Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penjualan Mobil Anjlok, Gaikindo Soroti Lemahnya Daya Beli

Insi Nantika Jelita
11/6/2025 14:37
Penjualan Mobil Anjlok, Gaikindo Soroti Lemahnya Daya Beli
Ilustrasi(Antara)

KETUA Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menerangkan industri otomotif nasional masih menghadapi tekanan akibat melemahnya daya beli masyarakat. Kondisi ini tercermin dari angka penjualan mobil yang menurun tajam.

Data terbaru Gaikindo menunjukkan penjualan mobil secara wholesales (pengiriman dari pabrik ke diler) tercatat turun 15,1% secara tahunan (year on year/yoy), dari 71.391 unit pada Mei 2024 menjadi 60.613 unit di Mei 2025. Penurunan serupa terjadi pada penjualan ritel (dari diler ke konsumen) yang merosot 15,1% dari 72.246 unit menjadi 61.339 unit.

Secara kumulatif, sepanjang Januari hingga Mei 2025, total penjualan wholesales tercatat 316.981 unit, menurun 5,5% dibandingkan 335.405 unit pada periode yang sama tahun 2024. Sementara penjualan ritel bahkan turun lebih dalam, yakni 9,2% dari 362.163 unit pada Januari-Mei 2024 menjadi 328.852 unit pada Januari-Mei 2025.

"Penurunan ini akibat daya beli yang masih lemah" ujar Jongkie kepada Media Indonesia, Selasa (10/6).

Menurutnya, daya beli yang lesu ini telah berlangsung lebih dari satu tahun dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang juga belum meningkat signifikan.

Melihat kondisi ini, Jongkie mengatakan pelaku industri masih bersikap hati-hati dan cenderung menunggu perkembangan selanjutnya (wait and see). 

Dia kemudian mendorong adanya pemberian insentif tambahan dari pemerintah, mengingat saat ini insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 3% hanya berlaku untuk mobil elektrik berjenis hibrid seperti HEV atau hybrid electric vehicle dan PHEV atau plug-in hybrid electric vehicle

"Kalau bisa diberikan insentif tambahan untuk bisa meningkatkan penjualan mobil," tegas Jongkie. 

Dominasi

Berdasarkan data Gaikindo, Toyota tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar otomotif Indonesia. Pada Januari-Mei 2025, Toyota mencatatkan penjualan wholesales tertinggi sebanyak 106.027 unit, atau menguasai 33,4% pangsa pasar nasional.

Dari sisi retail, angka penjualan mencapai 107.069 unit atau 32,6% dari total penjualan nasional. Dominasi ini menunjukkan kuatnya jaringan distribusi serta tingginya kepercayaan konsumen terhadap merek Toyota.

Daihatsu menyusul di posisi kedua dengan wholesales sebesar 55.049 unit dan ritel 56.715 unit, menguasai sekitar 17% pasar. Sementara Honda menempati posisi ketiga dari sisi ritel dengan 33.955 unit, meskipun penjualan wholesales-nya hanya 28.502 unit. Hal ini mengindikasikan adanya buffer stok yang lebih besar di jaringan dealer Honda atau strategi distribusi yang berbeda.

Merek-merek Jepang seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki, dan Mitsubishi Motors masih mendominasi pasar. Mitsubishi mencatat penjualan wholesales sebesar 26.028 unit dan ritel 26.940 unit, menempatkannya di posisi keempat secara nasional.

Sementara itu, beberapa merek asal Tiongkok mulai menunjukkan pertumbuhan dan mulai mencuri perhatian pasar. BYD mencatatkan wholesales sebesar 12.013 unit dan ritel 11.533 unit, meski mengalami sedikit penurunan pada Mei dibandingkan April. Chery menunjukkan tren pertumbuhan positif, terutama di segmen SUV. Wuling juga terus memperluas pangsa pasarnya dengan lebih dari 8.000 unit penjualan ritel dalam lima bulan pertama tahun ini. (E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya