Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

6 Fakta Menusuk di Balik Video Viral Bocah Pungut Snack Pejabat di Gowa saat HUT ke-80 RI

 Gana Buana
20/8/2025 14:31
6 Fakta Menusuk di Balik Video Viral Bocah Pungut Snack Pejabat di Gowa saat HUT ke-80 RI
Bocah memungut sisa snack pejabat di Gowa.(Dok. Video Viral via Whatsapp)

Media sosial kembali digemparkan dengan sebuah video yang menyayat hati. Dua bocah asal Gowa, Sulawesi Selatan, terekam kamera memungut sisa snack yang ditinggalkan pejabat usai perayaan HUT ke-80 RI. Rekaman tersebut langsung viral di TikTok, ditonton jutaan kali, dan menuai gelombang reaksi publik.

1. Kontras Sosial yang Menyakitkan

Dalam video tersebut terlihat jelas kontras yang menusuk: kotak-kotak snack berwarna putih, simbol kemewahan acara pejabat, berserakan di kursi kosong. Sementara itu, tangan mungil bocah memasukkan sisa makanan itu ke kantong plastik lusuh. Pemandangan ini seketika menjadi simbol ketimpangan sosial yang nyata.

2. Terjadi Usai Upacara HUT ke-80 RI

Ironinya, peristiwa memilukan itu terjadi tepat sehari setelah upacara Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80. Momen yang seharusnya penuh semangat persatuan dan keadilan justru menyajikan potret pahit: anak kecil harus memungut sisa perayaan kaum elite demi bisa makan.

3. Dana Publik Jadi Sorotan: “Itu Uang Pajak Kita!”

Snack yang dibuang bukan sekadar makanan, tetapi hasil belanja dari anggaran daerah (APBD). Warganet pun geram. Banyak komentar bernada kritik, salah satunya berbunyi: “Itu makanan yang dibuang pakai duit pajak kan ya?”. Fakta ini semakin mempertegas kemarahan publik terhadap pemborosan dana negara.

4. Identitas Bocah: Syamsul dan Muh Aidil

Dua bocah dalam video diketahui bernama Syamsul dan Muh Aidil, keduanya berusia sekitar 7 tahun. Mereka berasal dari Kecamatan Somba Opu, Gowa. Menurut pengakuan keluarga, snack itu dipungut bukan untuk dijual, melainkan untuk dimakan bersama di rumah. Kepolosan mereka menambah pilu cerita di balik viralnya video.

5. Reaksi Cepat Kapolres Gowa

Tak butuh waktu lama, Kapolres Gowa Ajun Komisaris Besar Muhammad Aldy Sulaiman mendatangi rumah Syamsul dan Aidil. Ia menyampaikan kepedulian langsung kepada keluarga dan bahkan berjanji menghadiahkan sepeda bagi kedua bocah tersebut. Tindakan ini menuai apresiasi, meski publik tetap menuntut solusi jangka panjang bagi masalah sosial yang lebih besar.

6. Media Sosial Jadi Pengadilan Publik

Di era digital, media sosial bergerak lebih cepat daripada birokrasi. Dalam hitungan jam, publik telah memberi "vonis sosial" lewat komentar dan reaksi yang membanjiri lini masa. Kasus ini menjadi bukti nyata bagaimana suara rakyat bisa menguatkan isu ketimpangan sosial lewat ruang digital.

Kesimpulan

Kasus bocah pungut snack pejabat di Gowa ini bukan sekadar peristiwa viral, tetapi cermin nyata kesenjangan sosial. Dari kontras visual, anggaran publik yang terbuang, hingga kepolosan anak-anak yang terdampak, semuanya menusuk nurani. Publik berharap peristiwa ini menjadi momentum evaluasi agar uang negara benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kecil. (Micom/Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya