Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bapanas: Musim Panen Padi di Awal 2024 Mundur Dua Bulan

Insi Nantika Jelita
11/11/2023 17:00
Bapanas: Musim Panen Padi di Awal 2024 Mundur Dua Bulan
Sejumlah petani memanen padi di area persawahan Pemkot Jakarta Barat.(Antara)

KEPALA Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memperkirakan puncak musim panen raya di awal tahun 2024 mundur dua bulan akibat el nino. Secara historis puncak panen padi terjadi pada Maret-April. Namun, bakal mundur pada Mei-Juni.

Ia menjelaskan fenomena El Nino membuat musim hujan mundur dari waktu biasanya. Normalnya musim hujan masuk pada bulan Oktober. Namun, musim pancaroba atau peralihan dari kemarau ke musim hujan baru terjadi November ini.

"Ya prediksinya (musim panen) mundur dua bulan. Berarti sekitar Mei-Juni gitu ya," kata Arief di Kawasan Pabrik PT Pupuk Kujang, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (11/11).

Baca juga: Kepala Bapanas Tepis Perpanjangan Bantuan Pangan untuk Kepentingan Politis

Menurutnya, agar musim panen raya berhasil, petani harus didukung dengan ketersediaan pupuk yang memadai, air, menjaga tanaman pari dari serangan hama dan lainnya.

"Mudah-mudahan hasilnya (panen padi) baik. Salah satu kuncinya itu pupuk. Ya kami bersyukur ini didorong oleh PT Pupuk Indonesia," ucapnya.

Baca juga: Mentan: Program Gernas El Nino Capai 75,6% dari Target

Untuk mengantisipasi penurunan produksi beras akibat El Nino, Arief menuturkan pemerintah berencana menambah impor beras sebanyak satu juta ton beras. Stok tersebut sebagai pengisian cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog

"Untuk cadangan pangan kita pastikan di atas satu juta ton beras dan Bulog sudah punya. Nomor satu itu ada ketersediaan dulu, kalau harga tinggal kita sesuaikan," ucap Kepala Bapanas.

Arief kemudian tidak menepis adanya lonjakan harga bahan pangan seperti beras, cabai, dan jagung imbas fenomena El Nino yang menurunkan produksi gara-gara kekeringan.

Ia mengatakan pemerintah berupaya melakukan stabilisasi pasokan dan harga cabai rawit merah (CRM) yang mengalami kenaikan harga. Melalui situs panel harga.badan pangan.go.id, harga CRM tertinggi menembus Rp105.120 per kilogram (kg) di Kepulauan Bangka Belitung, sedangkan harga terendah CRM sebesar Rp50.980 per kg di Nusa Tenggara Timur.

"Iya memang soal itu (kenaikan harga pangan) antara suplai dan permintaan enggak bisa dibohongi. Sehingga, cabai itu kita akan mobilisasi stoknya. Kita fasilitasi distribusi dari sentra produksi," tutupnya.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya