Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KONFLIK geopolitik global serta proteksionisme perdagangan berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor secara umum lantaran terjadi kenaikan biaya logistik di jalur konflik. Diversifikasi pasar ekspor ke lebih banyak negara dijadikan strategi pengusaha makanan dan minuman untuk memitigasi risiko bisnis.
Direktur Utama PT Maxindo Karya Anugerah Tbk, Sarkoro Handajani menyampaikan, konflik geopolitik global tentunya berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor. Namun dirinya optimistis, ekspor makanan ringan oleh perseroan akan berjalan sesuai target.
“Kita buat strategi dengan melakukan diversifikasi pasar ekspor ke lebih banyak negara guna memitigasi risiko dan mengeksplorasi lebih dalam pasar domestik, Tanah Air,” ungkap Sarkoro di Jakarta, (7/5).
Baca juga : Produksi dan Ekspor Sawit Februari Turun Dibanding Januari
Selain itu, Sarkoro mengatakan, pelaku bisnis makanan ringan juga harus meningkatkan kehandalan integrasi rantai pasok, meningkatkan efisiensi biaya produksi dan logistik, serta menjalin kemitraan dari negara-negara yang tidak terpengaruh langsung oleh konflik geopolitik.
Secara khusus, eksplorasi pasar domestik akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan segmen pasar general, modern trade, dan e-commerce.
“Bersamaan dengan groundbreaking pabrik ke-3 di Kawasan Industri Kenal, kami telah memulai diversifikasi tujuan ekspor baru ke negara-negara Timur Tengah (Middle East) seperti Yordania, Palestina dan Saudi Arabia,” kata dia.
Baca juga : Jalan Panjang Menuju Kesuksesan Cartenz Cocoa
Adapun, sejak 1977 fokus mengembangkan bisnis makanan ringan (snack) berbahan baku umbi-umbian, PT Maxindo telah melakukan expor ke 30 negara.
Untuk pasar domestik, kata Sarkoro, pihaknya berupaya meningkatkan total kapasitas produksi perseroan dengan membuka pabrik ke-3 di Kawasan Industri Kendal. Pabrik baru ini, mampu menyumbang penambahan produksi sebesar 470 ton per bulan.
“Kini ini perseroan punya kemampuan produksi secara total mencapai 800 ton per bulan untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,” jelas dia.
Baca juga : Produsen Camilan Indonesia Tays Resmi Luncurkan Produk di Jepang
Pabrik baru milik PT Maxindo Karya Anugerah ini, dibangun di atas lahan seluas 3,5 hektar di Kawasan Industrial Kendal, Jawa Tengah. Pabrik ke-3 yang dibangun perseroan tersebut diproyeksikan untuk meningkatkan kapasitas produksi seiring meningkatnya permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor.
Selain menambah kapasitas produksi untuk pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri maupun ekspor, pembangunan pabrik juga diproyeksikan bagipengembangan produk-produk baru yang dihadirkan produsenmakanan ringan (snack) berbahan baku umbi-umbian tersebut.
“Kehadiran pabrik ke-3 ini merupakan kesempatan terbaik bagi perseroan untuk melakukan ekspansi bisnis, baik dalam kapasitas produksi maupun varian produk baru yang dihasilkan. Hal ini seiring dengan kinerja perusahaan akhir-akhir ini semakin membaik,” ujar Sarkoro.
Baca juga : Produk Snack dari Tays Bakers asal Indonesia Masuk ke Pasar Jepang
Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah dipilih sebagai lokasi pembangunan pabrik bukan tanpa alasan. Selain strategis, mudah diakses, infrastruktur serta ketersediaan tenaga kerja juga terbilang memadai dan cukup besar. Alasan lain, pengelola kawasan umumnya menyediakan berbagai program khusus yang memudahkan pelaku industri dan eksportir dalam melakukan pengembangan investasi.
Rencana pembangunan pabrik akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, menyelesaikan konstruksi pada area seluas1.6 hektar yang diproyeksikan rampung setahun ke depan, yakni Mei 2025. Pada tahap berikutnya, akan dibangun sisa area daritotal 3,5 hektar lahan yang dimiliki.
Sebagai perusahaan yang telah lama berspesialisasi pada pengolahan bahan baku umbi-umbian tropis seperti singkong, ubi jalar, dan talas menjadi berbagai makanan ringan, PT Maxindo bertekad terus berinovasi dalam pengembangan produknya.
“Ke depan, tidak menutup kemungkinan perusahaan dapat mengembangkan berbagai produk pada lini yang berbedaserta lebih inovatif,” imbuhnya. (Z-10)
Penggunaan software desain canggih yang terintegrasi langsung dengan sistem produksi fisik menjadi salah satu solusi yang mulai diadopsi oleh banyak produsen.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo memfasilitasi ekspor salah satu UMK binaan, yakni CV Agradaya Indonesia di ajang pameran Canadian Health Food Association (CHFA) Now 2025
Sebelumnya, pasokan air di kawasan tersebut dikelola oleh pengembang dan sering kali mengalirkan air dengan kondisi bau dan berwarna kuning.
PRODUKSI Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) bulan Oktober 2024 mencapai 4.843 ribu ton, lebih tinggi 9,69% dibandingkan produksi bulan September sebesar 4.415 ribu ton.
Sejak beroperasinya pabrik Wuling di Indonesia pada Juli 2017, Wuling telah memproduksi sembilan lini kendaraan.
PT Sunthi Sepuri resmi memulai pembangunan sarana produksi baru yang berlokasi di Cikupa, Tangerang, Banten. Itu dilakukan untuk meningkatkan produksi.
Langkah awal meredakan konflik Iran–Israel melalui Confidence-Building Measures (CBM) untuk mengurangi ketegangan dan membangun kepercayaan bersama.
DIASPORA Indonesia yang tersebar di mancanegara ikut menyoroti wacana Indonesia emas 2045 di tengah tantangan geopolitik yang sedang berkobar di belahan dunia.
KETEGANGAN geopolitik di Timur Tengah, khususnya konflik antara Israel dan Iran serta potensi penutupan Selat Hormuz, menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia.
SITUASI geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel dinilai masih akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini.
Ketidakpastian dunia saat ini disebut bakal bersifat permanen dan mengubah tatanan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved