Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BI: Rupiah Kembali Menguat 0,77%, Setelah Melemah di Januari 2024

Fetry Wuryasti
21/2/2024 16:31
BI: Rupiah Kembali Menguat 0,77%, Setelah Melemah di Januari 2024
Menurut BI, kinerja Rupiah lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Won Korea, Ringgit Malaysia, dan Baht Thailand.(MI/Ramdani)

BANK Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia. Setelah pada Januari 2024 melemah 2,43%, nilai tukar Rupiah pada Februari 2024 (hingga 20 Februari 2024) kembali menguat 0,77% (ptp).

Penguatan nilai tukar Rupiah didorong oleh kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.

"Dengan perkembangan ini, nilai tukar Rupiah hanya sedikit melemah 1,68% dari level akhir Desember 2023," katakata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, pada Pengumuman Hasil RDG BI Bulanan Bulan Februari 2024, Rabu (21/2).

Baca juga : Bank Indonesia: Pelemahan Rupiah karena Faktor Eksternal

Kinerja Rupiah lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Won Korea, Ringgit Malaysia, dan Baht Thailand masing-masing sebesar 3,69%, 4,27%, dan 5,31%.

Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan stabil dengan kecenderungan menguat didorong oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing, didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia, serta penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023," kata Perry.

Baca juga : Sri Mulyani: Kondisi Rupiah Relatif Baik di Tengah Penguatan Dolar AS

Di sisi lain, tingkat inflasi terjaga rendah dalam kisaran sasaran 1,5% - 3,5%, didukung oleh kebijakan moneter Bank Indonesia yang pro-stability.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2024 tercatat sebesar 2,57% (yoy) menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,61% (yoy) sehingga tetap berada dalam kisaran.

Penurunan terjadi pada inflasi inti, sebagai hasil konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia yang pro-stability serta sinergi erat dengan Pemerintah Pusat dan Daerah.

Baca juga : BI Rate Kembali Ditahan Demi Kuatkan Stabilisasi Rupiah dan Mitigasi Dampak Global

Inflasi inti turun dari 1,80% (yoy) pada Desember 2023 menjadi 1,68% (yoy) pada Januari 2024, dipengaruhi oleh imported inflation yang rendah.

"Ini sejalan dengan tetap stabilnya nilai tukar Rupiah, ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, serta kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik," kata Perry.

Inflasi administered prices relatif stabil sebesar 1,74% (yoy). Sementara itu, inflasi volatile food meningkat menjadi 7,22% (yoy), terutama pada komoditas beras dan bawang karena dampak El-Nino, faktor musiman, dan bergesernya musim tanam. (Z-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya