Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Kopi Nikmat dari Kawasan Hutan

(Denny Susanto/N-2)
25/11/2020 00:15
Kopi Nikmat dari Kawasan Hutan
KOPI ROBUSTA ARANIO: Petani memetik kopi jenis robusta di hutan kopi Bukit Batas Dusun Tiwingan Baru, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar( ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.)

TANGAN Asmari, 54, berusaha menjangkau dan memetik buah kopi masak berwarna kemerahan di ujung ranting. Cuaca yang kurang bersahabat dalam beberapa bulan terakhir membuat hasil panen kopi warga Desa Tiwingan Baru, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan itu, tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.

Asmari memiliki 2 hektare dari total sekitar 100 hektare lebih kebun kopi di desa itu. Tiwingan Baru sebelumnya barada di lahan yang saat ini digunakan untuk Waduk Riam Kanan. Penduduknya direlokasi ke lahan baru.

Perkenalan warga dengan kopi, kata Asmari, seperti kebetulan. Hamparan tanaman kopi jenis robusta itu tumbuh liar tanpa dirawat. "Kami menyebutnya hutan kopi."

Tanaman kopi di desa ini sudah berusia puluhan tahun. Setiap batang, rata-rata setinggi 4-5 meter, karena tidak dirawat.

Bendahara Kelompok Tani Hutan (KTH) Tunas Muda Desa Tiwingan Baru itu menambahkan karena tidak dirawat hasil panen kopi di desa yang berkontur perbukitan ini tidak sebanyak hasil panen kopi budi daya. Selain itu, biji kopinya pun lebih kecil.

Dalam setiap hektarenya hasil panen hutan kopi ini hanya 10-15 blek atau sekitar 100 kilogram. Harganya hanya berkisar Rp30 ribu per kilogram kopi kering giling.

Namun, ke depan, Arianto, Ketua Kelompok Tani Hutan Tunas Muda, optimistis potensi kopi Aranio ini akan terus meningkat. Begitu juga harganya.

Ia mengakui pada awalnya berkebun kopi adalah kegiatan sampingan bagi 30 keluarga warga Desa Tiwingan Baru. "Selama ini warga kami berprofesi sebagai petambak ikan keramba di Waduk Riam Kanan dan petani karet. Hasil hutan berupa durian, jengkol dan kopi, hanya selingan."

Namun dalam beberapa tahun terakhir, pamor kopi meningkat. Kopi menjadi gaya hidup warga, tua dan muda. Seiring dengan itu permintaan kopi pun meningkat.

"Lambat laun kopi Aranio banyak dikenal masyarakat bahkan sampai luar negeri," tutur Arianto. Kini, petani yang bergabung dalam kelompoknya sudah memasarkan kopi bermerk: Aranio Kopi.

 

Kebun bibit desa

Tiwingan Baru merupakan salah satu desa yang ada di kawasan waduk Riam Kanan di wilayah Kabupaten Banjar. Untuk menuju desa wisata yang dikenal dengan objek wisata alam Bukit Batas ini harus menggunakan perahu motor. Waktu dengan waktu tempuh sekitar satu jam dari dermaga Tiwingan Lama.

Haryuni, Penyuluh Kehutanan Desa Tiwingan Baru mengatakan desa ini menjadi salah satu sentra produksi kopi tradisional yang ada di Kalsel.

"Ada beberapa desa di Kecamatan Aranio yang memang dikenal sebagai daerah penghasil kopi khas Kalsel yang disebut Kopi Aranio," tuturnya.

Melihat besarnya potensi kopi ini, melalui Program Perhutanan Sosial dan Kebun Bibit Desa (KBD) Dinas Kehutanan Kalsel membantu budi daya tanaman kopi guna meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar hutan.

Di Desa Tiwingan Baru ada 40 ribu batang bibit tanaman kopi yang nantinya akan ditanam untuk peremajaan tanaman kopi.

Selain Desa Tiwingan Baru, Dinas Kehutanan Kalsel juga membangun sejumlah kebun bibit desa khusus tanaman kopi di beberapa daerah lain seperti di Desa Tiwingan Lama, Desa Balai, dan Desa Rantau Bujur. (Denny Susanto/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya