Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cadangan Devisa Semakin Turun, Mendekat Level Akhir Tahun 2022

Fetry Wuryasti
07/7/2023 15:57
Cadangan Devisa Semakin Turun, Mendekat Level Akhir Tahun 2022
Ilustrasi cadangan devisa negara(AFP)

Bank Indonesia mencatat cadangan devisa turun sebesar US$1,8 miliar menjadi US$137,5 miliar pada Juni 2023 Juni dari posisi di bulan Mei 2023 yang berada di level US$139,3 miliar. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan cadangan devisa diantisipasi akan bertahan pada tingkat yang masih memuaskan.

“Sesuai proyeksi kami, perkiraan cadangan devisa akan berjumlah sekitar US$135 – 155 miliar pada akhir tahun 2023 (vs. USD137,2 miliar pada tahun 2022),” kata Faisal, Jumat (7/7).

Hal ini berpotensi untuk meningkatkan stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS di tengah ketidakpastian global yang meningkat.

Baca juga: Dipakai Bayar Utang, Cadangan Devisa Indonesia Tergerus 1,8 Miliar Dolar AS

“Kami memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS akan menetap di sekitar Rp4.864 per Dolar AS pada akhir tahun 2023 (dibandikan Rp15.568 pada tahun 2022),” kata Faisal.

Pola musiman peningkatan pembayaran dividen dan kupon investasi portofolio kepada nonresiden di kuartal II-2023, juga mulai mereda, sehingga mengurangi tekanan pada kondisi cadangan devisa.

Baca juga: Jawa Timur Punya 102 Desa Devisa, Terbanyak di Indonesia

Dedikasi pemerintah yang tak tergoyahkan untuk mempromosikan hilirisasi sumber daya alam menjanjikan untuk menarik investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia.

Selain itu, inisiatif-inisiatif yang ditujukan untuk mempertahankan penerimaan ekspor dari sumber daya alam, seperti penggunaan term deposit (TD) valuta asing yang disediakan oleh Bank Indonesia, menjadi salah satu langkah untuk mencegah pengalihan aset ke penempatan luar negeri.

Di sisi lain tekanan global kembali menggelora, namun ketahanan sektor eksternal Indonesia diperkirakan tetap terpuji.

“Kami mengantisipasi pergeseran current account balance (CA) menuju defisit yang terkendali sekitar -0,65% dari PDB pada tahun 2023 (vs surplus 0,99% dari PDB pada tahun 2022),” kata Faisal.

Defisit curret account (neraca transaksi berjalan/ CA) diproyeksikan tetap dapat dikelola karena lebih rendah dari 3% dari ambang batas PDB. Hal ini menunjukkan bahwa CA masih dalam kondisi yang kuat.

Penurunan CA terutama disebabkan oleh moderasi pertumbuhan ekspor yang dipicu oleh penurunan harga komoditas akibat melemahnya permintaan global di tengah berlanjutnya tekanan inflasi dan berlanjutnya kenaikan suku bunga kebijakan.

Sementara itu, impor berpotensi menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat dibandingkan dengan ekspor sebagai hasil dari pemulihan permintaan yang berkelanjutan, didukung oleh mobilitas yang membaik dan tingkat inflasi yang terus menurun.

Potensi risiko, yang timbul dari sikap moneter bank sentral utama global yang lebih hawkish di tengah berlanjutnya inflasi global, dapat meningkatkan ketidakpastian dan memicu sentimen penghindaran risiko di pasar portofolio.

Dengan demikian, hal ini dapat menimbulkan hambatan bagi arus masuk modal ke pasar obligasi dan pasar saham.

Tapi kabar baiknya adalah bahwa tingkat inflasi tahunan terus menurun ke level terendah 14 bulan di 3,52% yoy di Juni 2023, kembali ke dalam kisaran target 2 – 4% untuk bulan kedua berturut-turut.

“Hal ini dapat memastikan terpeliharanya selisih yang menguntungkan antara suku bunga nominal dan tingkat inflasi, sehingga instrumen keuangan Indonesia tampak relatif lebih menarik dibandingkan dengan negara lain, sehingga menarik aliran masuk modal sampai taraf tertentu,” kata Faisal. (Try)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya