Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TISU merupakan salah satu komoditas yang seringkali ditemukan di lingkungan sekitar kita. Terdapat beragam jenis tisu yang tersedia di
pasaran seperti tisu kering untuk wajah (facial tissue), tisu higienis, tisu basah, tisu dapur, dan lain sebagainya.
Sebanyak 54 persen masyarakat Indonesia yang hidup di kota besar memiliki kebiasaan mengkonsumsi tiga helai tisu untuk mengeringkan
tangan.
Proses produksi tisu sama dengan proses pembuatan kertas yang juga dibuat dari bahan baku kayu serta memerlukan sangat banyak air dalam prosesnya. Untuk membuat 3,2 juta ton tisu toilet, produsen harus menebang sekitar 54 juta batang pohon.
Baca juga : Suryanesia Raih The Most Active Company in Solar Rooftop Innovations
Dan dalam setiap roll tisu yang kita gunakan menghabiskan sekitar 140 liter air untuk proses pembuatannya. Sedangkan pembuatan 1 ton kertas itu sendiri, membutuhkan 20 pohon 7 dewasa, lebih dari 90.000 liter air, lebih dari 1,2 ton batubara dan berbagai bahan kimia lain yang dapat mencemarkan lingkungan kita.
Penggunaan tisu secara berlebihan akan memberi dampak yang buruk, bukan hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi kesehatan. Melihat konsumsi tisu masyarakat Indonesia yang cukup besar dan sebagai bagian dari komitmen MMI untuk menghadirkan produk yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan, MMI memperkenalkan tisu bambu Miutiss di Indonesia.
Produk tisu ini merupakan inovasi pengembangan produk tisu yang terbuat dari serat pohon bambu alami yang ramah lingkungan.
Baca juga : Kuota Subsidi Motor Listrik Masih Tersedia, United E-Motor Beri Tawaran
"Misi kami di MMI adalah untuk memberikan produk-produk berkualitas tinggi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumen, tetapi juga ramah terhadap lingkungan," kata Mengky Mangarek CEO MMI.
"Dengan peluncuran Miutiss Tisu Bambu, kami berharap dapat memberikan solusi yang inovatif dan bertanggung jawab bagi keluarga modern."
Bambu yang digunakan dalam produksi Miutiss memiliki sertifikat dari Forest Stewardship Council (FSC). Sertifikat FSC adalah bukti bahwa bahan baku yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Baca juga : Terapkan Bisnis Berkelanjutan, BUMN Holding Pertambangan Raih 6 Emas di Ajang Proper 2023
Tisu Bambu sendiri memiliki serat yang kuat sehingga tidak mudah robek, menjadikannya pilihan yang nyaman dan andal untuk digunakan sehari-hari rumah tangga.
"Kami optimistis menyertakan Miutiss Premium Tisu Bambu dalam portofolio produk kami," tambah Mengky Mangarek.
"Kami yakin bahwa produk ini dapat memenuhi harapan konsumen kami untuk kesehatan, kecantikan, dan penggunaan rumah tangga sehari-hari. Selain itu, produk ini juga 100% dapat terurai dengan baik, karena terbuat dari serat pohon bambu, MIUTISS Premium Bamboo Tisu
memastikan bahwa konsumen dapat menggunakan produk ini tanpa menimbulkan dampak negatif pada lingkungan," pungkasnya. (H-2)
Kita bisa membuat sendiri masker untuk merawat kulit wajah. Caranya mudah, cukup sediakan tisu bambu dan manfaatkan produk skincare yang ada di rumah.
rumah adat Jawa Barat dengan karakteristik bentuk yang menjunjung unsur hewan dan tumbuhan serta menggunakan bahan alami sebagai simbol kesederhanaan
PROGRAM Revolusi Hijau tidak fokus pada satu soal. Selain penanaman pohon sebagai sebuah gerakan massal
Material bambu dinilai telah rapuh karena diterpa cuaca hujan dan terik panas matahari secara bergantian
Sekretaris Komisi D itu mengatakan masyarakat perlu mendapat penjelasan karena biaya yang digelontorkan untuk pembangunan dan pemasangan karya seni buatan Joko Avianto itu tidak murah.
Gembong menegaskan fakta yang disampaikan karya seni tersebut bisa tahan lama tidak sesuai dengan kenyataan.
Event ini digelar Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT) dengan kategori Fun Run 5K dan 10K, Trail Run 27K dan 50K.
Sepertiga gas rumah kaca global berasal dari sistem pangan dunia, dihitung mulai dari produksi, pengemasan, distribusi, hingga limbah
Tujuan utama acara adalah untuk mendidik peserta tentang pentingnya pertanian perkotaan dalam mendukung keamanan pangan lokal.
Selain menjaga lingkungan, penggunaan pembalut kain juga dinilai dapat membuka peluang ekonomi bagi perempuan yang membuatnya, sehingga turut mendukung perekonomian rumah tangga.
Peringatan Hari Bumi Internasional sebagai momentum penting untuk mengingatkan akan tanggung jawab menjaga kelestarian planet yang kita tinggali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved