Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
EKONOM Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda turut menyampaikan pandangannya terkait dengan kondisi dalam negeri yang tengah tidak baik-baik saja dalam beberapa hari terakhir. Huda mengatakan, kondisi yang terjadi beberapa hari terakhir ini akan berdampak terhadap beberapa hal, antara lain pergerakan saham hingga perekonomian.
"Terkait dengan IHSG, investor pasti akan melihat kejadian dalam dua hari ini sebagai sentimen negatif yang akan menyebabkan capital outflow. Bahkan investor ritel juga akan melakukan tindakan serupa. Ketidakstabilan politik akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Pada akhirnya akan memengaruhi kondisi usaha Indonesia. IHSG pasti akan memerah," ucap Huda saat dihubungi, Minggu (31/8).
Selain itu, Huda menilai bahwa investor sektor riil juga akan mengurungkan niatnya untuk masuk ke Indonesia dengan adanya kekacauan yang terjadi ditimbulkan dari sikap pemerintah yang acuh terhadap realitas masyarakat.
"Saya yakin investor tidak akan percaya lagi, akibatnya investor akan mengurungkan niat berinvestasi di Indonesia kecuali investor yang memang bagian dari oligarki pemerintah," terang Huda.
Ia juga menyoroti bahwa kerugian yang dialami oleh ekonomi Indonesia (khususnya Jabodetabek) cukup besar. Pasalnya, sektor jasa turun cukup signifikan dalam 2-3 hari terakhir.
"Sektor jasa ini berkontribusi sekitar 45% dari ekonomi nasional atau sekitar Rp9.900 triliun per tahun. Jika tiga hari dan yang terkena dampak 10% saja, maka kerugian bisa mencapai Rp8-9 triliun secara ekonomi makro. Tentu ini adalah kerugian yang diakibatkan inkompetensi pemerintah dalam mengatasi demo dalam tiga hari terakhir," tutur Huda.
Berkaca dari hal di atas, Huda mengingatkan bahwa ekonomi Indonesia akan lebih melambat ketika tidak ada investasi masuk serta dunia usaha yang akan semakin waswas akibat dampak dari demo makin meluas.
"Investasi pasti akan berkurang, ketersediaan lapangan kerja akan terbatas. Daya beli masyarakat bisa turun akibat inkompetensi pemerintah dalam menghadapi gelombang protes ini," cetusnya.
Di sisi lain, dirinya menyampaikan bahwa penerimaan perpajakan pasti akan berkurang akibat dua faktor utama, yaitu faktor lesunya ekonomi akibat demo yang tidak kunjung selesai dan kepercayaan masyarakat akan institusi perpajakan akan merosot.
Selain itu, ia melihat bahwa kondisi 'panic buying' bisa timbul di beberapa titik terkait dengan demo yang berlansung selama 3 hari terakhir. Maka dari itu, pemerintah, sambung Huda, harus memastikan kondisi kondusif terlebih dahulu untuk bisa memperlancar arus barang.
"Pemerintah wajib mengganti Kapolri karena gagal mengondisikan suasana, mengevaluasi pendapatan DPR serta mengevaluasi kebijakan yang tidap tepat sasaran," pungkasnya. (E-4)
Masyarakat disebut masih mengalami tekanan ekonomi dan masalah ketenagakerjaan yang kian berat, mulai dari maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).
ANALIS politik senior sekaligus Direktur Eksekutif LPI, Boni Hargens, mengingatkan agar tidak ada pihak yang mencoba membenturkan rakyat dengan aparat keamanan.
Kehilangan satu nyawa dalam kondisi yang tragis tentu menjadi pengingat bagi kita semua, betapa pentingnya menjunjung tinggi keselamatan, kemanusiaan.
PRESIDEN Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga ketertiban dan keamanan negara.
Di samping itu, Faisal juga menegaskan bahwa pemerintah harus mengeluarkan pernyataan yang menenangkan, bukan justru menantang atau provokatif.
KINERJA pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan atau pada Senin-Jumat, 16–20 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan.
Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara Rosan Roeslani mengeklaim bahwa setelah pengumuman pengurus Danantara, IHSG kembali naik setelah sempat anjlok tadi pagi.
PERDAGANGAN saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat dihentikan pada Selasa, 18 Maret 2025 kemarin.
Fondasi ekonomi nasional saat ini tak bisa dilepaskan dari langkah-langkah mitigasi yang telah diambil oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
OJK menghendaki perusahaan yang melantai di bursa melakukan pembelian kembali saham (buyback) tanpa rapat umum pemegang saham mengingat IHSG sempat anjlok, Selasa (18/3).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved