Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Analis Sebut Tiga Instrumen Investasi Berpeluang Cuan pada 2024

Budi Ernanto
28/10/2023 08:55
Analis Sebut Tiga Instrumen Investasi Berpeluang Cuan pada 2024
Seorang teller di bank di Jakarta menghitung uang setoran tunai nasabah, Senin (31/1/2011).(MI/PANCA SYURKANI)

HEAD of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menyebutkan tiga instrumen investasi saham yang berpeluang memberikan keuntungan pada 2024 yang merupakan tahun politik.

"Di tahun depan (2024) ketika The Fed berhenti menaikkan suku bunga, investasi bisa dimulai di instrumen seperti goverment bonds, growth stocks, gold. Itu bisa benefit," kata Adrian Joezer seperti dilansir dari Antara.

Ia mengatakan, kebijakan suku bunga tinggi masih akan bertahan untuk beberapa saat, terutama tingkat suku bunga di Amerika Serikat (AS).

Namun, memasuki 2024, ada kesempatan menguntungkan pada saat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) berhenti menaikkan suku bunga dan ekspektasi terkait imbal hasil obligasi mulai turun.

Selain itu, aset jangka panjang (long duration assets) yang terefleksi dari saham-saham seperti growth company, tower company, property company bisa memberikan keuntungan pada tahun depan.

Baca juga:

Indonesia Targetkan Investasi US$6 Miliar untuk Pariwisata Hijau

Target Investasi Diperkirakan akan Tercapai

Lebih lanjut, Adrian mengatakan pada 2024, kondisi defisit transaksi berjalan Indonesia akan semakin tinggi, namun dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB) akan tumbuh menjadi 5,2 persen dari 5 persen pada tahun ini.

Sementara, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Reverse Repo Rate juga diperkirakan bisa turun sebesar 50 bisnis poin mulai Mei 2024. Saat ini suku bunga acuan BI berada di level 6 persen.

Ia mengatakan, dengan kondisi seperti ini, kecenderungan pemilihan investasi saham pada kuartal terakhir 2023 dan kuartal I 2024, antara lain saham consumer staples atau kebutuhan pokok konsumen, telekomunikasi, perbankan, dan komoditi.

"Jika memasuki kuartal II 2024 dengan perhitungan yang masih valid, maka investasi bisa mulai dilakukan untuk long duration assets," katanya. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya