Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
BAKAL calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo mengungkapkan rencananya untuk memberikan peluang lapangan pekerjaan kepada penyandang disabilitas di Indonesia.
Dalam acara dengan disabilitas di Jakarta Timur, Ganjar memaparkan gagasan untuk memberikan kuota khusus dalam pemerintahan dan perusahaan dalam mendukung inklusi sosial dan ekonomi bagi kaum disabilitas.
Ganjar menekankan, pemerintah harus mengambil tindakan afirmatif dengan memberikan kuota pekerjaan khusus bagi disabilitas.
Baca juga : Survei SMRC : Duet Ganjar-Mahfud Unggul di Jatim dari Prabowo-Erick
"Ya harus ada afirmasi. Maka umpama dalam ketenagakerjaan, mesti ada kewajiban perusahaan, pemerintah, kalau perlu dikasih kuota. Inilah tindakan afirmasi agar mereka (disabiltas) bisa bekerja," kata Ganjar di Badan Unit Usaha Mandiri Posko Perjuangan Rakyat (Bumi Pospera), Jakarta, Kamis (28/9).
Hal itu diungkapkan Ganjar saat temu disabilitas di Badan Unit Usaha Mandiri, posko Perjuangan Rakyat (Bumi Pospera) di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Baca juga : Perindo Sebut Cawapres Ganjar Dibahas Terbuka
Selain kuota pekerjaan, Ganjar juga menilai persiapan sumber daya manusia (SDM) dari kalangan disabilitas juga penting. Hal ini melibatkan pelatihan dan peningkatan keterampilan agar mereka siap mengisi posisi yang tersedia.
"Nah kita bisa menyiapkan mereka agar mereka juga siap. Jadi ketemu, yang disini (pemerintah/perusahaan) dipaksa dengan aturan untuk memberikan kuota, yang sebelah sini (kaum disabilitas) disiapkan untuk dilatih agar nanti bisa mengisi kuota," tegas Ganjar.
Untuk peningkatan SDM secara merata, khususnya bagi penyandang disabilitas, Ganjar mendorong sekolah inklusi di seluruh daerah di Indonesia.
Ketika menjabat gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar telah melakukan terobosan luar biasa dengan menyiapkan SMA dan SMK Negeri di Jateng menjadi sekolah inklusi, di mana anak-anak berkebutuhan khusus bisa belajar di sekolah umum. Selain itu, meningkatkan kualitas SLB Negeri di Jateng
"Mesti kita bangun komitmen kita semua untuk membangun semua sekolah mesti siap untuk inklusi, sehingga semua akan bisa mendapatkan akses yang sama," tegas Ganjar.
Menurut Ganjar, diperlukan juga pelatihan tentang bahasa isyarat. Hal itu agar ketika berinteraksi semua orang bisa memahami. Selain itu, Ganjar meminta semua pihak menyayangi, menghormati, menghargai teman-teman disabilitas.
"Potensi bagusnya menurut saya, kita bicara positif. Kawan-kawan penyandang disabilitas wabil khususnya dari komunitas tuli ini, penting mereka untuk menjadi guru buat kita, buat kami, agar kami bisa mengerti bahasa isyarat, meskipun ada banyak cara yang lain," tuturnya. (Z-5)
YAYASAN Indonesia Setara (YIS) bersama INOTEK Foundation kembali menghadirkan Program Desa EMAS (Desa Ekonomi Maju dan Sejahtera).
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi meminta publik melemparkan kritik berbasis pada, bukan perasan semata.
YAYASAN Indonesia Setara bekerja sama dengan UMKM Sahabat Sandi menghadirkan Program Kelas Baking Klapertart & Brownies Kukus bagi para ibu rumah tangga.
YAYASAN Indonesia Setara (YIS) bekerja sama dengan Gerakan Anak Negeri (GAN) menggelar pelatihan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pembuatan kripik dan sistik.
BADAN Usaha Milik Ansor (BUMA) melakukan penandatanganan kerja sama strategis dengan perusahaan cat PT. Sigma Utama dan meluncurkan BUMA paint
BEKERJA sama dengan Yayasan Indonesia Setara (YIS), Sandination kembali menghadirkan program pelatihan kewirausahaan SI IKLAS (Sahabat Sandi Naik Kelas).
YaSDI adalah lembaga atau organisasi yang berfokus pada pemberdayaan dan dukungan bagi penyandang disabilitas di Indonesia
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan pentingnya data yang memadai untuk memahami kebutuhan kelompok rentan dalam pembangunan
17,85% penyandang disabilitas berusia lebih dari 5 tahun di Indonesia tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
MESKI semangat inklusi terus digaungkan, nyatanya hanya sebagian kecil penyandang disabilitas yang berhasil menembus dunia kerja.
PEMBERDAYAAN penyandang disabilitas perlu terus ditingkatkan untuk mendukung proses pembangunan nasional. Saat ini berbagai tantangan masih kerap dihadapi oleh penyandang disabilitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved