Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Pasar Global Tetap Kuat di Tengah Ancaman Tarif Donald Trump

Insi Nantika Jelita
09/7/2025 10:12
Pasar Global Tetap Kuat di Tengah Ancaman Tarif Donald Trump
Ilustrasi(Antara)

Pasar global di luar ekspektasi merespons ancaman tarif terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan cukup tenang. Head of Research and Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mengungkapkan sebagian besar indeks Asia ditutup menguat kemarin, dengan Nikkei Jepang naik 0,3% dan Hang Seng Hong Kong menguat 1,1%. 

"Pasar tampak merasa tenang dengan sikap pemerintahan AS yang semakin fleksibel, menafsirkan langkah ini sebagai penundaan kembali terhadap tarif resiprokal yang sebelumnya dijadwalkan pada 9 Juli," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (9/7).

Dalam negeri, indeks harga saham gabungan (IHSG) Indonesia juga naik tipis 0,1% ke level 6.904,4 pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (8/7), meski arus keluar dana asing masih berlanjut dan mencapai total Rp980,92 miliar.

Rully mengatakan IHSG menunjukkan indikasi kekuatan bullish jangka pendek, dengan sinyal teknikal yang positif. Support pertama berada di 6,855.57, dan support kedua di 6,808.96, yang akan menjadi area penting untuk menguji ketahanan harga jika terjadi koreksi. 

"Resistance pertama berada di 6,943.23, dan resistance kedua di 6,984.28, yang menjadi level kunci untuk melanjutkan kenaikan," katanya. 

Jika IHSG dapat menembus resistance pertama dan kedua, lanjutnya, ada peluang untuk melanjutkan tren naik jangka pendek. Namun, jika koreksi terjadi dan support ditembus, potensi penurunan menuju level support yang lebih rendah cukup besar. 

Rully berpandangan pasar pada umumnya telah mengantisipasi kemungkinan bahwa kesepakatan dagang dengan AS tidak akan tercapai sebelum tenggat waktu yang relatif singkat. Mengingat kompleksitas negosiasi, para investor memperkirakan kesepakatan akhir akan memerlukan waktu lebih lama untuk terwujud. 

Perpanjangan tenggat waktu tarif oleh Presiden Trump, yang terbaru menggeser tanggal implementasi dari 9 Juli ke 1 Agustus semakin memperkuat keyakinan bahwa penundaan lebih lanjut atau kompromi di menit-menit akhir sangat mungkin terjadi. 

Di satu sisi, data ekonomi AS yang solid, termasuk pertumbuhan lapangan kerja yang stabil dan inflasi yang rendah, turut membantu menjaga sentimen pasar di tengah ketegangan perdagangan yang masih berlangsung. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik