Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PT Surya Utama Nuansa (SUN Energy), perusahaan pengembang proyek energi surya di Indonesia, mendapat pendanaan berupa pemberian fasilitas multi option trade senilai US$10 juta atau sekitar Rp161,6 miliar (kurs Rp16.169) dari PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia).
Head of Wholesale, Commercial, and Transaction Banking SMBC Indonesia Nathan Christianto menjelaskan, dukungan finansial itu memungkinkan SUN Energy untuk memenuhi berbagai persyaratan tender, seperti penyediaan jaminan keuangan dan pengadaan awal material. Langkah tersebut dinilai bisa meningkatkan peluang keberhasilan perusahaan dalam memenangkan proyek-proyek penting di seluruh Indonesia.
"Sebagai salah satu pemain terdepan di proyek tenaga surya, SUN Energy memiliki keselarasan objektif dengan SMBC Indonesia untuk mendorong perkembangan bisnis hijau," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (23/12).
Fasilitas multi option trade yang disediakan oleh SMBC Indonesia itu dirancang dengan fleksibilitas tinggi untuk memenuhi berbagai kebutuhan SUN Energy, dengan fitur-fitur utama yakni Letter of Credit (LC). Fitur tersebut mempermudah proses pembayaran internasional untuk pengadaan bahan baku yang diperlukan.
Lalu, ada bank garansi untuk memberikan jaminan keuangan yang dibutuhkan untuk partisipasi dalam proyek lelang dan tender. Kemudian, ada pinjaman modal kerja untuk mendukung operasional untuk mendukung kelangsungan proyek.
Nathan berharap fasilitas pinjaman itu tidak hanya membantu SUN Energy dalam memperkuat rantai pasokannya, tetapi juga mendukung percepatan transisi energi di sektor komersial dan industri.
Nathan menambahkan, SMBC Indonesia secara aktif menyalurkan pembiayaan hijau dan sustainability-linked loan di proyek pembangkit listrik ramah lingkungan, perkebunan berkelanjutan, kendaraan ramah lingkungan, dan proyek lainnya.
SMBC Indonesia mencatat penyaluran pinjaman berkelanjutan hampir Rp17,3 triliun per akhir September 2024, atau naik 18% dibanding periode yang sama tahun lalu. Fasilitas pinjaman itu untuk berbagai sektor, termasuk energi terbarukan.
Group Head Corporate Finance SUN Energy Vicky Lono menyampaikan, fasilitas pinjaman tersebut memberikan fleksibilitas perusahaa untuk terus berinovasi dan mengembangkan portofolio proyek energi surya.
"Dukungannya yang berharga ini membantu perjalanan kami dalam memperluas portofolio kami," ucapnya.
Dana tersebut nantinya akan dialokasikan untuk pengadaan bahan baku energi surya yang menjadi elemen penting dalam mendukung keberhasilan proyek-proyek di sektor komersial dan industri (C&I).
Pengadaan itu, kata Vicky, dilakukan secara menyeluruh tanpa pembatasan pada proyek tertentu, sehingga memastikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang terus berkembang.
"Dengan tersedianya bahan baku yang memadai, SUN Energy dapat menjamin keberlangsungan proyek-proyek strategis yang sedang berjalan maupun yang akan datang," ucapnya.
Alokasi dana tersebut, lanjutnya, diharapkan bisa memastikan kelancaran pasokan bahan baku dan memperkuat daya saing dalam lelang proyek, sehingga perusahaan mampu memperluas kontribusinya terhadap pengurangan emisi karbon dan adopsi energi surya secara luas. (Ins/E-2)
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan kolaborasi dengan startup energi sangat penting untuk mendukung transformasi PLN sebagai perusahaan energi yang lebih inovatif dan adaptif.
Pertamina Patra Niaga juga terus berinovasi mengembangkan produk serta layanan untuk menyambut berubahnya pola kebutuhan energi yang mengedepankan aspek sustainability.
Untuk mengenal lebih dalam terkait Program Pemasaran Bersama PLN dan PLN icon Plus, berikut ini simak infografis yang menjelaskan kedua program tersebut.
Permata Bank mengambil langkah signifikan melalui penyaluran fasilitas pembiayaan hijau sebesar Rp 500 Miliar untuk SUN Energy guna pengembangan proyek energi surya di Indonesia.
PT Pertamina Energy Terminal berhasil mengantongi sertifikat energi terbarukan (Renewable Energy Certificate atau REC) dari PT PLN (Persero) UP3 Tanjungpinang.
Bank Mandiri dan Ceria Corp memperkuat sinergi hilirisasi lewat ekspor perdana Low-Carbon Ferronickel (FeNi) dari smelter Merah Putih di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Pemerintah Inggris menargetkan pendanaan sekitar US$1 juta guna memperluas dukungan investasi di sektor energi terbarukan Indonesia.
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyelenggarakan program Pelatihan Teknisi Konversi dan Pemeliharaan Kendaraan Bahan Bakar Gas (BBG).
Kerja sama antara KIE dan KMI merupakan upaya bersama untuk mendorong pengelolaan karbon yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat kontribusi industri terhadap transisi energi rendah emisi.
Sebagai negara dengan posisi yang strategis di kawasan, Indonesia juga mendorong pendekatan kolaboratif dalam transisi energi.
Namun, negara lain seperti Tiongkok, India dan Australia telah membuktikan intermitensi surya dapat diatasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved