Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SELAMA periode 18-22 Maret 2024, terdapat dua obligasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap III Tahun 2024 dan Obligasi Berkelanjutan V PNM Tahap II Tahun 2024.
"Kedua obligasi tersebut dicatatkan pada Kamis (21/3)," ujar Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad melalui keterangannya yang dikutip pada Minggu (24/3).
Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap III Tahun 2024 diterbitkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mulai dicatatkan di BEI dengan nominal Rp2,5 triliun.
Baca juga : IFC-Bank BTPN Kerja Sama Penerbitan Obligasi Sosial dan Hijau
Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi ini adalah idAAA (Triple A) dan dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebagai Wali Amanat.
Obligasi Berkelanjutan V PNM Tahap II Tahun 2024 yang diterbitkan PT Permodalan Nasional Madani mulai dicatatkan di BEI dengan nominal Rp1,67 triliun. Hasil pemeringkatan Pefindo untuk obligasi ini adalah idAA+(Double A Plus) dan dengan PT Bank Mega Tbk sebagai Wali Amanat.
"Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 18 emisi dari 17 emiten senilai Rp20,96 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 548 emisi dari 128 emiten dengan outstanding sebesar Rp460,41 triliun dan US$32,362 juta," terang Kautsar.
Baca juga : Aldiracita Sekuritas Jadi Underwriter Obligasi 18,2 Triliun di Tahun 2022
Adapun Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nominal Rp5.847,62 triliun dan US$502,10 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp3,19 triliun.
Sementara itu, data perdagangan saham di PT Bursa Efek Indonesia selama periode 18-22 Maret 2024 ditutup bervariasi. Peningkatan tertinggi dalam sepekan terjadi pada kapitalisasi pasar yaitu sebesar 0,48% dari Rp11.692 triliun pada sepekan sebelumnya menjadi Rp11.748 triliun pada penutupan pekan ini.
"Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini turut mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,30% dengan ditutup berada pada posisi 7.350,152 dari 7.328,054 pada penutupan pekan lalu," ujar Kautsar.
Baca juga : Mau Investasi? Kenali Lebih Dekat Reksa Dana dan Deposito
Dia menambahkan, rata-rata frekuensi transaksi harian saham turut mengalami perubahan sebesar 7,55% menjadi 1,139 ribu kali transaksi dari 1,233 ribu kali transaksi pada sepekan lalu.
Sementara rata-rata volume transaksi harian saham mengalami perubahan sebesar 11,67% selama sepekan, menjadi 16,50 miliar lembar saham dari 18,68 miliar lembar saham pada sepekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian saham mengalami perubahan yaitu sebesar 40,62% menjadi Rp10,17 triliun dari Rp17,12 triliun pada sepekan yang lalu.
"Investor asing pada hari ini (Jumat 22/3) mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp372,9 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp28,25 triliun," pungkas Kautsar.
(Z-9)
Merujuk data Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek SMIL pada Mei, investor pemegang saham SMIL naik hingga 3.217 menjadi 9.027 investor dari bulan sebelumnya hanya 5.810 investor.
KINERJA pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan atau pada Senin-Jumat, 16–20 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin 16 Juni 2025, dibuka menguat 10,61 poin atau 0,15% ke posisi 7.176,68.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa per Mei 2025, jumlah investor saham di Indonesia telah mencapai rekor tertinggi, yakni 7.001.268 SID.
BNI mengumumkan rencana penerbitan obligasi berlandaskan keberlanjutan (Sustainability Bond) Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025, dengan nilai maksimal Rp5 triliun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved