Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan bahan bakar minyak (BBM) subsidi pertalite tidak langsung hilang beredar di tahun depan. Hal ini merespons usulan PT Pertamina (Persero) untuk menghapus BBM dengan nilai oktan (RON) 90 dengan produk BBM terbaru Pertamax Green 92.
"Belum, belum hilang," kata Arifin di Jakarta, Jumat (1/9).
Perihal rencana Pertamina yang akan menjual Pertamax Green 92 yakni campuran pertalite dengan kandungan 7% etanol, Menteri ESDM menyebut hal itu sebagai upaya menghadirkan BBM yang ramah lingkungan dengan meningkatkan kadar oktan dari 90 menjadi 92.
Baca juga: Pertamina: Penghapusan Pertalite Jadi Pertamax Green 92 Masih Usulan
"Bisa pertalite dicampur etanol. Sekarang ini kita tengah fokus menuju green fuel. Seperti program biodiesel 35% atau B35 dan ke depan ada B40," ucapnya.
Namun yang menjadi masalah, produk etanol dari tetes tebu masih diimpor. Pemerintah tengah berupaya untuk memenuhi produk etanol dengan uji coba program bioetanol di lahan milik PT Perkebunan Nusantara atau PTPN di Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Baca juga: Demi Kurangi Polusi, IESR Setuju Pertalite Dihapuskan
"Sementara etanolnya itu kan dari impor, kita belum punya (banyak). Kemarin baru kita lakukan uji coba produksi etanol di Jawa Timur. Sekarang kebun-kebun tebu di Jawa Timur mau diupayakan pakai teknologi dari Brazil untuk produksi etanol," tutup Arifin.
(Z-9)
Pakai jenis BBM yang dianjurkan menjadi salah satu saran yang dianjurkan.
‘SAMPAI kapan negara kuat bertahan menghadapi tekanan harga minyak dunia?’ merupakan sebuah pertanyaan yang selalu muncul di kalangan ekonom dan analis
PENGETATAN subsidi BBM menjadi pintu masuk komitmen pemerintah dalam mendukung net zero emisi karbon. Benarkah?
Polres Jakarta Pusat menyebut terdapat 9 titik lokasi unjuk rasa menuntut penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Jakarta Pusat yang digelar hari ini, Senin (5/9).
Pemerintah Kota Tangerang juga segera mendistribusikan bibit tanaman seperti cabai dan juga tomat untuk ditanam di lahan Kelompok Wanita Tani (KWT) maupun di rumah.
Tarif itu naik sebesar Rp1.500 hingga Rp2.000. Sebelumnya untuk jarak dekat Rp3.000 dan jarak jauh atau sampai dengan tuhuan (sesuai trayek) Rp3.500.
Pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi energi hingga Rp502,4 triliun. Ini bertujuan membantu masyarakat miskin atau tak mampu.
Para tersangka melakukan pelanggaran Pasal 55 Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2021 tentang Minyak dan Gas dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 tahun.
Gubernur Anies menjelaskan bahwa gejolak ekonomi dunia telah berdampak kepada Indonesia yang mengakibatkan keluarnya kebijakan penyesuaian harga BBM.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved