Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi cadangan penyimpanan karbon hingga 630 giga ton di akuifer garam serta reservoir minyak dan gas yang sudah habis.
Sejumlah investor asing disebut tertarik menanamkan modal untuk bisnis penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture storage (CCS) di Tanah Air.
Luhut menuturkan bahwa salah satu proyek yang tengah dibidik investor adalah penerapan CCS di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Banten. Teknologi yang digunakan untuk menyimpan emisi CO2 di PLTU tersebut diperkirakan akan terpasang dalam waktu tiga tahun ke depan.
Baca juga : Luhut Undang Investor Garap Bisnis Penyimpanan Emisi Karbon 400 Giga Ton di RI
"Banyak investor yang antre (untuk proyek CCS), misalnya di Suralaya. Teknologinya baru siap pada tahun 2027," ujarnya dalam acara 2nd International & Indonesia Carbon Capture and Storage (IICCS) Forum 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (31/7).
Di tingkat global, investasi CCS mencapai 6,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp104 triliun (kurs Rp16.289), dengan Asia memberikan kontribusi sebesar 1,2 miliar dolar AS atau senilai Rp19,5 triliun. Menko Marves menegaskan bahwa Indonesia memiliki peran sentral dalam investasi teknologi CCS melalui berbagai proyek, seperti proyek Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, dan di Cekungan Sunda-Asri, Jawa Barat.
"Ada peluang investasi sebesar 1,2 miliar dolar AS. Kita sedang menghitung berapa angka yang bisa didapat dari potensi CCS kita, karena kita memiliki kapasitas penyimpanan CO2 sebesar 630 giga ton," jelasnya.
Baca juga : Peningkatan Investor Saham Perlu Didukung Penguatan Ekosistem Pasar Modal
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan bahwa beberapa investor asing tengah menjajaki peluang bisnis jasa penangkapan dan penyimpanan karbon, seperti ExxonMobil, Repsol, dan British Petroleum (BP).
Repsol berencana mengembangkan proyek CCS di Blok Sakakemang, Bayuasin, Sumatera Selatan. ExxonMobil Indonesia diketahui tengah mematangkan pengembangan proyek CCS di Cekungan Sunda-Asri. Sementara itu, BP telah mendapatkan persetujuan rencana pengembangan atau plan of development CCS untuk Lapangan Gas Ubadari Proyek Tangguh.
"Jadi, sudah ada minat dari Repsol di Sumatera, BP di Tangguh, dan proyek Abadi Blok Masela juga akan ada CCS," pungkasnya. (P-5)
Formula 1 terus berinovasi untuk bisa memberikan manfaat pada masyarakat secara keseluruhan terutama pada penggunaan karbon.
PT Pertamina International Shipping (PIS) meraih penghargaan atas upaya dan inovasi perusahaan dalam menerapkan pelayaran hijau atau green shipping.
Salah satunya dengan tidak lagi menggunakan detergent hingga mengajarkan anak-anak untuk tidak menggunakan pembalut sekali pakai.
Grab Indonesia menyatakan berhasil mencegah emisi karbon hingga 30.000 ton CO2e dari pengoperasian lebih dari 11.000 kendaraan listrik (GrabElectric) di Indonesia.
Transisi energi tidak hanya tentang pengurangan emisi tetapi juga untuk penciptaan lapangan kerja dan peluang investasi.
ESP sangat efektif untuk meningkatkan produksi pada sumur dengan cadangan yang masih besar tapi bertekanan rendah atau dengan angka produksi yang menurun.
PT Allianz Global Investors Asset Management Indonesia, sebuah perusahaan manajemen investasi, secara resmi mengumumkan kemitraan strategis dengan Standard Chartered Indonesia.
MAYORITAS investor pemula merasa kebingungan saat memulai saham apa yang dipilih, kapan membeli, bagaimana mengelola risiko, dan siapa yang bisa dipercaya untuk bertanya.
Tidak hanya pelaku usaha, kini banyak investor Indonesia dari kalangan muda hingga profesional mulai terjun ke berbagai instrumen investasi
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja positif pada perdagangan saham selama sepekan pada periode 14–18 Juli 2025.
Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) berhasil menarik Foreign Direct Investment (FDI) sebesar Rp13,8 triliun di 2024.
Banyak investor saat ini cenderung bersikap wait and see, menunggu kebijakan suku bunga diturunkan untuk mulai mengalokasikan dana ke altcoin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved