Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Harga Minyak Dunia Diyakini Semakin Menjulang Tinggi

Fetry Wuryasti
29/9/2023 10:59
Harga Minyak Dunia Diyakini Semakin Menjulang Tinggi
Ilustrasi pabrik minyak Aramco di Arab Saudi(AFP)

Arab Saudi memutuskan memangkas produksi minyak sebanyak 3,3 juta barel hingga akhir tahun ini. Langkah tersebut dilakukan untuk mengendalikan volume produksi karena Arab Saudi menginginkan harga minyak dunia berada di kisaran US$100 per barel. Kebijakan tersbut diyakini akan membuat kondisi perekonomian dunia semakin tidak menentu. 

"Dalam beberapa bulan mendatang, mungkin harga minyak akan naik. Apalagi kemarin harga minyak WTI telah menyentuh harga tertingginya US$93,68. Brent menyentuh US$96,55," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Jumat (29/9).

"Belum lagi yang menjadi perhatian adalah, pasokan yang berkurang di pusat penyimpanan Amerika Serikat yang berdampak terhadap pasar mulai dari Asia, Timur Tengah, hingga Eropa," sambungnya.

Baca juga: Gejolak Minyak Dunia, ESDM Pastikan Harga Pertalite tidak Naik

Dalam beberapa bulan terakhir, AS sedianya telah membantu mengisi kekosongan yang ada di pasar dengan mengirimkan secara rutin lebih dari 4 juta barel setiap hari. Itu dilakukan untuk membantu memenuhi permintaan global. Namun, keputusan itu juga membuat stok di AS sendiri terus turun.

"Fokus utamanya adalah, jangan sampai persediaan minyak mengalami kehabisan, minimnya pasokan akan membuat harga minyak semakin kian menjulang tinggi. Namun permintaan di Eropa pun tinggi. Alhasil kalau Ekspor dikurangi Eropa kesulitan akan mendapatkan minyak," tutur Nico.

Baca juga: Ekonomi RI Dinilai Masih Mampu Redam Gejolak Kenaikan Harga Minyak

Di pasar futures, minimnya pasokan minyak di AS telah mendorong selisih atau spread minyak antara Brent dan Dubai di Timur Tengah meningkat. Namun, pasokan yang semakin mengecil tampaknya tidak akan membuat Amerika menurunkan ekspornya, karena pengiriman tetap di sesuaikan dengan kebutuhan pasar global yaitu 4 juta barel per hari. 

"Saat ini dunia masih akan bergolak terkait dengan kenaikan harga minyak global yang telah mendorong kekhawatiran akan inflasi yang kembali mengalami kenaikkan di mana tentu saja pelbagai bank sentral juga pasti akan bersiap menaikkan tingkat suku bunga acuan," kata Nico. (Z-11))



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya