Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Gaet Investasi dari Tiongkok Dan Timur Tengah, Cara Thailand Bisa Jadi Role Model

Media Indonesia
18/10/2023 13:25
Gaet Investasi dari Tiongkok Dan Timur Tengah, Cara Thailand Bisa Jadi Role Model
Pakar Hukum Bisnis dan Perdagangan Internasional Prof Ariawan Gunadi(Dok.Untar)

KUNJUNGAN kerja Presiden Joko Widodo ke Tiongkok untuk menghadiri Belt and Road International Cooperation ke-3 memimpin KTT pertama ASEAN-Gulf Cooperation Organization (GCC) diharapkan mampu menggali potensi foreign direct investment.

Serangkain pertemuan  itu diharapkan memberikan manfaat strategis untuk mendatangkan investasi asing ke Indonesia.  

Dalam konteks  pemanfaatan investasi asing itu, Pakar Hukum Bisnis dan Perdagangan Internasional Prof Ariawan Gunadi mengatakan  Thailand merupakan role model yang baik bagi negara-negara ASEAN dalam memanfaatkan potensi foreign direct investment di negaranya.

"Hal ini terlihat dari realisasi investasi di Thailand pada tahun 2022 mencapai US$20 miliar  atau naik 39 % dari tahun sebelumnya," ujar Prof Ariawan Gunadi di Jakarta, Rabu (18/10)

Lebih lanjut Ariawan mengatakan Indonesia dengan tingkat perekonomian yang lebih tinggi dari Thailand tidak boleh kalah dalam memaksimalkan potensi foreign direct investment. Mengingat keragaman dan jumlah sumber daya alam yang melimpah yang dimiliki menjadikan Indonesia sebagai salah satu surga investasi bagi investor asing.

"Pemerintah Indonesia harus terus berfokus pada hilirisasi sektor industri untuk komoditas-komoditas seperti nikel, tembaga, dan timah, sektor kesehatan, sektor ketahanan pangan, dan pembangunan IKN," lanjut Ariawan.

Menurut Guru Besar Universitas Tarumanegara ini, dengan mengintegrasikan sumber daya, teknologi, dan kemampuan industri dalam negeri, maka dapat Indonesia dapat memperluas lapangan pekerjaan dan memaksimalkan penggunaan investasi asing dengan lebih efisien agar menjadi negara yang semakin tangguh di kancah global.

Seperti diketahui Presiden Jokowi akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping. Selain itu, Presiden Jokowi akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Cina, Li Qiang dan Ketua Parlemen Cina, Zhao Leji. Pertemuan ini dirancang untuk membahas berbagai isu prioritas yang memiliki dampak signifikan bagi hubungan antara Indonesia dan Cina.

Beberapa isu utama yang akan dibicarakan termasuk peningkatan ekspor produk Indonesia ke Cina, upaya untuk meningkatkan investasi Cina di Indonesia, dan bagaimana kedua negara dapat bekerja sama dalam mengembangkan ketahanan pangan, yang menjadi isu yang semakin penting di tengah dinamika global.

Dalam kunjungan ke China, Pemerintah Indonesia telah menyepakati dab melakukan penandatanganan 11 dokumen, dimana di dalamnya termasuk kerja sama yang total nilainya mencapai US$12,6 miliar, atau setara Rp197,9 triliun. Adapun kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka memperkuat pengembangan industri baterai listrik, energi hijau, dan teknologi kesehatan.

Sementara dalam kunjungannya ke Arab Saudi, Presiden Jokowi juga akan membahas sejumlah isu prioritas di antaranya terkait dengan masalah ekonomi dan investasi, penjaminan produk halal, energi, dan pembentukan dewan koordinasi tertinggi bersama dengan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Selain itu, Presiden Jokowi juga akan memimpin KTT ke-1 ASEAN-GCC (Gulf Cooperation Council) terlebih dahulu sebelum kembali ke Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2023. (RO/E-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya