Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Kepala Bank Dunia Ajay Banga mengingatkan meningkatnya kesenjangan antara negara kaya dan miskin berisiko memperparah kemiskinan di negara berkembang. Hal itu ia sampaikan pada pertemuan menteri keuangan G20 di India, Selasa (18/7).
Menurutnya banyak negara masih belum pulih dari pukulan pandemi covid-19 dan dampak dari perang Rusia di Ukraina, yang memengaruhi harga bahan bakar dan komoditas global. Selain itu, kata dia, perubahan iklim juga berdampak kepada beberapa negara termiskin yang paling rentan.
Dalam pertemuan dua hari yang dihadiri para menteri keuangan dan kepala bank sentral di Gandhinagar, negara bagian Gujarat, India itu, Banga mengatakan "Frustrasi negara-negara Selatan (negara-negara berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin) dapat dimengerti. Dalam banyak hal mereka ikut menyumbang untuk kemakmuran kita."
Apa yang disampaikan pria AS kelahiran India itu maksudnya adalah komitmen bantuan dana yang dijanjikan negara-negara barat kepada mitranya di Asia dan Afrika, untuk membantu mengatasi perubahan iklim.
"Mereka khawatir sumber daya yang dijanjikan akan dialihkan ke rekonstruksi Ukraina. Mereka merasa aturan energi ini tidak diterapkan secara merata, dan mereka khawatir cengkeraman kemiskinan akan semakin berdampak pada generasi berikutnya."
Bank Dunia mengatakan sedang bekerja untuk meningkatkan kemampuan keuangannya, termasuk dengan meningkatkan modal hibrida dari pemegang saham perusahaan multilateral, untuk memacu pertumbuhan dan pekerjaan di negara-negara berkembang.
Lembaga itu mengatakan ekonomi masa depan tidak dapat mengandalkan ekspansi dengan mengorbankan lingkungan. "Sederhananya adalah kita tidak dapat menunda untuk mencegah peningkatan emisi yang mengancam kehidupan kita,” tegasnya.
Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman, mengingatkan para pemimpin dunia tentang tanggung jawab mereka untuk mengarahkan ekonomi global menuju pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.
Delegasi Amerika Serikat mengatakan upaya untuk mereformasi pemberi pinjaman multilateral seperti Bank Dunia dan lembaga regional lainnya dapat menghasilkan US$200 miliar selama dekade berikutnya.
Restrukturisasi Utang
Dalam pertemuan itu, pembicaraan mengenai restrukturisasi utang untuk negara-negara berpenghasilan rendah juga menjadi salah satu fokus pembahasan, tetapi para pejabat mengatakan hanya ada sedikit kemajuan mengenai hal itu.
“Tiongkok, negara ekonomi terbesar kedua di dunia dan pemberi pinjaman utama ke beberapa negara berpendapatan rendah di Asia dan Afrika, sejauh ini menolak formula restrukturisasi utang,“ kata para pejabat.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan lebih dari setengah dari semua negara berpenghasilan rendah terancam gagal melunasi utang luar negeri mereka, yang jumlahnya meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2015.
Yellen mengatakan kesepakatan tentang utang Zambia terlalu lama untuk dinegosiasikan, tetapi dia berharap restrukturisasi utang untuk Ghana dan Sri Lanka dapat diselesaikan dengan cepat.
Pada acara itu, Menteri Keuangan Tiongkok dan India juga bertemu secara terpisah namun mereka menolak berkomentar hasil pertemuan tersebut. (AFP/M-3)
Tetap up-to-date! Ikuti berita terkini yang paling viral dan banyak dibicarakan hari ini. Dapatkan informasi lengkap dan analisis mendalam, lihat selengkapnya!
KETIDAKPASTIAN ekonomi global tidak selalu identik dengan risiko. Hal tersebut salah satunya terjadi pada emas yang mengalami lonjakan harga.
KETIDAKPASTIAN ekonomi global, tekanan geopolitik, hingga tren deglobalisasi terus membayangi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
KETAHANAN ekonomi Indonesia dinilai mulai tergerus, terutama karena dampak dari kondisi ekonomi global yang dalam beberapa waktu terakhir bergerak cukup dinamis.
ANGGOTA Komisi VII DPR RI, Ilham Permana menyatakan keprihatinannya anjlonya manufaktur dan risiko serbuan produk impor.
Kinerja investasi ini juga membawa dampak positif pada penciptaan lapangan kerja, dengan serapan tenaga kerja langsung mencapai 594.104 orang
AWAL April 2025, Bank Dunia melalui Macro Poverty Outlook menyebutkan pada tahun 2024 lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.
Di balik status Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah ke atas, Bank Dunia mengungkapkan fakta mencengangkan: 60,3% dari total populasi Indonesia hidup dalam garis kemiskinan
Indonesia diproyeksikan hanya memiliki pertumbuan ekonomi rata-rata 4,8% hingga 2027. Adapun, rinciannya adalah 4,7% pada 2025, 4,8% pada 2026, dan 5% pada 2027.
Reformasi struktural untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas, di samping kehati-hatian fiskal dan moneter, merupakan kunci untuk memajukan agenda pertumbuhan pemerintah.
Pengurusan izin usaha di Tanah Air masih membutuhkan waktu hingga 65 hari. Berbeda jauh dengan negara-negara maju dalam memproses izin bisnis.
Bank Dunia (World Bank) mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat sebesar 5,03% pada 2024 mencerminkan pertumbuhan yang stabil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved