Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
GENERAL Manager Brand Marketing PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) Norman Ikhsan optimistis pasar pelumas di Indonesia akan terus mencatat pertumbuhan positif, meski dihadapkan pada tantangan global seperti ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
"Di Indonesia, pertumbuhan pelumas masih menunjukkan tren positif. Hal ini tecermin dari pencapaian kami sejauh ini," ujarnya saat kunjungan pabrik ExxonMobil di Cilegon, Banten, Selasa (24/6).
Dengan kapasitas produksi pelumas mencapai 100 juta liter per tahun atau setara 700 ribu barel per tahun, pabrik tersebut memproduksi dua merek pelumas unggulan ExxonMobil, yaitu Mobil dan Federal Oil.
Untuk menjaga pertumbuhan tersebut, Norman menuturkan ExxonMobil mengedepankan strategi berbasis teknologi dan solusi. Fokus perusahaan ialah menghadirkan pelumas berteknologi tinggi bagi konsumen, baik di segmen rumah tangga maupun industri.
Selain itu, ExxonMobil juga memperkuat penetrasi pasar di sektor strategis seperti pertambangan dan manufaktur, yang menyumbang sekitar 70% dari total bisnis pelumas Mobil.
"Strategi kami menyasar di sektor mining dan manufaktur," kata Norman.
Pabrik ExxonMobil di Cilegon telah beroperasi lebih dari tiga dekade. Proses produksinya menggunakan sistem semiotomatis dengan teknologi rotary-weight filling dan pengendalian berbasis SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) yang menjamin presisi, efisiensi, dan konsistensi kualitas setiap produk.
Untuk mendukung distribusi, ExxonMobil mengoperasikan lima Regional Distribution Centers (RDC) yang tersebar di Cilegon, Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar. Jaringan distribusi ini menjangkau kebutuhan industri di berbagai wilayah Indonesia, dari sektor manufaktur dan transportasi di Pulau Jawa hingga sektor pertambangan dan energi di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Tak hanya untuk pasar domestik, produk pelumas dari pabrik FKT juga telah diekspor ke pasar regional termasuk lebih dari 1 juta botol ukuran 4 liter ke Vietnam sejak 2024.
"Ke depan, kami menargetkan pertumbuhan penjualan bisa menembus dua digit secara tahunan," harap Norman.
Senada dengan hal itu, President Director PT Federal Karyatama Namasivayam Sivakumar menegaskan dukungannya terhadap langkah pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri manufaktur. Menurutnya, sektor ini menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap bisnis pelumas ExxonMobil di tahun lalu.
"Kami mendukung penuh kebijakan pemerintah. Banyak perkembangan bisnis pelumas yang bergantung pada arah kebijakan pemerintah," tuturnya.
Sebagai operator pelumas ExxonMobil di Indonesia, Namasivayam menekankan pentingnya strategi menyeluruh yang mencakup produksi, distribusi, dan ekspansi pasar.
"Saya melihat masih banyak permintaan pelumas, sehingga kami mendukung kemajuan industri pelumas untuk perkembangan pasar Indonesia," tutupnya. (Ins/E-1)
Dalam menghadapi tantangan industri pertambangan, diperlukan strategi lintas sektor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong transformasi yang lebih berkelanjutan.
ExxonMobil Lubricants Indonesia mempertegas komitmen dan dukungannya di Pameran Manufacturing Indonesia Series, JI Expo, Kemayoran, Jakarta, pada 4-7 Desember 2024.
Inovasi pelumasan pertambangan dari ExxonMobil bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan operasi para pelaku industri.
PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) mempersembahka teknologi pelumasan inovatif untuk mendukung transisi energi Indonesia dan tingkatkan efisiensi ekosistem pembangkit listrik.
Pelumas ini dihadirkan untuk para social riders yang ingin merasakan sensasi berkendara dengan performa maksimal di setiap perjalanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved