Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Negara-negara Kaya Diingatkan Dampak Revolusi Kecerdasan Buatan pada Pasar Kerja

Adiyanto
12/7/2023 14:13
Negara-negara Kaya Diingatkan Dampak Revolusi Kecerdasan Buatan pada Pasar Kerja
ilustyrasi: AI for Good Global Summit yang digelar di Jenewa, 7 Juli 2023(Fabrice COFFRINI / AFP)

Perkembangan pesat Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di berbagai sektor telah menimbulkan kekhawatiran bahwa teknologi itu dapat menggantikan seluruh sektor tenaga kerja melalui otomatisasi.

Dalam laporannya baru-baru ini, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengingatkan negara-negara terkaya di dunia segera bersiap menghadapi dampak revolusi kecerdasan buatan ini.

Dalam Prospek Ketenagakerjaan 2023, OECD mengatakan, sejauh ini hanya ada sedikit bukti dampak negatif yang signifikan terhadap ketenagakerjaan dari AI.

"Sementara adopsi AI masih relatif rendah, kemajuan pesat, penurunan biaya, dan meningkatnya ketersediaan pekerja dengan keterampilan AI, menunjukkan bahwa ekonomi negara-negara OECD mungkin berada di ambang revolusi AI," kata laporan itu, seperti dikutip AFP, Rabu (12/7).

“Walaupun ada banyak manfaat potensial dari AI, ada juga risiko signifikan yang perlu segera ditangani,”  kata laporan itu lagi.

Organisasi internasional dan berpengaruh ini memiliki 38 negara anggota mulai dari Australia hingga Inggris, Kanada, Jerman, Jepang, Meksiko, dan Amerika Serikat.

OECD mengatakan penting untuk mengumpulkan data yang lebih baik tentang serapan dan penggunaan AI di tempat kerja, termasuk pekerjaan mana yang akan berubah, dibuat atau dihilangkan, dan bagaimana kebutuhan keterampilan manusia bergeser.

“Penggunaan AI umumnya terkonsentrasi di perusahaan besar yang masih bereksperimen dengan teknologi baru, dan banyak yang tampaknya enggan mengganti staf,” tulis Stefano Scarpetta, direktur OECD untuk urusan ketenagakerjaan dan sosial, dalam sebuah tanjuk rencana,

“Namun, juga jelas bahwa potensi substitusi tetap signifikan, menimbulkan kekhawatiran akan penurunan upah dan kehilangan pekerjaan.”

OECD mengatakan AI memiliki potensi untuk meningkatkan keselamatan di tempat kerja dengan mengurangi tugas yang membosankan atau berbahaya dan menghasilkan upah yang lebih tinggi bagi pekerja yang keterampilannya melengkapi teknologi.

Tapi itu juga bisa meninggalkan pekerja dengan lingkungan kerja yang bergerak lebih tinggi dan mengurangi upah bagi mereka. "Mereka akan terjepit dalam pembagian tugas yang berkurang karena otomatisasi,” sebut laporan itu. (M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya