Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
SALAH satu yang menjadi permasalahan dalam urusan akses perbukuan adalah juga ketimpangan distribusi. Banyak para penikmat buku bacaan di Indonesia yang tinggal di luar Pulau Jawa mengalami ketimpangan ini. Salah satunya, mahalnya ongkos kirim.
Untuk menyiasati ongkos kirim yang kelewat tinggi, biasanya para pelaku usaha toko buku yang ada di luar Pulau Jawa menerapkan beberapa strategi. Selain menggunakan ekspedisi lewat laut, misalnya, yang juga biasanya dilakukan ialah menjalin koneksi dengan penerbit atau memesan dalam jumlah banyak.
Seperti yang dialami Hasbullah, salah satu pemilik toko buku di Makassar. Hasbullah mendirikan toko buku Dialektika pada 2016, atau setahun setelah kedainya beroperasi. Sejak saat itu dirinya berkutat dengan dunia perbukuan dan memahami yang menjadi salah satu tantangan para penikmat buku di luar Pulau Jawa.
Ongkos kirim (ongkir), bisa 10-20% dari harga bukunya. Belum lagi, karena posisinya yang jauh dari wilayah penerbit berada, membuat sistem kerja sama menjadi serbaterbatas. Selama ini, Hasbullah mengandalkan strategi dengan memesan buku dalam jumlah banyak, atau biasanya juga melakukan pra pesan ke penerbit. Sehingga cara-cara tersebut bisa
memangkas ongkir. Dan buku yang dijual pun bisa setara dengan harga yang berlaku di Pulau Jawa. Namun, cara baru yang belum lama ini dicobanya ialah dengan ‘patungan’ bersama beberapa pemilik toko buku di Makassar untuk pesan ke salah satu penerbit, misalnya.
“Ini baru-baru kemarin, kami berkolaborasi untuk pesannya barengan. Jadi ini bisa juga menghemat,” kata Hasbullah saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa, (10/11).
Cara tersebut kemungkinan juga akan diteruskan pada masa mendatang. Selain ongkir, permasalahan yang terkadang juga ditemui adalah waktu edar yang terlambat. Misalnya ada sebuah buku yang terbit, di Pulau Jawa bisa langsung diedarkan. Sementara di luar Pulau Jawa, buku baru tersebut baru muncul sepekan atau dua pekan kemudian.
Hasbullah menilai, untuk bisa menanggulangi permasalahan ini salah satunya ialah dengan membuat penerbitan bukan hanya berpusat di Pulau Jawa. Di beberapa daerah di Indonesia, juga perlu hadir penerbit-penerbit yang menerbitkan karya-karya dari penulis. Dengan demikian, menurutnya bisa saja para pembaca di Jawa juga bakal merasakan hal
yang sama yang dialami oleh para pembaca di luar Jawa, mengalami ongkir yang mahal dan lamanya waktu distribusi.
“Makanya kami juga berupaya bikin lini penerbitan, namanya Akasia. Ya ini masih kecil-kecilan, baru enam terbitan. Tapi ini salah satu upaya kami,” kata Hasbullah.
Situasi tidak jauh berbeda juga dialami Tjandra Ratna Dewi di Manokwari. Sejak 2006, dirinya sudah mengelola toko buku bernama Xavier, yang kemudian pada 2014 bertransformasi menjadi Horizon. Ongkir masih menjadi salah satu permasalahannya. Meski menurut penuturannya saat ini sudah lebih terjangkau bila dibandingkan dulu. “Ekspedisi yang paling murah via kapal laut. Tapi harus dalam jumlah besar karena masuk kontainer,” katanya singkat saat dihubungi Media Indonesia pada Rabu, (11/11).
Tjandra memesan buku lewat suplier sebuah toko buku besar di Surabaya. Setidaknya, menurutnya dengan hal itu harga tidak jauh berbeda dengan harga buku di Jawa. Sama dengan Hasbullah, Tjandra juga melihat salah satu yang bakal bisa memutus rantai mahalnya ongkir dan ketimpangan distribusi, adalah dengan menghadirkan penerbit di luar
Pulau Jawa. Jika Hasbullah menginisiasi adanya penerbitan yang dikelola. Tjandra menyebut perlunya perwakilan penerbit di banyak daerah di Indonesia. Dengan begitu, akan memangkas tingginya harga buku yang timpang dengan harga buku di Jawa.
“Supaya harga (buku) di sini bisa sama dengan harga di Jawa, penerbit harus punya perwakilan di daerah,” kata Tjandra. (Jek/M-4)
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Fokus adalah keterampilan penting yang memengaruhi produktivitas dan efisiensi dalam berbagai aktivitas.
Memindahkan pom-pom sesuai warna bisa melatih fokus dan konsentrasi, meningkatkan keterampilan motorik halus, dan melatih koordinasi mata serta tangan.
Refocusing dilakukan dengan mengalihkan anggaran yang kegiatannya dapat ditunda dan digunakan untuk penanganan pagebluk oleh masing-masing instansi.
Untuk menghindari melakukan satu tugas yang memakan waktu secara berurutan, pertimbangkan memulai aktivitas atau tugas dengan yang termudah.
ALAT uji kognitif anak berbasis gim pertama di Indonesia yang telah melewati tahapan validasi oleh Unit Psikometrika Universitas Gadjah Mada (UGM), Batique,
PEGUNUNGAN Meratus merupakan kawasan yang membelah Provinsi Kalimantan Selatan lalu membentang hingga ke perbatasan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved