Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
RENCANA pemerintah melonggarkan kebijakan impor pangan, termasuk serealia dari Amerika Serikat, dinilai berisiko memukul sektor pertanian dalam negeri. Karenanya, pengambil kebijakan pelonggaran impor diminta untuk meninjau rencana tersebut dengan seksama.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, pelonggaran impor harus mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan domestik dan dampaknya terhadap produsen lokal.
"Ketika Indonesia ingin mengimpor lebih banyak serealia, termasuk gandum, ini harus melihat dulu antara kebutuhan di dalam negeri dan juga dengan impor yang diperlukan dari AS," ujar Bhima, Jumat (18/4).
Pada 2024, Indonesia telah mengimpor serealia senilai US$6,8 miliar. Jika kebijakan tersebut diperlonggar tanpa perencanaan matang, Indonesia berisiko dibanjiri produk pangan dari berbagai negara lain seperti Pakistan dan Vietnam, bukan hanya dari Amerika Serikat.
"Situasi ini tentu akan merugikan sekali para petani di sektor pangan. Begitu juga terkait produk hortikultura. Harga jual petani akan jatuh karena pasar dibanjiri buah dan sayur impor dari AS," terang Bhima.
Bhima menekankan pentingnya mitigasi yang dirancang matang serta strategi negosiasi yang menguntungkan kedua belah pihak. Menurutnya, sektor pertanian terlalu rentan untuk dijadikan alat tukar dalam negosiasi dagang.
"Kalau di sektor pertanian terlalu rentan, apalagi banyak tenaga kerja di sektor pertanian. Imbasnya bisa berdampak pada menurunnya serapan tenaga kerja," tutur Bhima.
Sebagai alternatif, Bhima menyarankan agar Indonesia menawarkan komoditas lain seperti mineral kritis, termasuk nikel, yang juga dibutuhkan AS. "Kalau AS ingin membeli nikel dari Indonesia, harusnya AS didorong juga berinvestasi membuat smelter di Indonesia," imbuh Bhima.
Dengan pendekatan seperti itu, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan jangka panjang berupa diversifikasi ekspor dan perbaikan tata kelola sumber daya alam, tanpa mengorbankan sektor pertanian dan daya beli masyarakat di pedesaan. (H-3)
PEMERINTAH Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), memastikan akan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi, terkait kasus tanah demplot pertanian.
Presiden Prabowo Subianto mengadakan rapat secara maraton bersama sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih di kediaman pribadinya, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (20/8).
Wamentan Sudaryono mengajak para wisudawan Polbangtan Yoma untuk menjemput impian dengan usaha terbaik dan bangkit membangun sektor pertanian.
Kementerian Pertanian memproyeksikan produksi beras nasional hingga September 2025 surplus sebanyak 4,86 juta ton dari target yang telah ditetapkan.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut HUT ke-80 RI merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap kemandirian pangan nasional.
OBSESI untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi 8% agar Indonesia keluar dari middle income trap (MIT) masih terasa berat.
"Ini dilakukan sebagai komitmen dan kepedulian para ulama dalam ikut membantu petani, agar tembakau mereka terbeli dengan harga layak,"
Teknologi ini membantu petani mendiagnosis penyakit tanaman melalui analisis gambar dan memberikan rekomendasi agronomi yang tepat untuk mendorong praktik pertanian berkelanjutan.
Bupati Indramayu Lucky Hakim juga akrab dengan satwa liar melepas ribuan ekor ular ke sawah di Indramayu.
Moratorium selama tiga tahun akan menciptakan stabilitas ekosistem pertembakauan dan memberi ruang bagi petani serta pelaku industri agar tidak gulung tikar.
Peningkatan pengetahuan petani mengenai pengelolaan hama juga akan berdampak positif lebih luas, antara lain berkontribusi langsung pada peningkatan produksi pangan dalam negeri.
PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo subholding dari PTPN III (Persero) mendapat apresiasi dari Pimpinan VII BPK Slamet Edy Purnomo dalam kunjungan kerjanya ke Java Coffee Estate.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved