Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Lonjakan Harga Pangan Jelang Lebaran Bisa Diantisipasi Dengan Digitalisasi

Mohamad Farhan Zhuhri
28/3/2024 08:35
Lonjakan Harga Pangan Jelang Lebaran Bisa Diantisipasi Dengan Digitalisasi
Ilustrasi - Ketua Umum Asparindo Y Joko Setiyanto menyatakan permintaan yang tinggi menjadi penyebab kenaikan harga. (MI/Widjajadi)

MENJELANG Hari Raya Idul Firti, harga pangan di Jakarta masih belum terkendali. Mulai dari harga beras, telur, hingga sayur-mayur melonjak tinggi. Tidak hanya warga, pedagang dan pengelola pasar juga mengeluhkan kondisi tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) Y. Joko Setiyanto mengatakan harga pangan yang naik dikarenakan permintaan yang tinggi. Bahkan, tahun ini, harga beras termasuk menjadi salah satu komoditas pangan yang melonjak harganya.

“Saya bukan orang politik, tapi memang untuk beras ini sangat berat ya,” ujarnya saat acara nota Memorandum of Understanding (MoU) dengan Rhyne Technologies LLC bertajuk 'Empowering Digital Growth' di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (27/3).

Baca juga : Pasar di Tulang Bawang Pelopor Pembayaran Retribusi secara Elektronik

Ia menjelaskan, dengan kondisi seperti tersebut, Pemerintah perlu menyiapkan antisipasi yang lebih panjang, tanpa berdalih cuaca yang menjadi penyebab hal itu terjadi.

“Kita tidak bisa salahkan cuaca atau apalah, semua itu kan mesti dipertimbangkan. Kami Asparindo selalu berusaha membantu pemerintah kapanpun,” imbuhnya.

Pasalnya, meski harga meroket, Joko mengatakan untuk stok pangan sendiri terbilang aman, pun juga terjadi di Jakarta.

Baca juga : Pedagang Benarkan Klaim Presiden Soal Harga Telur Turun

“Masih aman stoknya. Tapi seharusnya kita tidak mengulang hal yang sama,” katanya.

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa dalam waktu dekat mereka akan menyiapkan digitalisasi terkait data pangan. Dengan begitu, selama ini kesulitan mendapatkan akses data pangan bisa diatasi.

“Kita sangat penting digitalisasi karena jika tidak, data itu sangat susah. Misalnya, data padi untuk beras detailnya seperti apa,” jelasnya.

Baca juga : Ngobras Dorong UMKM untuk Manfaatkan Platform Digital

Kegiatan transaksi yang menggunakan pena dan kertas di pasar-pasar bisa dipermudah dengan digitalisasi.

Dia mencontohkan selama ini pedagang yang berbelanja ke Pasar Induk Kramatjati sekitar pukul 03.00 WIB hingga 04.00 untuk mengisi kiosnya. Dengan digitalisasi itu, para pedagang tidak perlu ke Pasar Induk Kramatjati.

“Itu yang sedang kami mulai. Dengan digitalisasi itu akan mempermudah distribusi juga,” jelasnya.

Baca juga : Inkoppas Dorong Digitalisasi Perekonomian Pasar

Dalam hal ini pihaknya menggandeng mitra strategis Rhyne Technologies LLC dari Amerika Serikat. Perusahaan ini sudah berpengalaman puluhan tahun di dunia pengembangan industri khususnya teknologi, dan akan membuat entitas usaha bersama.

"Untuk mendorong literasi digitalisasi pada perekonomian pasar rakyat,” kata Joko.

Kerjasama mereka ditandai dengan meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).

Sementara itu CEO Rhyne Technologies LLC Quang Buu Tran mengatakan, Rhyne Technologies merupakan perusahaan perangkat lunak terdepan yang menghadirkan produk inovatif yang ditujukan untuk industri tradisional. Tidak terkecuali minyak dan gas (migas), konstruksi dan pertambangan.

“Dengan fokus menggunakan teknologi untuk menjembatani kesenjangan di sektor yang terabaikan, Rhyne Technologies berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi operasional dan membuka peluang baru,” ujarnya. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya