Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Pemerintah Jaga Optimalisasi Penerimaan Negara dari Kesepakatan dengan AS

M Ilham Ramadhan Avisena
19/7/2025 01:56
Pemerintah Jaga Optimalisasi Penerimaan Negara dari Kesepakatan dengan AS
Dua kapal pengangkut peti kemas bersiap meninggalkan dan bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.(MI/Usman Iskandar)

PEMERINTAH memastikan tengah berupaya menjaga penerimaan negara dari dampak penerapan tarif timbal balik 19% oleh Amerika Serikat (AS). Itu dilakukan agar pemasukan negara tetap berada di level optimal kendati mayoritas produk dari 'Negeri Paman Sam' akan dikenakan tarif 0% ke Indonesia. 

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Badan Usaha Milik Negara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan kepada pewarta di kantornya, Jakarta, Jumat (18/7). 

"Kita seoptimal mungkin tarif yang dikenakan untuk barang-barang ekspor kita (mendekati 0%). Impor itu kita adjust dengan pendekatan 0%. Sehingga kalau dengan hitungan kita, harusnya dengan kebijakan yang sekarang ini, kita masih sangat mungkin untuk diuntungkan," ujarnya. 

Pemerintah juga telah memiliki acuan antisipasi serupa. Perjanjian dagang dengan negara atau kawasan yang menerapkan tarif 0% disebut dapat menjadi contoh yang relevan untuk menjaga sisi penerimaan, utamanya dari kepabeanan.

"Beberapa kebijakan 0% sebelumnya sudah kita lakukan. Jadi kita waktu diskusi dengan AS, kita coba lihat benchmark untuk case yang 0% itu dan kita lihat di ASEAN (ASEAN Trade in Goods Agreement/ATIGA) itu ada," kata Ferry. 

"Overall, kalau kita tetap dikenakan 19%, itu kita masih relatif diuntungkan dibandingkan dengan kalau kita dikenakan seperti tarif awal (32%)," tambahnya. 

Sedianya, lanjut Ferry, pengenaan tarif 19% untuk Indonesia oleh AS masih lebih rendah dari negara kompetitor lain seperti Vietnam. Hal itu menurutnya juga dapat mengompensasi potensi kehilangan pendapatan dari tarif 0% atas produk AS ke Indonesia.

"Misalnya untuk produk tekstil, apparel and footwear, pakaian rajut, kemudian pakaian non-rajut, alas kaki, itu kalau kita lihat tarif yang kita terima relatif beda dengan kompetitor kita, itu masih lebih diuntungkan," jelas Ferry. 

Sementara itu Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso juga memastikan tarif 0% atas barang-barang AS tak akan serta merta membuat pasar domestik kebanjiran produk 'Negeri Paman Sam'. 

"Selama ini, tidak ada Trump, atau siapa pun, barang AS yang masuk ke Indonesia itu sebagian besar sudah 0%. Produk Amerika yang kita impor itu sekitar 1.482 pos tarif, itu 40% lebih sudah 0%. Jadi tidak ada yang banjir, tidak ada sama sekali," pungkas Susiwijono. (Mir/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya