Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
BANK Indonesia berkomitmen untuk menjaga tingkat inflasi di level yang terkendali dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Itu dilakukan agar ketidakpastian ekonomi global yang terjadi saat ini tak merembes langsung ke tingkat inflasi dalam negeri.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia Firman Mochtar saat menjadi pembicara BNI Investor Daily Summit 2023 bertema Sustainable Growth, Global Challenges di Jakarta, Selasa (24/10).
"Arah ini yang ingin kami lakukan, jangan sampai risiko global tadi kemudian ter-transmisi dengan peningkatan importir inflation," ujarnya.
Baca juga : BI Perkirakan Ekonomi Global Melambat di 2024
Salah satu yang diupayakan bank sentral ialah terlibat mengendalikan inflasi pangan. Itu dilakukan bersama dengan lintas kementerian dan pemerintah daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/D).
Firman mengatakan, upaya tersebut berbuah manis lantaran pergerakan inflasi pangan bergerak secara lambat. Dengan kata lain, kenaikan-kenaikan harga di tingkat konsumen dapat ditekan.
"Gambaran konkretnya terlihat pada saat ada kenaikan harga BBM tahun 2022 kemarin, biasanya pada saat ada kenaikan harga BBM itu (inflasi) volatile food naik tinggi, nah ini justru tidak kelihatan," kata dia.
Baca juga : BI : Ekonomi Global 2023 Diperkirakan Tumbuh 2,6%
"Jadi pengendalian inflasi pangan ini kelihatannya memang positif untuk mendukung pengendali inflasi, ekspektasi inflasi yang positif, termasuk pada gilirannya ke inflasi inti dan ini kita akan teruskan," sambung Firman.
Upaya yang ditempuh bank sentral itu sekaligus dalam rangka menjaga agar inflasi umum berada di target sasaran tahun ini, yaitu 3% plus minus 1%.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan, pemerintah juga fokus untuk menekan lonjakan inflasi pangan. Itu salah satunya dilakukan melalui pengendalian harga beras agar tetap terjangkau oleh masyarakat.
Baca juga : Bank Indonesia Ungkap Strategi Jaga Ketahanan Ekonomi
"Beberapa belanja yang memang perlu kita genjot itu memang ada, terutama nanti kita akan melihat di sisi ketahanan pangan dan juga untuk stabilitas harga," ujarnya.
Febrio menambahkan, tingkat inflasi umum Indonesia dalam beberapa waktu terakhir memang menunjukkan tren penurunan. Hanya, di saat yang sama, tingkat inflasi pangan kembali menunjukkan peningkatan.
Komoditas utama yang mendorong peningkatan inflasi pangan ialah beras. Sebabnya, harga beras menunjukkan tren kenaikan akibat berkurangnya produksi karena faktor iklim dan cuaca.
Baca juga : BI: Ekonomi Indonesia Salah Satu Terbaik di Dunia
Upaya pemenuhan konsumsi beras kian menantang lantaran banyak negara produsen beras mulai membatasi aktivitas ekspor komoditas tersebut. Akibatnya, harga beras di level internasional naik signifikan.
"Jadi ini tidak hanya terkait dengan masalah domestik harga beras ini. Ini sudah menjadi masalah yang besar di seluruh dunia secara global. Ini antisipasi yang harus kita lakukan dan perankan APBN itu sebagai shock absorber, bagaimana kita memastikan pada titik-titik tertentu yang sangat krusial ini kita pastikan bahwa APBN itu siap untuk melakukan perannya," tutur Febrio. (Z-4)
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Dari dana sebesar US$22,9 miliar itu, sebanyak US$7,6 miliar ditempatkan di rekening umum valuta asing (valas).
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Tetap up-to-date! Ikuti berita terkini yang paling viral dan banyak dibicarakan hari ini. Dapatkan informasi lengkap dan analisis mendalam, lihat selengkapnya!
KETIDAKPASTIAN ekonomi global tidak selalu identik dengan risiko. Hal tersebut salah satunya terjadi pada emas yang mengalami lonjakan harga.
KETIDAKPASTIAN ekonomi global, tekanan geopolitik, hingga tren deglobalisasi terus membayangi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
KETAHANAN ekonomi Indonesia dinilai mulai tergerus, terutama karena dampak dari kondisi ekonomi global yang dalam beberapa waktu terakhir bergerak cukup dinamis.
ANGGOTA Komisi VII DPR RI, Ilham Permana menyatakan keprihatinannya anjlonya manufaktur dan risiko serbuan produk impor.
Kinerja investasi ini juga membawa dampak positif pada penciptaan lapangan kerja, dengan serapan tenaga kerja langsung mencapai 594.104 orang
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved