Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOSEN Departemen Ekonomika dan Bisnis (DEB) Sekolah Vokasi (SV) UGM, Yudistira Hendra Permana, S.E., M.Sc., Ph.D., menyebutkan angka pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19 stagnan di sekitar lima persen sehingga kondisi ekonomi Indonesia tidak dalam kondisi baik-baik saja. Bahkan, kondisi lapangan pekerjaan dan upah yang tidak terjamin membuat masyarakat merasakan ketidakpastian yang cukup tinggi.
“Kondisi ini membuat masyarakat lebih waspada dalam membelanjakan uangnya dan menahan konsumsi,” paparnya.
Ketidakpastian ekonomi ini menurut Yudistira menyebabkan masyarakat menahan tingkat konsumsi, seperti bahan pangan hingga bahan tersier. Deflasi secara gradual pun terjadi sampai hari ini.
“Ketika permintaan menurun, produsen juga akan berhitung yang dapat berdampak pada layoff pegawai, PHK, dan sebagainya,” tambahnya.
Pelemahan daya beli masyarakat diperkirakan masih menghantui perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2025 ini. Kondisi global juga menghadapi krisis, seperti krisis ekonomi, energi, dan geopolitik. Namun, yang menjadi krusial adalah ketidakmampuan pemerintah dalam mengantisipasi hal tersebut terjadi pada tahun 2024 dan 2025.
Yudistira mengingatkan, masyarakat dan pemerintah perlu mewaspadai dan mengantisipasi tren menurunnya kemampuan daya beli. Hal tersebut akan berdampak jangka panjang bila tidak diurus dengan baik.
Ia pun menyebut, momen bulan puasa dan lebaran ini dapat menjadi salah satu pembuktian kondisi perekonomian di Indonesia. Biasanya, tingkat konsumsi naik pada momen ini.
Namun, ia memperkirakan yang terjadi pada bulan puasa tahun ini akan sedikit berbeda daripada biasanya. “Menurut saya, tahun ini akan sedikit berbeda pola konsumsi umumnya. Masyarakat lebih akan menyimpan dananya sampai akhir tahun lagi,” jelasnya.
Ia pun menyarankan, berbagai hal strategis harus dilakukan guna mengantisipasi menurunnya tingkat daya beli Masyarakat. “Tentunya biaya perjalanan dinas dan seremoni bisa dipangkas, tetapi kalau kemudian faktanya seperti ada glamping untuk kepala daerah yang baru dilantik menunjukkan bahwa cara-cara pemerintah tidak berubah, tidak ada pikiran untuk mitigasi dan sense of crisis-nya,” terang dia.
Pengetatan anggaran ini menurutnya memang perlu dilakukan. Namun, relokasi anggaran perlu dilakukan dengan tepat. Komposisi kabinet yang cukup gemuk mangakibatkan penambahan jumlah pos anggaran.
Anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga bisa diketatkan. “Adanya pengetatan anggaran MBG ini pun sebenarnya perlu diperhatikan sebab sekarang anggaran pendidikan dan kesehatan terkena imbasnya dan dianggap hanya sebagai sektor penunjang saja,” imbuhnya.
Yudistira menilai, anggaran pendidikan dan kesehatan seharusnya tidak dipangkas, sebab pembangunan SDM di masa mendatang ditentukan dari tingkat pendidikan dan kesehatan SDM. Untuk landasan transformasi, yang sangat penting dibangun adalah modal manusianya, yaitu melalui pendidikan dan kesehatan.
“Jadi, jangan sampai (pendidikan dan kesehatan) anggarannya dipotong,” tutup dia.(H-2)
Bagaimana semestinya pemerintah bersikap agar situasi dan kondisi yang ada tak benar-benar menjelma menjadi bencana?
Perwakilan Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Sulsel, Darwinsyah Sandolong, menekankan perlunya intervensi pemerintah untuk menyelamatkan industri itu.
RENCANA pemerintah yang akan membatasi pendistribusian BBM bersubsidi disebut akan memperlemah daya beli masyarakat kelas menengah.
PEMERINTAH masih mengandalkan stimulus berupa penanggungan pajak untuk masyarakat kelas menengah. Itu dilakukan guna menjaga daya beli dan mempertahankan kinerja konsumsi masyarakat
PEMERINTAH memastikan bakal terus memonitor perkembangan ekonomi domestik, terutama yang berkaitan dengan kondisi kelas menengah.
PENGAMAT ekonomi Yanuar Rizky meminta pemerintah untuk tidak sibuk menghibur diri di tengah pelemahan daya beli masyarakat yang tercermin dari kondisi deflasi ekonomi Indonesia
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi perputaran uang pada momentum Lebaran 2025 lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.
TREN belanja dan konsumsi masyarakat menjelang Lebaran tahun ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan media-media besar sudah melakukan penyesuaian konten, efisiensi tenaga kerja, dan perubahan pola bisnis
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved