Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ratusan Ton Susu tidak Terserap Industri, Pemerintah Segera Cari Solusi

M Ilham Ramadhan Avisena
11/11/2024 00:44
Ratusan Ton Susu tidak Terserap Industri, Pemerintah Segera Cari Solusi
Aksi mandi dan membuang susu sapi di Boyolali: Peloper susu melakukan aksi mandi susu sapi yang tidak terserap oleh industri pengolahan susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024). Aksi mandi dan membuang susu sapi yang dilakukan ole(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

PEMERINTAH akan segera berkoordinasi untuk membahas maraknya aksi buang susu oleh peternak sapi. Pembahasan itu bakal dilakukan dengan melibatkan semua pihak guna mendapatkan solusi terbaik.

"Kami akan segera mengoordinasikan para pihak yang terkait dengan kasus pembuangan susu sapi oleh para peternak sapi dari pihak DPN (Dewan Persusuan Nasional), pihak peternak, dari industri pengolah susu, dan instansi terkait akan segera kami bahas penyelesaiannya, semoga segera tuntas," ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza kepada Media Indonesia, Minggu (10/11).

Diberitakan sebelumnya, Koperasi dan pengepul susu segar di Jawa Timur kelimpungan sampai akhirnya membuang susu lantaran tidak terserap industri pengolahan susu (IPS) sejak awal Oktober 2024 hingga saat ini.

Sekitar 200 ton susu di Jatim menumpuk di koperasi dari total produksi 900 ton per hari. Jumlah susu yang tidak terserap industri itu bisa lebih besar mengingat ada banyak pengepul yang tidak memiliki tandon berpendingin yang memadai. Akhirnya, mereka membuang susu karena sudah rusak.

"Sejak awal Oktober, kami sudah membuang susu sekitar 2-3 tangki kapasitas 17 ton per tangki," kata Sulistyanto, Ketua Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar, Pasuruan, Jatim, Minggu (10/11).

Sulistyanto yang juga aktif di Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) mengungkapkan 7.000 peternak tergabung dalam KPSP Setia Kawan Nongkojajar dan memproduksi 97 sampai 100 ton per hari. Sebelum Oktober, seluruh susu terserap habis pada sejumlah industri atau perusahaan susu, yaitu Indolakto, Frisian Flag Indonesia, Cisarua Mountain Dairy Tbk (Cimory), dan Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM). Setiap perusahaan biasanya minta dipasok 20 ton sampai 55 ton per hari.

Belakangan, sejumlah industri menerapkan aturan pengurangan permintaan yang oleh pengelola koperasi susu dianggap sangat mendadak. Perusahaan mengurangi permintaan susu rata-rata 2-5 ton per hari, itu pun disertai dengan penundaan jadwal pengiriman. Alasannya, ada yang bilang perbaikan mesin pengolahan susu dan faktor daya beli masyarakat sedang menurun.

Kondisi ini membuat peternak merugi, apalagi mendekati penerapan program sarapan bergizi gratis prioritas Presiden Prabowo Subianto. Hal serupa juga dirasakan peternak di Kabupaten Malang.

"Menurut saya itu tidak masuk akal. Kerugian kami sudah miliaran rupiah," ucap Sulistyanto. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya