Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Isu ketimpangan ekonomi di Indonesia harus segera ditangani secepat mungkin. Masalah ketimpangan juga perlu dilihat secara menyeluruh agar tidak menjadi ancaman serius di masa mendatang.
"Kalau bicara soal social protection, Indonesia memang dinilai cukup berhasil. Dalam dua dekade terakhir kita berhasil mengurangi kemiskinan, tetapi dalam long term trend dari inequality terus meningkat," ujar peneliti utama Smeru Institute Asep Suryahadi dalam peluncuran buku putih dari LPEM untuk Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029, Jumat (27/10).
Benih-benih ketimpangan, lanjut dia, sedianya terlihat sejak awal 1990 dan terus terjadi hingga saat ini. Data-data penurunan ketimpangan hanya terjadi ketika ada kejadian dan peristiwa yang memukul perekonomian Indonesia.
Baca juga: Pemerintah akan Keluarkan Paket Kebijakan Jaga Pertumbuhan Ekonomi Tetap 5%
Itu terjadi karena perlindungan sosial diberikan secara masif, tidak hanya menyentuh golongan miskin semata. Alhasil, angka kemiskinan dan ketimpangan tampak beriringan melandai.
Namun setelah guncangan terhadap perekonomian usai, perlindungan sosial itu kembali hanya ditujukan bagi masyarakat miskin. Hal itu menurut Asep memunculkan kondisi nyata mengenai ketimpangan di Tanah Air.
Baca juga: Gobel: Ekonomi Desa Adalah Fondasi Ekonomi Nasional
"Jadi, setiap ada guncangan, ketimpangan akan turun, tapi memang secara jangka panjang meningkat dan memang secara struktural ketimpangan itu akan meningkat," kata Asep.
"Ini PR besar untuk social protection ke depan, jadi mungkin sekarang ini foksunya ada di kemiskinan, tapi ke depan harus bergeser ke ketimpangan," tambahnya.
Program-program perlindungan sosial yang bakal digulirkan pemerintah ke depan, imbuh Asep, juga harus berorientasi pada upaya penurunan ketimpangan. Untuk mengubah paradigma itu, diperlukan kajian dan evaluasi yang mendalam.
"Jadi tidak bisa lagi social protection itu hanya fokus pada orang miskin, tetapi seluruh masyarakat. Koalisi yang mendukung social protection ini perlu diperluas dari yang selama ini sudah ada," terangnya.
Di kesempatan yang sama, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty menyebutkan, data gini koefisien yang menunjukkan ketimpangan di Indonesia hanya mengacu pada sisi pengeluaran individu atau rumah tangga. Padahal, banyak aspek yang dapat digunakan untuk mengukur ketimpangan.
"Kita tidak bisa menyadarkan isu ketimpangan ini hanya dengan gini koefisien dari pengeluaran. Kalau kita lihat dan membuat gini untuk tabungan, itu mungkin akan ada di 0,9, dan itu sangat timpang," jelasnya.
"Itu bisa dilihat dari data LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang menunjukkan pertumbuhan tabungan di atas Rp2 miliar dibandingkan dengan yang di bawahnya. Jadi di sektor keuangan sendiri ini sangat timpang," lanjut Telisa.
Karenanya, menurut dia, diperlukan koefisien gini lain selain sisi pengeluaran untuk mengukur tingkat ketimpangan di Indonesia. Itu agar data mengenai ketimpangan nasional dapat diterjemahkan dengan baik oleh pemerintah, sehingga kebijakan yang dibuat dapat berjalan dengan efektif. (Z-11)
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
PRESIDEN Prabowo Subianto menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045. Prabowo mengaku optimistis dapat merealisasikan target tersebut.
Papua Tengah masih menempati urutan kedua tertinggi dalam tingkat buta huruf di Indonesia.
MEMBEKALI generasi muda dengan jiwa kepemimpinan disebut bisa menjadi langkah awal untuk memberantas kemiskinan di Indonesia di masa depan.
Metode pengukuran kemiskinan yang digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini sudah berusia hampir 50 tahun.
PEMERINTAH telah meluncurkan operasi pemberantasan premanisme, termasuk yang juga berkedok menggunakan atribut organisasi masyarakat (ormas).
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Pada moda kereta api, diskon yang diberikan sebesar 30% untuk sebanyak 3.522.464 tempat duduk atau sebesar Rp300 miliar. Untuk angkutan udara PPN ditanggung pemerintah
advokat yang tergabung dalam Tim Advokat Penegak Hukum Anti Premanisme (Tumpas) melakukan audiensi dengan Polri
Komitmen dalam membangun UMKM ini sejalan dengan misi besar perusahaan untuk memperkuat jaringan distribusi makanan yang kuat di seluruh Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved