Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
BANK Indonesia berkomitmen untuk menjaga tingkat inflasi di level yang terkendali dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Itu dilakukan agar ketidakpastian ekonomi global yang terjadi saat ini tak merembes langsung ke tingkat inflasi dalam negeri.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia Firman Mochtar saat menjadi pembicara BNI Investor Daily Summit 2023 bertema Sustainable Growth, Global Challenges di Jakarta, Selasa (24/10).
"Arah ini yang ingin kami lakukan, jangan sampai risiko global tadi kemudian ter-transmisi dengan peningkatan importir inflation," ujarnya.
Baca juga : BI Perkirakan Ekonomi Global Melambat di 2024
Salah satu yang diupayakan bank sentral ialah terlibat mengendalikan inflasi pangan. Itu dilakukan bersama dengan lintas kementerian dan pemerintah daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/D).
Firman mengatakan, upaya tersebut berbuah manis lantaran pergerakan inflasi pangan bergerak secara lambat. Dengan kata lain, kenaikan-kenaikan harga di tingkat konsumen dapat ditekan.
"Gambaran konkretnya terlihat pada saat ada kenaikan harga BBM tahun 2022 kemarin, biasanya pada saat ada kenaikan harga BBM itu (inflasi) volatile food naik tinggi, nah ini justru tidak kelihatan," kata dia.
Baca juga : BI : Ekonomi Global 2023 Diperkirakan Tumbuh 2,6%
"Jadi pengendalian inflasi pangan ini kelihatannya memang positif untuk mendukung pengendali inflasi, ekspektasi inflasi yang positif, termasuk pada gilirannya ke inflasi inti dan ini kita akan teruskan," sambung Firman.
Upaya yang ditempuh bank sentral itu sekaligus dalam rangka menjaga agar inflasi umum berada di target sasaran tahun ini, yaitu 3% plus minus 1%.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan, pemerintah juga fokus untuk menekan lonjakan inflasi pangan. Itu salah satunya dilakukan melalui pengendalian harga beras agar tetap terjangkau oleh masyarakat.
Baca juga : Bank Indonesia Ungkap Strategi Jaga Ketahanan Ekonomi
"Beberapa belanja yang memang perlu kita genjot itu memang ada, terutama nanti kita akan melihat di sisi ketahanan pangan dan juga untuk stabilitas harga," ujarnya.
Febrio menambahkan, tingkat inflasi umum Indonesia dalam beberapa waktu terakhir memang menunjukkan tren penurunan. Hanya, di saat yang sama, tingkat inflasi pangan kembali menunjukkan peningkatan.
Komoditas utama yang mendorong peningkatan inflasi pangan ialah beras. Sebabnya, harga beras menunjukkan tren kenaikan akibat berkurangnya produksi karena faktor iklim dan cuaca.
Baca juga : BI: Ekonomi Indonesia Salah Satu Terbaik di Dunia
Upaya pemenuhan konsumsi beras kian menantang lantaran banyak negara produsen beras mulai membatasi aktivitas ekspor komoditas tersebut. Akibatnya, harga beras di level internasional naik signifikan.
"Jadi ini tidak hanya terkait dengan masalah domestik harga beras ini. Ini sudah menjadi masalah yang besar di seluruh dunia secara global. Ini antisipasi yang harus kita lakukan dan perankan APBN itu sebagai shock absorber, bagaimana kita memastikan pada titik-titik tertentu yang sangat krusial ini kita pastikan bahwa APBN itu siap untuk melakukan perannya," tutur Febrio. (Z-4)
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Bank Indonesia atau BI menilai keputusan tarif impor Amerika Serikat memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan Indonesia, terutama karena memberikan kepastian bagi para investor
Bank Indonesia (BI) pada Selasa-Rabu, 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25%
Sudah saatnya Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan. Pasalnya, kesepakatan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sudah terjadi.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan butuh kehati-hatian dalam menentukan langkah yang tepat untuk menghadapi tantangan dampak gejolak ekonomi global.
Forum ini merupakan bagian dari inisiatif Indonesia Economy Outlook 2045, sebuah program berkelanjutan yang bertujuan membangun ruang diskusi terbuka dan kritis.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukannya upaya antisipatif dalam menyikapi dampak konflik global terhadap perekonomian nasional.
Tetap up-to-date! Ikuti berita terkini yang paling viral dan banyak dibicarakan hari ini. Dapatkan informasi lengkap dan analisis mendalam, lihat selengkapnya!
KETIDAKPASTIAN ekonomi global tidak selalu identik dengan risiko. Hal tersebut salah satunya terjadi pada emas yang mengalami lonjakan harga.
KETIDAKPASTIAN ekonomi global, tekanan geopolitik, hingga tren deglobalisasi terus membayangi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved