Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Bea Cukai Indonesia menjalin kerja sama dengan Japan Customs and Tariff Bureau (JCTB) dalam kerangka Mutual Recognition Arrangement Authorized Economic Operator (MRA AEO).
Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi sebagai fasilitator perdagangan dan dukungan industri, serta merupakan pengakuan timbal balik antara kedua administrasi kepabeanan terkait program-program AEO yang diakui dan diterima di masing-masing negara.
Baca juga : Ekspor Perdana UMKM ke Jepang Senilai Rp550 Juta, Bea Cukai Bogor Berikan Asistensi
Saat ini, kolaborasi yang terdiri dari delapan tahap ini telah memasuki tahap ketiga, yaitu kunjungan validasi bersama.
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Budi Prasetiyo menjelaskan, kerja sama ini dimulai dengan penandatanganan perjanjian pada 17 April di Sydney, Australia, diikuti studi banding untuk menilai kesesuaian program AEO kedua negara.
Kunjungan validasi ini bertujuan memastikan kriteria otorisasi telah diterapkan dan validasi otorisasi dilaksanakan dengan tepat.
Baca juga : Ekspor Perdana, Glass Bowl Asal Bali Berhasil Tembus Pasar Jepang
Kunjungan validasi bersama dilaksanakan di Indonesia pada 17-19 September 2024, di mana delegasi Jepang yang dipimpin oleh HAGA Mariko, Deputy Director of International Division, bersama 14 delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Moh. Saifuddin, Kepala Subdirektorat Registrasi Kepabeanan, mengunjungi dua perusahaan di Bekasi, yaitu Multistrada dan PT Denso Manufacturing Indonesia.
Budi menyampaikan bahwa Multistrada telah berhasil mendapatkan sertifikasi AEO dan menjadi contoh manfaat program AEO, sedangkan PT Denso Manufacturing sedang dalam proses memperoleh sertifikasi AEO.
"Usaha perusahaan-perusahaan ini menegaskan pentingnya program AEO dalam membangun kepercayaan dan keunggulan operasional antara kedua negara," ujar Budi.
Baca juga : Bea Cukai Serahkan Sertifikat pada Perusahaan Bersertifikasi AEO di Indonesia, Apa Manfaat Sertifikasi AEO?
Melalui kunjungan ini, Bea Cukai dan JCTB berharap dapat memperoleh wawasan mengenai praktik dan prosedur AEO yang diterapkan di Multistrada dan PT Denso Manufacturing.
Budi menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya memvalidasi program-program AEO Indonesia, tetapi juga memperkuat pemahaman dan kerja sama dalam penerapan AEO MRA.
Hingga September 2024, Indonesia telah menjadi tuan rumah bagi 161 operator AEO yang berkontribusi terhadap perdagangan yang aman dan efisien. "Capaian ini berkat kolaborasi antara pemerintah, pengguna jasa, dan masyarakat dalam implementasi AEO. Kami berharap Indonesia terus berkomitmen menegakkan standar tertinggi dalam operasional kepabeanan untuk memastikan manfaat dari upaya kolaboratif ini dirasakan oleh semua pemangku kepentingan," tutup Budi. #MIA (RO/Z-10)
Ketidakpastian kebijakan cukai dari tahun ke tahun, seperti lonjakan 23% pada 2020, dapat memicu reaksi ekstrem dari industri, termasuk PHK dan relokasi produksi.
Bea Cukai menegaskan komitmennya dalam mendukung kelancaran kepulangan jemaah haji Indonesia tahun 2025 (1446 Hijriah)
Potensi penerimaan negara yang tidak diperoleh dari barang-barang tersebut sebesar Rp8,9 miliar.
Hingga April 2025, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp100 triliun atau 33,1% dari target, tumbuh 4,4% (yoy), utamanya didorong oleh lonjakan penerimaan bea keluar.
Kementerian Keuangan resmi menerbitkan PMK 34/2025 untuk menyederhanakan aturan barang bawaan penumpang dan awak sarana pengangkut.
Tim gabungan pun melaksanakan controlled delivery pada Kamis (22/05), hingga dapat menangkap seorang WNA asal Australia berinisial L.A.A. di Tibubeneng, Kuta Utara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved