Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ekonomi Jepang Tumbuh 1,5% Kalahkan Ekspektasi

Wisnu Arto Subari
15/8/2023 08:58
Ekonomi Jepang Tumbuh 1,5% Kalahkan Ekspektasi
Pejalan kaki melewati gedung Bank of Japan (BoJ) (belakang kanan) di pusat kota Tokyo pada 28 Juli 2023.(AFP/Richard A. Brooks.)

PEREKONOMIAN Jepang tumbuh 1,5% dalam tiga bulan hingga Juni. Data resmi, Selasa (15/8/2023, itu mengalahkan ekspektasi didukung ekspor yang kuat.

Perkiraan rata-rata untuk pertumbuhan kuartal ke kuartal di ekonomi terbesar ketiga dunia itu mencapai 0,8%, menurut Bloomberg News. Data yang dirilis oleh Kantor Kabinet itu menunjukkan ekonomi tumbuh 6,0% secara tahunan atau lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 2,9%. Ini memberi Jepang pertumbuhan tiga kuartal berturut-turut.

Namun, data tersebut juga menggarisbawahi berlanjutnya pelemahan permintaan domestik karena keluarga berjuang menghadapi kenaikan harga. "Ekspor Jepang telah pulih karena krisis pasokan mereda untuk sektor otomotif sementara depresiasi yen memberikan dukungan," tulis Ryutaro Kono, kepala ekonom di BNP Paribas, dalam catatan yang dikeluarkan sebelum rilis data.

Baca juga: Harga Grosir AS Naik di Juli karena Lonjakan Biaya Layanan

Hiroyuki Ueno, ekonom senior di SuMi TRUST, juga mengatakan permintaan yang terpendam akibat pandemi dan peningkatan investasi modal mendorong perekonomian. "Sektor perhotelan diharapkan tetap menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi karena peningkatan turis," tulisnya dalam laporan jelang rilis data.

"Meskipun jumlah pengunjung yang masuk ke Jepang belum kembali ke tingkat sebelum pandemi, konsumsi per kapita wisatawan selama mereka tinggal di Jepang telah meningkat, sebagian karena yen yang lemah," tulisnya.

Baca juga: Pilot Lufthansa Terima Kenaikan Gaji 18% Sesuai Inflasi

Perekonomian AS, terbesar di dunia, juga melawan ekspektasi perlambatan, meningkat pada kuartal kedua tahun ini, didukung oleh investasi bisnis dan belanja konsumen. Pasar tenaga kerjanya juga tetap kuat.

Kekuatan datang meskipun upaya pembuat kebijakan AS untuk mengurangi permintaan dan mengendalikan inflasi, memicu harapan bahwa kampanye agresif penaikan suku bunga Federal Reserve akan menurunkan kenaikan harga tanpa memicu resesi besar.

Inggris awal bulan ini juga melaporkan pertumbuhan yang lebih baik dari perkiraan. Pertumbuhan ekonominya mencapai 0,2% pada periode April hingga Juni.

Kekhawatiran utama bagi ekonomi global, selain inflasi yang tinggi, tetaplah Tiongkok. Perekonomian Tiongkok menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih lanjut pada kuartal kedua karena data bulan lalu mengungkapkan pertumbuhan meleset dari ekspektasi dan konsumen tetap berhati-hati, menambah tekanan pada para pemimpin untuk meluncurkan stimulus lebih lanjut.

Angka-angka yang mengecewakan mengikuti serangkaian pembacaan di bawah rata-rata yang menunjukkan pemulihan pascacovid-19 sudah keluar jalur dan menyoroti kerja keras yang dihadapi otoritas untuk menghidupkan kembali momentum. Biro Statistik Nasional Tiongkok mengatakan ekonomi nomor dua dunia itu tumbuh 6,3% pada periode April-Juni, lebih cepat dari tiga bulan sebelumnya tetapi jauh lebih lemah dari prediksi 7,1% dalam survei analis AFP. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya