Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
SUBHOLDING gas PT PGN (Tbk) segera merevitalisasi kilang LNG Arun yang berada di Kota Lhokseumawe untuk menjadi LNG receiving and hub terminal berkelas dunia. Kepastian revitalisasi Kilang Arun diutarakan oleh Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT PGN Achmad Muchtasyar di area kilang Arun di Lhokseumawe saat kunjungan kerjanya, belum lama ini.
Achmad menegaskan, ini bagian komitmen PGN yang mendapat penugasan dari pemerintah dalam menyiapkan energi baik dan ramah lingkungan serta murah di seluruh pelosok negeri. Tujuan utama menjadikan LNG hub di Arun dengan mengoptimalkan infrastruktur yang sudah ada yang dimiliki PT Arun NGL saat beroperasi. Di antaranya 6 LNG train dengan kapasitas 12,5 MTPA, LPG ekstraksi dengan kapasitas 1.4 MTPA, condensat facility dengan kapasitas 20.000 bpd, 2 LNG jetty, 5 LNG tank dengan kapasitas 636.000 m3, 4 LPG tank dengan kapasitas 302.000 m3, 4 kondensat tanks dengan kapasitas 2.12 juta bbl serta satu LPG jetty. LNG receiving and hub terminal nanti memungkinkan trader gas bisa menyewa fasilitas yang ada untuk menyimpan LNG sebelum dikirim ke negara pengguna.
Baca juga: Ambisi Maroko Produksi Hidrogen Hijau dan Ekspor ke Eropa
Pada kesempatan kunjungan kerja tersebut, Direksi PT Perta Arun Gas Bara Ilmarosa dan Yan Syukharial memastikan bahwa proses revitalisasi akan dimulai tahun ini dan diperkirakan selesai pada awal 2025. Semua fasilitas train LNG siap digunakan, sebab sudah ada penyewa yang menunggu untuk menggunakannya.
Kilang LNG Arun didirikan pada 1974 yang pada awalnya untuk mendukung produksi gas blok Arun. Sejak 2004, seiring habisnya gas di lapangan Exxon Mobil, kilang tersebut tidak digunakan lagi. Revitalisasi menjadi terminal regasifikasi LNG tersebut merupakan terobosan untuk mengoptimakan infrastruktur yang ada di kilang LNG Arun.
Baca juga: Alibaba Berencana Daftarkan Usaha Logistiknya dalam IPO Hong Kong
Terminal Arun memiliki banyak keunggulan antara lain posisinya yang terletak di jalur perdagangan internasional dan hingga saat ini berhasil menerima LNG dari seluruh sumber utama dunia di antaranya Australia, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika. Selama ini, fasilitas LNG Arun digunakan oleh PT Perta Arun Gas sebagai terminal untuk menerima pasokan gas untuk dialirkan ke PLTGU Belawan, industri pupuk, jaringan gas kota, serta pasokan gas untuk kawasan Industri Sei Mangkei di Sumatra Utara. Dengan total pendapatan US$105,9 juta, kini Terminal LNG ini menjadi penggerak roda perekonomian Aceh. (RO/Z-2)
PT Pertamina (Persero) memperkenalkan inovasi digital terbaru dalam pengelolaan perizinan melalui penerapan berbasis teknologi geospasial ArcGIS.
Menghadapi dinamika global, Pertamina komitmen terhadap prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan keberlanjutan jangka panjang.
Pertamina dinilai telah menerapkan tata kelola yang sangat baik dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) sesuai standar ISO 37001:2016.
Pemerintah Kota Sorong menggelar audiensi bersama PT Pertamina guna membahas berbagai isu strategis terkait distribusi dan pengawasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Pertamina dinilai sangat mendukung Kejaksaan Agung dalam melakukan penegakan hukum. Termasuk penetapan status tersangka dan upaya penangkapan M Riza Chalid.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus mengedepankan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam menjalankan operasionalnya.
WAKIL Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengungkapkan pemerintah Indonesia tengah mengkaji tawaran impor minyak mentah dan gas alam cair (LNG) dari Rusia.
Penggunaan LNG sebagai substitusi solar sangat vital lantaran selain memperkuat ketahanan energi nasional, juga signifikan menurunkan impor BBM.
Bahlil menyampaikan, berdasarkan perbincangannya dengan Presiden Prabowo Subianto, belum ada pembicaraan soal mengimpor LNG dari Amerika Serikat.
Defisit pasokan gas terutama di Sumatra bagian selatan hingga Jawa Barat sudah terjadi sejak tahun ini, yakni sebesar 177 juta kaki kubik standar per hari (MMscfd).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dia adalah mantan Business Development Manager Pertamina Edwin Irwanto Widjaja.
Tessa juga menyebut penyidik mendalami cara pikir Pertamina dalam pengadaan LNG yang berujung kerugian ini. Informasi itu diulik dengan memeriksa mantan VP SPBD Pertamina Ginanjar (G).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved