Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PT GTS International (GTSI) diyakini memiliki tingkat profitabilitas menjanjikan. Optimisme itu tercermin dari sisi fundamental yang solid dan teknikal yang berpotensi menguat.
Investment Educator Chartonomi Moehammad Radix Kharisma dalam risetnya menjelaskan, dari sisi fundamental, emiten dengan kapitalisasi pasar Rp822,6 miliar itu berpeluang mencetak pendapatan sebesar US$41,14 juta dan laba sebesar US$3,5 juta. Di sisi lain, GTSI juga dijagokan berkat beban utang, yang menurut pandangan Radix, cukup rendah.
"Mengacu pada laporan keuangan per Maret 2023, total utang jangka pendek perseroan sebesar US$31,7 juta, selisih tipis dibandingkan ekuitasnya yang mencapai US$59,8 juta, sehingga Debt Equity Ratio (DER) perseroan sebesar 98,9%," ujar Radix melalui keterangan tertulis, Kamis (20/7).
Baca juga: Milik Cadangan Lahan Besar, LPKR Siapkan Pengembangan Properti Jangka Panjang
Kemudian dari sisi aset fisik, GTSI telah mengendalikan aset lancar sebanyak US$ 42,6 juta ditunjang dengan kepemilikan aset lain dan investasi jangka panjang sebesar US$ 76,3 juta.
Radix juga melihat Price Earning Ration (PER) GTSI dalam poisisi yang kuat. "PER GTSI tergolong yang terendah di industri sebesar 15,07, atau di bawah induk usahanya, PT Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) sebesar 29,7," tuturnya.
Baca juga: Tersisa 10 Hari, Begini Cara Tebus SLIS-R
Atas dasar analisa itu, Radix memproyeksikan, harga saham GTSI berpotensi menembus harga fair value di level Rp263,48 per saham dari posisi sekarang Rp52 per saham. Proyeksi penguatan juga didukung kinerja harga saham perseroan yang cenderung bergerak stabil selama tiga bulan terakhir.
“Termasuk margin keuntungan yang meningkat seiring dengan membaiknya kinerja perusahaan yang dapat memperkuat sisi fundamental. Katalis lainnya, GTSI juga tidak memiliki ekuitas pemegang saham negatif,” imbuh Radix.
Analis teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga menjagokan saham GTSI untuk dikoleksi para investor. Pasalnya, ia mencermati, pergerakan saham perusahaan pada perdagangan Kamis (20/7) mampu berada di atas SMA5 dan cenderung sideways dengan volume yang tidak begitu besar.
“Selama masih mampu bertahan di atas SMA5, GTSI berpeluang menguat untuk menguji resistance terdekat di Rp53. Apabila mampu menembus Rp53 disertai dengan volume yang besar, GTSI berpeluang menguji rentang area Rp56-Rp60,” ucapnya. (RO/Z-11)
Obligasi ini dijamin sepenuhnya, tanpa syarat, dan tidak dapat dibatalkan oleh CGIF selaku lembaga penjamin kredit dengan kekuatan finansial tingkat tertinggi (idAAA/stabil).
Permintaan terhadap solusi digital semakin meningkat, terutama pada layanan seperti cloud computing, keamanan siber dan AI.
SMIL menargetkan kenaikan omzet antara 20%-25% dibandingkan dengan 2024 yang melampaui target perseroan sebesar Rp360 miliar.
Implementasi Good Corporate Governmen turut berkontribusi dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif di Indonesia.
PT OCBC Sekuritas Indonesia, anak perusahaan dari OCBC Bank meraih penerima penghargaan The Most Trusted Broker Winner 2024.
Langkah tersebut menindaklanjuti kasus pemecatan lima karyawan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diduga menerima gratifikasi untuk memuluskan emiten agar bisa melantai di bursa.
MENTERI Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman meluncurkan Program RISE To IPO sebagai solusi pembiayaan alternatif bagi usaha menengah.
Merujuk data Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek SMIL pada Mei, investor pemegang saham SMIL naik hingga 3.217 menjadi 9.027 investor dari bulan sebelumnya hanya 5.810 investor.
KINERJA pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan atau pada Senin-Jumat, 16–20 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin 16 Juni 2025, dibuka menguat 10,61 poin atau 0,15% ke posisi 7.176,68.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa per Mei 2025, jumlah investor saham di Indonesia telah mencapai rekor tertinggi, yakni 7.001.268 SID.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved