Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

ExxonMobil akan Beli Produsen Minyak Pioneer sekitar US$60 Miliar

Wisnu Arto Subari
11/10/2023 20:49
ExxonMobil akan Beli Produsen Minyak Pioneer sekitar US$60 Miliar
Pompa bensin Exxon terlihat pada 6 Oktober 2023 di wilayah Brooklyn, New York City.(AFP/Michael M. Santiago.)

EXXONMOBIL menandatangani kesepakatan besar untuk mengakuisisi Pioneer Natural Resources senilai sekitar US$60 miliar. Ini memperkuat kepemilikannya di Permian Basin, wilayah minyak utama AS. Perusahaan tersebut mengumumkan itu pada Rabu (11/10).

Berdasarkan transaksi seluruh saham, ExxonMobil akan membeli Pioneer yang berbasis di Texas senilai US$59,5 miliar berdasarkan harga penutupan ExxonMobil pada 5 Oktober. Keseluruhan transaksi, termasuk utang, bernilai sekitar US$64,5 miliar, kata perusahaan tersebut.

ExxonMobil mengatakan pengambilalihan tersebut, yang terbesar sejak akuisisi Mobil oleh Exxon pada akhir 1990-an, akan memungkinkan skala ekonomi yang lebih besar, memungkinkan perusahaan tersebut menerapkan teknologi pengeboran dan pengoperasian di wilayah yang lebih luas. "Kombinasi kemampuan kedua perusahaan kami akan memberikan penciptaan nilai jangka panjang yang jauh melebihi kemampuan masing-masing perusahaan jika berdiri sendiri," kata Chief Executive ExxonMobil Darren Woods.

Baca juga: Bank Dunia Sebut Suku Bunga Tinggi Ancam Beberapa Negara

Areal pengeboran yang sangat berdekatan antara kedua perusahaan akan memungkinkan, "Peluang yang lebih besar untuk menerapkan teknologi kami, memberikan efisiensi operasional dan modal serta meningkatkan produksi secara signifikan," kata Woods.

Produksi di Permian Basin, yang terletak di Texas bagian barat dan bagian timur New Mexico, menyumbang 5,8 juta barel minyak per hari atau sekitar 45% produksi AS.

Kebangkitan kembali

Wilayah ini memiliki sejarah panjang dengan sumur pertama dibuat pada 1920. Cekungan ini melonjak selama ledakan energi pada 1970-an sebelum mengalami penurunan stabil pada dekade-dekade berikutnya.

Baca juga: Perekonomian Jerman akan Susut pada 2023

Ledakan batu shale AS pada 2010 menghidupkan kembali kawasan tersebut dengan teknik fracking dan pengeboran baru yang membuat pengembangan menjadi lebih terjangkau. Batu shale adalah sedimen yang dapat diproses dan menghasilkan minyak. 

Baik ExxonMobil maupun perusahaan minyak raksasa AS, Chevron, telah banyak berinvestasi di kawasan ini dalam beberapa tahun terakhir. Dengan areal Pioneer, ExxonMobil akan mampu mengebor beberapa sumur sepanjang empat mil, meningkatkan efisiensi yang menurut raksasa minyak tersebut akan memungkinkannya memproduksi areal yang diperoleh dengan biaya kurang dari US$35 per barel.

Pengambilalihan ini terjadi karena harga minyak saat ini diperdagangkan lebih dari US$85 per barel, patokan historis yang relatif tinggi. ExxonMobil berjanji akan menerapkan praktik terbaik terhadap lingkungan, mempercepat rencana Pioneer untuk mencapai emisi net zero dalam 15 tahun hingga 2035, dan menggunakan teknologi untuk membatasi emisi metana.

Namun karena merupakan pertaruhan jangka panjang terhadap minyak dan gas, merger ini sepertinya tidak akan menyenangkan para aktivis perubahan iklim. ExxonMobil telah lama mendapat kritik karena sengaja menimbulkan keraguan terhadap ilmu pengetahuan tentang perubahan iklim demi melindungi bisnis intinya.

Di bawah kepemimpinan Woods, perusahaan ini telah membangun bisnis rendah karbon, setelah mengakuisisi Denbury Inc, perusahaan yang bergerak di bidang peningkatan perolehan minyak dan penyerapan karbon senilai US$4,9 miliar pada awal tahun ini. Meskipun ExxonMobil biasanya menghindari transaksi besar dalam skenario harga tinggi, para analis mencatat bahwa saham Pioneer telah melemah sebelum ada spekulasi mengenai kesepakatan tersebut.

Faktor lain yang mendukung kesepakatan ini ialah akan segera pensiun CEO Pioneer Scott Sheffield yang berencana mundur pada akhir 2023. Saham Pioneer melonjak 2,0% pada perdagangan prapasar, sementara ExxonMobil turun 2,5%. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya