Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Teknologi Baru untuk Industri Geotermal Berkelanjutan

Wisnu Arto Subari
29/7/2024 20:22
Teknologi Baru untuk Industri Geotermal Berkelanjutan
(MI/HO)

INDONESIA memiliki potensi geotermal terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 24 gigawatt (GW). Namun hanya sekitar 10% dari kapasitas yang saat ini dimanfaatkan. Untuk mengoptimalkan potensi besar ini, diperlukan pengembangan teknologi inovatif guna memaksimalkan penggunaan energi geotermal yang ramah lingkungan. Teknologi dan proses itu termasuk pengelolaan air dan sistem pendinginan terkini yang dirancang untuk membantu mengurangi konsumsi air hingga 30%, mengurangi emisi karbon, dan memperpanjang umur operasional peralatan geotermal.

"Mengatasi tantangan industri dari risiko hulu saat eksplorasi hingga fase pemanfaatan sangat penting. Dengan target menambah 3.000 MW pada 2030 berarti kita harus menambah 500 MW setiap tahun. Meskipun ada risiko dari skala pengembangan yang agresif, pengembangan sumber daya geotermal entalpi rendah-menengah (low-medium enthalpy) di Indonesia merupakan keharusan. Upaya ini memerlukan dukungan dari perusahaan teknologi seperti Nalco Water, perusahaan dari Ecolab, dalam pengelolaan yang efektif," ujar Riza Pasikki, General Secretary Asosiasi Panasbumi Indonesia (API-INAGA). 

VP & GM Heavy Industry Ecolab Asia Tenggara, Chandra Marimuthu, menegaskan komitmen perusahaan untuk mendukung pertumbuhan industri geotermal di Asia Tenggara. "Mendorong kolaborasi, inovasi, dan pertumbuhan dalam industri geotermal sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim. Mendirikan pusat keunggulan geotermal (geothermal excellence center) di Indonesia dapat berfungsi sebagai pusat inovasi, penelitian, dan kolaborasi dalam mengatasi tantangan industri di Indonesia, Jepang, Selandia Baru, dan Filipina," ujar Chandra.

Di sisi lain, Associate Professor dan Co-Director dari Geothermal Institute di University of Auckland, Prof. Sadiq J. Zarrouk, PhD., menyoroti peningkatan penggunaan pembangkit listrik teknologi binary untuk produksi listrik dari reservoir geotermal entalpi rendah dan tinggi (low and high enthalpy). "Pembangkit listrik teknologi binary harus terus dioptimalkan untuk mengekstrak sebanyak mungkin energi dari fluida geotermal untuk generasi daya maksimal. Kontrol dan pengelolaan akumulasi kerak mineral menjadi sangat penting. Sementara industri telah menggunakan teknologi modifikasi pH fluida geotermal selama lebih dari 20 tahun untuk mengontrol penumpukan mineral, hal ini menyebabkan efektivitas yang terbatas dan dapat menyebabkan korosi." 

Menurutnya, pengujian dalam skala kecil (on-site side stream testing) dengan inhibitor yang tepat ialah kunci terbaik untuk mengontrol akumulasi kerak, memungkinkan kelangsungan operasi pembangkit teknologi binary dengan gangguan minimal dan tanpa memengaruhi umur operasional dari alat penukar panas (heat exchangers). (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya