Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
FLUKTUASI nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir dinilai lumrah. Pergerakan naik turun itu dianggap relatif masih lebih baik dibanding negara lain. Apalagi posisi cadangan devisa masih cukup tinggi, yakni US$139 pada Mei 2024.
"Rupiah berfluktuasi itu tentu saja. Tapi ya kita itu masih oke. Cadangan devisa masih sekitar US$130 miliar, tidak jelek sama sekali," ujar Gubernur Bank Indonesia periode 1993-1998 Soedrajad Djiwandono saat memberikan kuliah umum dalam acara Midyear Banking and Economic Outlook 2024 oleh Infobank, Selasa (2/7).
Dia juga meminta otoritas moneter maupun pemerintah tak terlalu khawatir jika nantinya nilai rupiah terus melemah hingga menembus Rp17 ribu per dolar AS. Alih-alih khawatir berlebih dan menimbulkan kegaduhan, pemangku kebijakan mesti bisa mempersiapkan diri dan kebijakan mitigasi yang tepat.
Baca juga : Rupiah Hari Ini Menguat di Angka Rp15.653 per Dolar AS
Pasalnya, menurut Soedrajad, penguatan dolar diperkirakan masih akan terus berlanjut. Itu akibat kebijakan suku bunga tinggi The Federal Reserve (The Fed) yang berlangsung cukup lama. Prakiraan pasar soal pemangkasan suku bunga pun tampak pudar setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25% hingga 5,50% bulan lalu.
Penguatan dolar AS juga disebut akan tetap terjadi meski nantinya The Fed memangkas suku bunga acuannya. Sebab, nilai tukar mata uang Negeri Paman Sam itu tetap menguat meski banyak negara mulai mempromosikan pembayaran dengan mata uang lokal.
Hal yang paling mengkhawatirkan dari terus menguatnya dolar AS ialah dampak menjalar ke sektor riil di dalam negeri. "Yang kita takutkan adalah efek terakhir ke sektor riil dan menyebabkan inflasi. Harapan saya, mudah-mudahan ini jangan ke sektor riil," tutur Soedrajad.
Dia juga mengaitkan pelemahan rupiah itu dengan kondisi pendapatan negara yang menurutnya masih cukup lemah. Hal itu terlihat dari rasio pajak (tax ratio) Indonesia yang konsisten rendah d kisaran 10%. Padahal dari segi jumlah penduduk, rasio itu mestinya tinggi.
"Harus bisa menaikan itu, kesungguhan efektivitas penarikan, tidak dibuka kesempatan kongkalikong pejabat pajak dan pembayar pajak, itu akan meningkatkan penerimaan. Kalau itu dilakukan tax ratio bisa naik 2%, itu memang tantangan besar, tapi bukan mustahil. Tidak boleh pesimistis," jelas Soedrajad. (Mir/Z-7)
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen terutama mendorong literasi rupiah yang inklusif dan kontekstual di tingkat daerah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar atau senilai Rp2.477 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 10 Juni 2025, ditutup menguat 117,31 poin atau 1,65% ke posisi 7.230,74.
Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2025 sebesar US$152,5 miliar atau setara Rp2.482,5 triliun.
BANK Indonesia (BI) mengungkapkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2025 defisit US$800 juta atau setara Rp13 triliun (kurs Rp16.327).
Cadangan devisa Indonesia diperkirakan bakal berada di kisaran US$150 hingga US$155 miliar di akhir triwulan II 2025. Itu diperkirakan baru akan meningkat lagi pada semester II tahun ini.
Peneliti Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan, meskipun cadangan devisa Indonesia masih dalam batas aman untuk tiga bulan impor, tetap ada kekhawatiran dari investor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved