di kantor maupun di restoran-restoran," katanya.

Sejauh ini, dunia usaha berupa restoran, bisnis online, dan konsumsi juga sudah mulai meningkat. Meskipun kondisi pasar belum pulih seperti situasi normal, perbaikan ini diharapkannya bisa terus berjalan. Dengan begitu, situasi ekonomi dapat normal kembali secara perlahan.

Peneliti bidang ekonomi dari The Indonesian Institute, M Rifki Fadilah, membenarkan per Agustus 2020 tingkat pengangguran DKI Jakarta menjadi 10,95%. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 4,41% jika dibandingkan dengan Agustus 2019.

Namun, menurut dia, di tengah tingginya angka pengangguran terdapat beberapa sektor ekonomi yang mengalami kenaikan, di antaranya perdagangan, real estate, dan jasa kesehatan. Dengan pertumbuhan sektor perdagangan, Rifki memandang ada pergeseran dari para pekerja yang di-PHK atau dirumahkan menjadi berwirausaha.

"Sektor perdagangan bisa tumbuh di tengah pandemi. Saya menduga banyak pekerja yang terdampak covid-19 sekarang mereka memilih berwirausaha di rumah. Bentuk wirausaha yang paling mudah adalah berdagang. Maka tidak mengherankan jika sektor perdagangan tumbuh," tukasnya.

Menurut Rifki, krisis ekonomi yang menyebabkan pengangguran ialah pandemi sehingga solusi utama perbaikan kondisi ekonomi ini ialah jika vaksin ditemukan. Namun, selama pandemi masih berlangsung, penerapan protokol kesehatan menjadi sumbangsih utama yang berkontribusi pada perbaikan ekonomi.

"Maka protokol kesehatan masih harus diterapkan. Di dalam protokol kesehatan itu aktivitas dibatasi hanya maksimal 50%-60%. Implikasinya, perekonomian masih akan berada di bawah 100% dan artinya ekonomi hanya bekerja maksimal 50%. Tentu ini akan membawa konsekuensi yang tidak mudah bagi pembalikan ekonomi ke depannya," tandasnya. (Hld/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya