Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pidato Perdana Presiden Prabowo Subianto Relevan dengan Kebutuhan Indonesia

M Ilham Ramadhan Avisena
21/10/2024 11:14
Pidato Perdana Presiden Prabowo Subianto Relevan dengan Kebutuhan Indonesia
Presiden Prabowo Subianto(Antara)

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Mohammad Faisal menilai pidato perdana Presiden Prabowo Subianto usai dilantik cukup relevan dengan kebutuhan Indonesia saat ini. Beberapa hal yang dianggap krusial ialah mengenai kedaulatan pangan hingga ketahanan energi.

Pidato perdana presiden, kata dia, menekankan pentingnya Indonesia memiliki kedaulatan pangan, alih-alih semata mencapai ketahanan pangan. “Karena yang dijelaskan itu sebetulnya bukan hanya cukup pangannya, tapi cukup karena diproduksi sendiri, swasembada, bukan karena cukup karena impor. Jadi itu penting sekali karena untuk menjaga kedaulatan juga untuk hal yang paling strategis dan mendasar itu adalah pangan,” jelasnya saat dihubungi, Senin (21/10).

Sementara terkait ketahanan energi, lanjut Faisal, presiden menekankan pentingnya kecukupan dan pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan energi melalui pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Menurutnya, itu tak semata demi kepentingan ekonomi, melainkan menyangkut aspek ketahanan keamanan nasional. 

Ketahanan energi juga dinilai merupakan hal strategis yang mestinya diimplementasikan dengan komitmen yang kuat, alih-alih sekadar retorika. Cara-cara baru untuk mencapai ketahanan energi perlu dilakukan oleh pemerintah agar janji tersebut dapat terealisasi. 

“Tentu saja harus belajar dan lebih dari dari kesalahan implementasi kebijakan pada masa Jokowi dan presiden sebelumnya, supaya kita betul-betul bisa mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan energi, tapi itu juga penting unutk bisa berkelanjutan dengan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT),” kata Faisal. 

Lebih lanjut, ia juga menyoroti perihal subsidi tepat sasaran yang disampaikan oleh presiden. Faisal menilai, itu bukan berarti pemerintah mesti menekan pemberian bantuan kepada masyarakat. Negara-negara maju pun, kata dia, masih memberikan subsidi kepada rakyatnya. 

“Yang penting memang harus tepat sasaran, jangan sampai salah sasaran dan yang menikmati itu adalah orang-orang yang tidak semestinya mendapatkan. Karena pada dasarnya subsidi itu untuk membantu yang lemah atau tidak mampu. Jadi kalau tidak tepat sasaran malah tidak efektif dan tidak efisien anggaran,” pungkas Faisal. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya