Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bapanas Kawal Bulog Serap Beras 3 Juta Ton

Mirza Andreas
27/1/2025 19:47
Bapanas Kawal Bulog Serap Beras 3 Juta Ton
Petani merontokan padi di Dusun Sei Beras Sekata, Sunggal, Deli Serdang, Sumatra Utara.(ANTARA/Fransisco Carolio)

KEPALA Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta jajarannya mengawal ketat Perum Bulog dalam menyerap beras tiga juta ton dan jagung satu juta ton sepanjang 2025, demi ketahanan pangan Indonesia.

"Saya minta, kita semua fokus mengawal bagaimana Bulog bisa menyerap untuk mempersiapkan cadangan pangan pemerintah. Beras tiga juta ton dan jagung satu juta ton di tahun ini," kata Arief.

Dia menyampaikan, upaya pemerintah dalam penyerapan produksi dalam negeri untuk memasok cadangan pangan pemerintah (CPP) dilaksanakan melalui Perum Bulog.

Realisasi pengadaan beras dalam negeri pada 2024 telah dilaksanakan Bulog hingga mencapai 1,266 juta ton. Sementara untuk pengadaan jagung pakan dari petani domestik, Bulog telah menyerap hingga 84 ribu ton selama tahun lalu.

Arief kembali menegaskan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yakni Indonesia tidak lagi melakukan impor beras, jagung, gula konsumsi, hingga garam konsumsi. Karena itu, pada saat panen raya semester I 2025, Bulog harus lebih optimal dalam penyerapan panen petani dalam negeri.

"Demikian juga dengan kewaspadaan dan kerawanan pangan juga. Tolong dikawal," ucapnya.

Berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas/FSVA) yang dipegang Bapanas, terjadi penurunan jumlah daerah rentan rawan pangan, dari 74 kabupaten/kota pada 2022 menjadi 62 kabupaten/kota pada 2024.

Di samping itu, Bapanas menargetkan persentase penurunan sisa pangan dapat berkurang 3% sampai 5% mulai 2025 ini.
"Berikutnya yang tak kalah penting adalah mengawal upaya penanganan limbah pangan di Indonesia," tutur Arief.

Sebagai langkah awal, Bapanas mendorong pengembangan kebijakan untuk mendorong penurunan tingkat limbah pangan melalui usulan draf rancangan Peraturan Presiden tentang penyelamatan susut dan sisa pangan (SSP).

Di penghujung 2024, kata Arief, Bapanas bersama Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) telah meluncurkan metode baku perhitungan SSP. Melalui penerapan metode itu, diharapkan dapat menjadi rujukan bagi berbagai pihak dalam melakukan penaksiran dan pengukuran tingkat kehilangan pangan yang terjadi dalam proses bisnisnya. (Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya