Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pemerintah Wanti-wanti Tren Suku Bunga Tinggi Terus Berlangsung

Insi Nantika Jelita
19/2/2025 11:40
Pemerintah Wanti-wanti Tren Suku Bunga Tinggi Terus Berlangsung
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.(MI/Insi)

MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengingatkan risiko higher for longer atau tingkat suku bunga global bertahan pada level tinggi dalam jangka waktu lama diperkirakan terus berlangsung. 

Ia menuturkan kondisi global masih tidak baik-baik dengan geopolitik masih meradang, perang Ukraina dan Gaza yang belum selesai dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

"Kondisi itu dikhawatir ketika membuat bunga akan higher for longer, jadi akan panjang," ujar Airlangga dalam acara Kumparan Economic Insight: Navigating Uncertainty, Steering Growth, di Jakarta, Rabu (19/2).

Ia menuturkan akibat ketidakpastian global, membuat kinerja pasar saham domestik lesu selama dua bulan terakhir. Ini karena imvestor asing cenderung melepas asetnya di pasar keuangan domestik

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks harga saham gabungan (IHSG) selama periode 3-7 Februari 2025 mengalami penurunan 5,16% dari pekan sebelumnya. Hal tersebut akibat aliran keluar modal asing yang terus meningkat selama tahun ini.  

Sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebanyak Rp7,52 triliun. Angka ini melonjak dibandingkan pada pekan terakhir di Januari yang mencatatkan nilai jual bersih oleh investor asing sebesar Rp3,61 triliun.

"Makanya, kalau kita lihat di awal Januari-Februari ini capital market kita masih negatif," ungkap Politikus Partai Golkar itu.

Airlangga menambahkan kekhawatiran adanya suku bunga global tinggi bertahan lama, juga karena adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang rendah, yakni di kisaran 2,7% sampai dengan 3,3%. 

"Proyek tersebut jauh lebih rendah dibandingkan sebelum kondisi covid-19," katanya. 

Di negara maju lain seperti Amerika Serikat (AS), pertumbuhan ekonomi diperkirakan juga lesu di kisaran 2,7%, di Eropa bahkan lebih kecil dengan angka1,4%. Airlangga menambahkan, Tiongkok yang diharapkan menjadi penggerak ekonomi dunia, ekonomi negara tersebut dikatakan belum normal dan diperkirakan tumbuh hanya 4,5%. 

Ekonomi di Asia Tenggara atau ASEAN juga diramalkan tumbuh di bawah 5%. Di Indonesia, ungkap Menko Perekonomian, mematok pertumbuhan ekonomi stagnan di kisaran 5%. 

"Kalau di Indonesia mematok 5,2% di tahun ini, maka Indonesia di atas rata-rata global. Tapi, kita tidak bisa mematok jauh dibandingkan mitra-mitra dagang kita," ucapnya. (Ins/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya