Headline

Putusan MK harus jadi panduan dalam revisi UU Pemilu.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Investor Optimistis Sektor Ritel Indonesia Tetap Tumbuh Kuat

Naufal Zuhdi
18/11/2024 20:52
Investor Optimistis Sektor Ritel Indonesia Tetap Tumbuh Kuat
Perusahaan pendanaan ventura memproyeksikan penaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai tahun depan tak akan mengganggu konsumsi masyarakat.(MI/Naufal Zuhdi)

PERUSAHAAN pendanaan ventura memproyeksikan penaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai tahun depan tak akan mengganggu konsumsi masyarakat. Konsumsi diperkirakan akan tetap tumbuh, hanya sedikit terguncang di awal tahun.

"Kita lihat sektor konsumsi ini tetap growing, masyarakat  Indonesia ini tipenya konsumtif banget orangnya. Kalau PPN naik 1%, konsumsi terguncang sedikit lalu kemudian sudah biasa lagi," kata Venture Partner dari Init-6, Rexi Cristopher, dalam Bedah Investasi yang diselenggarakan Init-6, OCBC Ventura, dan Trihill Capital di Jakarta, Senin (18/11).

Perilaku masyarakat yang tetap konsumtif itu, sambungnya, akan tetap menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pada tahun 2024, konsumsi domestik tercatat berkontribusi sebesar 57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Karena itu, sektor konsumsi dan ritel kini menjadi salah satu industri yang sangat menarik perhatian para investor, melengkapi fokus mereka yang sebelumnya lebih terarah pada bisnis rintisan yang berbasis teknologi.

Namun demikian, kata Rexi, para investor tetap mengedepankan pendekatan selektif dalam menentukan perusahaan yang akan didanai. Selain mengutamakan potensi pertumbuhan yang cepat, mereka juga menilai keberlanjutan bisnis dan kekuatan model bisnis sebagai faktor penting dalam pengambilan keputusan investasi.

"Portofolio Init-6 di sektor konsumen juga beragam. Belum lama ini Init-6 berinvestasi pada brand lifestyle, Torch, yang menargetkan untuk memiliki 50 gerai toko di 2029 dan memperluas jangkauan pasar ke luar Indonesia. Yang terakhir, Init-6 mengumumkan investasi strategis di UMA Women, brand sanitasi dan kesehatan wanita organik, demi mendukung keberlanjutan produk kewanitaan organik yang dapat diakses secara inklusif dan luas," terangnya.

Senada dengan Rexi, Portfolio and Advisory Head OCBC Ventura, Dyah Trisnawaty mengungkapkan, penaikan PPN tidak terlalu berpengaruh terhadap portofolio perusahaan.

"Karena masyarakat sangat konsumtif dan senang dengan kemunculan barang-barang baru. Jadi misalnya ada restoran baru, langsung mau datang. Ada produk-produk baru, langsung mau coba," ujarnya.

Dyah menambahkan, untuk tahun ini OCBC Ventura telah mendanai tiga bisnis ritel yaitu Vilo, FTL Fitness dan Kopitagram.

"Kami percaya, dengan pemerintahan baru dan prospek ekonomi Indonesia yang menjanjikan, ini adalah waktu dan momentum yang tepat dalam mendorong pendanaan untuk inovasi dan pertumbuhan sektor ritel," imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, VP of Invesments Trihill Capital, Varianus Ian Sulaiman, menyebut rencana naiknya PPN menjadi 12% tak menjadi isu negatif terhadap dunia usaha.

"Dari observasi kami, penaikan PPN itu tak akan berdampak negatif terhadap bisnis. Pada perencanaan budget 2025, hal tersebut tidak menjadi pertimbangan khusus kami," terangnya.

Trihill Capital, sambungnya, bahkan baru saja mengumumkan dua portofolio investasi di sektor ritel yakni kepada Se'Indonesia dan Hiboo Baby.

"Sebagai investor awal Se'Indonesia dan Hiboo Baby kami bangga melihat bagaimana kedua perusahaan ini tidak hanya meraih kesuksesan bisnis, tetapi juga kemberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Se'Indonesia telah berhasil menjawab tantangan akses terhadap konsumsi protein berkualitas, sementara Hiboo Baby telah memberikan solusi inovatif untuk kebutuhan perawatan kulit bayi dengan harga yang terjangkau," pungkasnya. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya