Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Media sosial kembali digemparkan dengan sebuah video yang menyayat hati. Dua bocah asal Gowa, Sulawesi Selatan, terekam kamera memungut sisa snack yang ditinggalkan pejabat usai perayaan HUT ke-80 RI. Rekaman tersebut langsung viral di TikTok, ditonton jutaan kali, dan menuai gelombang reaksi publik.
Dalam video tersebut terlihat jelas kontras yang menusuk: kotak-kotak snack berwarna putih, simbol kemewahan acara pejabat, berserakan di kursi kosong. Sementara itu, tangan mungil bocah memasukkan sisa makanan itu ke kantong plastik lusuh. Pemandangan ini seketika menjadi simbol ketimpangan sosial yang nyata.
Ironinya, peristiwa memilukan itu terjadi tepat sehari setelah upacara Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80. Momen yang seharusnya penuh semangat persatuan dan keadilan justru menyajikan potret pahit: anak kecil harus memungut sisa perayaan kaum elite demi bisa makan.
Snack yang dibuang bukan sekadar makanan, tetapi hasil belanja dari anggaran daerah (APBD). Warganet pun geram. Banyak komentar bernada kritik, salah satunya berbunyi: “Itu makanan yang dibuang pakai duit pajak kan ya?”. Fakta ini semakin mempertegas kemarahan publik terhadap pemborosan dana negara.
Dua bocah dalam video diketahui bernama Syamsul dan Muh Aidil, keduanya berusia sekitar 7 tahun. Mereka berasal dari Kecamatan Somba Opu, Gowa. Menurut pengakuan keluarga, snack itu dipungut bukan untuk dijual, melainkan untuk dimakan bersama di rumah. Kepolosan mereka menambah pilu cerita di balik viralnya video.
Tak butuh waktu lama, Kapolres Gowa Ajun Komisaris Besar Muhammad Aldy Sulaiman mendatangi rumah Syamsul dan Aidil. Ia menyampaikan kepedulian langsung kepada keluarga dan bahkan berjanji menghadiahkan sepeda bagi kedua bocah tersebut. Tindakan ini menuai apresiasi, meski publik tetap menuntut solusi jangka panjang bagi masalah sosial yang lebih besar.
Di era digital, media sosial bergerak lebih cepat daripada birokrasi. Dalam hitungan jam, publik telah memberi "vonis sosial" lewat komentar dan reaksi yang membanjiri lini masa. Kasus ini menjadi bukti nyata bagaimana suara rakyat bisa menguatkan isu ketimpangan sosial lewat ruang digital.
Kasus bocah pungut snack pejabat di Gowa ini bukan sekadar peristiwa viral, tetapi cermin nyata kesenjangan sosial. Dari kontras visual, anggaran publik yang terbuang, hingga kepolosan anak-anak yang terdampak, semuanya menusuk nurani. Publik berharap peristiwa ini menjadi momentum evaluasi agar uang negara benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kecil. (Micom/Z-10)
AMAD, salah satu pelaku sejarah peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya tahun 1945 silam, saat ini sudah berusia 103 tahun.
INDONESIA sudah memasuki usia ke-80 tahun pada Agustus 2025. Usia yang cukup matang jika dianalogikan dengan manusia
Dalam rangka memperingati HUT ke-80 RI, PT Pertagas menggelar upacara serentak di 6 (enam) area operasi yang dihadiri oleh Jajaran Direksi Pertamina Gas sebagai inspektur upacara.
Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, Ascott Jakarta menggelar Ascott Soiree di Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah).
KAI Daop 4 Semarang, Jawa Tengah, mencatat tingginya mobilitas masyarakat dalam menggunakan kereta api pada periode libur panjang akhir pekan momen HUT ke-80 Republik Indonesia.
Penyaluran bantuan sosial (bansos) yang mengacu pada Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) akan lebih baik.
Lembaga Riset dan Data Analisis Sigmaphi 118,73 juta orang atau 42,9% penduduk Indonesia pada tahun 2023 hidup dalam kondisi tidak layak.
Di balik keindahan alamnya yang memukau dan semangat masyarakatnya yang tak kenal lelah, Gorontalo masih bergulat dengan dua "luka" kronis: kemiskinan dan kesenjangan
SEKTOR usaha ultramikro, mikro, kecil dan menengah (UMKM) membutuhkan ekosistem yang sehat agar bisa naik kelas dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kenaikan angka kemiskinan di Ibu Kota Jakarta pada Maret 2025 dipicu oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan garis kemiskinan dan ketidakstabilan harga kebutuhan pokok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved