Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KUOTA pembiayaan syariah dari Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) ditambah menjadi 2.200 unit sepanjang 2024. Hal ini terjadi salah satunya lantaran peminat pembiayaan dengan skema syariah mulai meningkat.
Deputi Komisioner Bidang Pemanfaatan Dana BP Tapera Sid Herdi Kusuma mengatakan, total kuota Pembiayaan Tapera pada 2024 sebesar 8.717 unit, terdiri atas 6.497 unit rumah dengan pembiayaan konvensional dan 2.200 unit rumah dengan skema syariah. Dari jumlah itu sudah terbit efek pemanfaatan atau realisasi sebanyak 1.786 unit.
“Artinya, sisa kuota Pembiayaan Tapera adalah 4.711 unit skema konvensional, dan 2.200 unit skema syariah,” kata Sid saat dihubungi, Kamis (30/5).
Baca juga : Respon Isu Strategis Pembiayaan Perumahan, BP Tapera Luncurkan Tapera Digital Services
Adapun, Sid memaparkan, realisasi penyaluran Pembiayaan Tapera sepanjang 2022 mencapai 4.534 unit yang disalurkan sepenuhnya oleh perbankan konvensional. Sedangkan pada 2023, kemarin, pendanaan untuk segmen konsumen perumahan dari kalangan aparatur sipil negara (ASN) peserta Tapera naik menjadi 7.249 unit. Rinciannya, sebanyak 5.189 unit dengan skema konvensional dan 2.060 Pembiayaan Tapera Syariah.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPD REI) Aceh Zulkifli HM Juned, menyambut baik kebijakan penambahan volume kuota Pembiayaan Tapera Syariah tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi kebijakan BP Tapera yang menambah porsi pendanaan syariah dalam Program Pembiayaan Rumah Tapera untuk tahun 2024," tegas Zulkifli.
Menurut Zulkifli, sektor perumahan di Aceh mengalami keterbatasan karena adanya qanun atau peraturan daerah yang melarang operasionalisasi perbankan konvensional di wilayah administratif provinsi tersebut. Penerapan Qanun Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah telah membuat perbankan konvensional hengkang dari Provinsi Aceh.
"Akibatnya, calon pembeli rumah di Aceh hanya dapat memilih bank syariah. Bagi provinsi lain, penambahan porsi kredit pembiayaan rumah (KPR) Tapera mungkin tidak terlalu berdampak. Sedangkan bagi masyarakat Aceh, penambahan porsi pembiayaan Tapera Syariah itu merupakan angin segar," tutur Zulkifli.
Ketiadaan perbankan konvensional itu membuka peluang bagi bank pelaksana konvensional dari Provinsi Sumatera Utara untuk melayani nasabah asal Provinsi Aceh.
“Ini terjadi karena berlaku mekanisme pasar, ketika ada permintaan maka suplai akan masuk. Hal ini tentunya menimbulkan ekonomi biaya tinggi terhadap bisnis perumahan di Aceh. Timbul beban biaya dan efektivitas waktu seiring layanan bank konvensional yang ada di Provinsi Sumatera Utara bagi debitur perumahan dari wilayah administratif Provinsi Aceh," tegasnya.
Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPP REI) Bidang Pembiayaan dan Perbankan Syariah Royzani Sjachril menyatakan, komitmen BP Tapera itu merupakan wujud dukungan untuk memajukan iklim pembiayaan perbankan syariah.
Baca juga : Jika Sudah Punya Rumah, Apakah Pekerja Wajib Ikut Tapera
“Kebijakan BP Tapera memperbesar volume pembiayaan syariah itu sangat bagus untuk menampung calon konsumen yang memang ingin memanfaatkan konsep KPR syariah. Apalagi, saat ini tren nasabah beralih ke perbankan syariah memang tumbuh cukup signifikan," ucap Royzani.
Royzani berharap migrasi calon debitur ASN dari bank konvensional ke skema pembiayaan syariah bisa lebih dipercepat.
“Pada saat ASN calon pembeli rumah memilih skema pembiayaan syariah, proses perpindahannya itu relatif masih lama. Kami berharap BP Tapera bisa memfasilitasi agar proses migrasinya bisa lebih cepat untuk memudahkan calon nasabah," tukasnya.
Kendati demikian, kata Royzani, edukasi manfaat penting skema pembiayaan syariah belum linier dengan pertumbuhan pasar di sektor pembiayaan perbankan.
“Meskipun edukasi mengenai konsep syariah masih sangat minim, namun publik sudah semakin sadar akan pentingnya pembiayaan syariah. Masyarakat yang dulunya berpandangan bahwa pembiayaan perbankan konvensional lebih murah dibandingkan bank syariah, kini sudah mulai berubah," pungkasnya. (Z-10)
Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya terus bertambah sehingga kebutuhan hunian semakin meningkat.
CitraGarden City menghadirkan inovasi hunian dengan meresmikan Show Unit Cluster Malta, rumah 3 lantai terbaru yang mengusung arsitektur bergaya Mediterania modern.
Pamulang dan Ciputat tengah mencuri sorotan kembali, terutama dari kalangan keluarga muda yang tengah berburu rumah pertama.
Kemudahan akses menuju kawasan Cibubur melalui tiga pintu tol sekaligus mendorong percepatan pertumbuhan sektor perumahan Di wilayah timur Jakarta.
Ciputra Group resmi menggelar acara Berita Acara Serah Terima (BAST) tahap pertama untuk hunian CitraLake Villa.
Pemerintah Indonesia menargetkan pembangunan 1 juta unit hunian vertikal setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat.
SETIAP tahun, jutaan umat Muslim di Indonesia bercita-cita menunaikan ibadah haji, umrah, atau berkurban.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTPN Syariah tahun 2025 menyetujui seluruh mata acara, salah satunya pembagian dividen tunai sebesar Rp34,5 per saham.
Kegiatan penggalangan dana sosial kini berkembang pesat dengan mekanisme yang transparan. Langkah itu memastikan dana sampai kepada penerima manfaat dengan aman dan tepat sasaran.
Bank Perekonomian Rakyat Syariah Central Syariah Utama (BPRS CU) mendapat penghargaan dalam ajang Indonesia Sharia and Halal Top Brand Award 2025 yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi.
IMBT adalah kontrak hybrid yang menggabungkan unsur sewa guna usaha dengan penjualan atau pemberian aset di akhir masa kontrak.
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) syariah sebesar Rp17 triliun di tahun ini. Jumlah tersebut naik dari target tahun lalu yang hanya Rp16 triliun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved