Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) telah melakukan kajian pengembangan coal blending facility (CBF) sebagai alternatif solusi mengatasi penurunan cadangan batu bara.
Bekerja sama dengan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), PLN EPI akan memperkuat keandalan pasokan energi primer untuk pembangkit di PLN Grup.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara dalam keterangan di Jakarta, Selasa, mengungkapkan seiring meningkatnya krisis energi dunia, pasokan batu bara untuk pembangkit semakin terbatas. Dalam hal ini PLN telah melakukan inovasi tata kelola energi primer untuk menjamin keandalan listrik nasional.
Baca juga: Hadirkan Solusi Smart & Green, PLN Icon Plus Beri Promo Spesial PLTS Atap
Inovasi PLN melalui CBF dirasa tepat karena akan memasok batu bara dalam jumlah yang cukup, berkualitas baik dan tepat waktu.
"PLN EPI telah melakukan langkah-langkah strategis, salah satunya dengan penguatan pasokan energi primer untuk pembangkit listrik untuk menjamin keandalan suplai listrik ke pelanggan," kata Iwan.
Dirinya melihat streamlining rantai pasok energi yang telah dibangun PLN akan semakin kokoh dengan adanya CBF. Termasuk kolaborasi dengan PT KBS yang akan membantu PLN memperoleh batu bara dengan kalori yang sesuai melalui CBF dan menjamin pengiriman batu bara tepat waktu.
Cara kerja CBF adalah dengan mencampur batu bara berkalori tinggi dan rendah sehingga mencapai kalori yang dibutuhkan pembangkit.
Baca juga: ESDM: PLN Operasikan 21 Pembangkit Hidrogen Hijau
"Saya optimis dengan bantuan KBS rantai pasok kami akan semakin andal. Hal ini juga menampakkan sinergi kuat antarsesama BUMN untuk bersama-sama menerangi seluruh Indonesia," tambahnya.
Dengan adanya inovasi ini, Iwan optimis pembangkit PLN tidak akan mengalami derating atau penurunan daya mampu, sehingga pasokan listrik untuk masyarakat tetap terjamin.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan menyampaikan bahwa CBF adalah salah satu strategi PLN EPI merespons keterbatasan pasokan batu bara di beberapa pembangkit bertenaga uap (PLTU) di sepanjang 2023. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah pembangkit yang dikelola PLN mengonsumsi batu bara di bawah standar boiler.
"CBF memungkinkan PLTU untuk mendapatkan spesifikasi batubara yang optimum sesuai dengan standar kebutuhan boiler. Waktu pengirimannya juga lebih singkat," jelas Mamit.
Ia mengakui hadirnya CBF telah memberikan rasa aman untuk pembangkit. Karena strategi ini mampu menjamin kualitas dan kuantitas batubara menyesuaikan kebutuhan pembangkit.
"Value creation CBF adalah dapat memasok sesuai spesifikasi optimum yang diminta pembangkit. Bahkan biaya pengadaan batubaranya juga terbilang lebih murah," pungkas Mamit.
(Ant/E-1)
Menggunakan kabel ekstensi di waktu yang tidak tepat dapat merusak perangkat dan alat elektronik, serta meningkatkan risiko keselamatan yang serius bagi pengguna.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan tarif listrik PT PLN, pada triwulan III atau periode Juli-September Tahun 2025 tidak naik.
Masyarakat di sekitar wilayah jaringan diajak aktif peduli lingkungan melalui program tukar sampah dengan internet.
Bila PLN ingin memberikan diskon tarif ke masyarakat lagi, sebaiknya dilakukan justru pada saat puncak penggunaan terjadi. Misalnya mulai dari sebelum ramadan hingga lebaran usai.
Bila PLN ingin memberikan diskon tarif ke masyarakat lagi, sebaiknya dilakukan justru pada saat puncak penggunaan terjadi. Misalnya mulai dari sebelum ramadan hingga lebaran usai.
GUBERNUR Sumsel Herman Deru melakukan penyalaan sambungan listrik untuk lima desa di Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Selasa (15/4) siang.
Pemerintah kembali merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara pada periode 2029 hingga 2033.
PT TBS Energi Utama memperkuat komitmennya dalam bertransformasi menjadi perusahaan berbasis keberlanjutan dengan sejumlah langkah strategis.
TOBA mendapatkan persetujuan dari pemegang saham melakukan divestasi dua aset PLTU berkapasitas 200 megawatt senilai US$144,8 juta atau setara Rp2,3 triliun.
Indonesia perlu segera menetapkan peta jalan pengakhiran dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebagai acuan untuk menemukan dan mengembangkan solusi.
Transaksi ini sejalan dengan komitmen Perseroan dalam mencapai target netralitas karbon pada tahun 2030 melalui inisiatif TBS 2030.
PLN berencana membatalkan kontrak 13,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang sebelumnya direncanakan dalam RUPTL 2019-2028.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved